Bab 45

5.7K 1K 327
                                    

Oke aku jelasin dikit tentang part sebelumnya.

Jujur, aku bingung kenapa kalian bingung karena itu udah jelas banget.

Guru sekolah Aji ada yang gak jago Bahasa Inggris? Kok bisa?

Perlu diingat kalau sekolah Aji yang sekarang bisa dibilang biasa banget. Wajar gurunya gak jago bahasa asing. Gak jago bukan berarti gak bisa, ya.

Apalagi Aji kosa katanya banyak banget, dia dari dulu kan sekolahnya internasional di mana semuanya pake bahasa asing. Bisa dibilang, dia kena culture shock.

Makanya dia waktu panik kemarin, mendadak gak bisa Bahasa Indonesia gitu guys. Jujur kalau dijelasin jadi gak seru sih wkwkwk.

Terus yang tangannya Fiqa berdarah. Padahal aku udah jelasin kalau posisinya Fiqa ngeliat Mel sama Aji yang lagi nangis bareng terus Fiqa mengepalkan tangannya dengan erat jadi telapak tangannya berdarah karena kuku.

Kok bisa berdarah?

Ya bayangin aja sekuat apa dia ngeremas tangannya sendiri karena ikut merasakan sakit waktu inget masa lalu.

Aku bingung sih, apa bahasa aku yang terlalu berat atau gimana? Tolong komen yaa. Supaya aku bisa memperbaiki diri ke depannya.

Soalnya aku ngerasa tulisan-tulisanku pake bahasa yang mudah dimengerti karena target aku adalah temen-temen ngebaca tulisan aku di waktu santai, jadi gak perlu mikir artinya apa hehe.

Selamat membaca guys. Jangan lupa komen yang banyakkk hahaha aku suka bacain komen-komen lucu kalian.

Terus kalau mau posting di instagram, jangan lupa tag aku di aay.yu (pake titik di tengah yaa, jangan salah).

***

Jadwal ujian di sekolah Aji telah usai. Kemarin, ia baru saja menyelesaikan ujian susulan. Tanpa menunggu hari pembagian rapor tiba, anak lelaki itu telah pergi bersama dengan anggota keluarga intinya menuju Australia.

Meski hari wisuda Qila diadakan setelah tahun baru, ia dan keluarga memutuskan untuk berlibur dan membantu kakak pertamanya itu untuk menyiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan wisuda.

"Kak, acaranya megah banget, ya?" tanya Aji ketika baru saja turun dari pesawat.

"Mungkin. Kata Qila, nanti dia mau nyanyi. Terus temen-temen dia yang nge-YouTube bareng lulus tahun ini juga. Jadi, pihak kampus semacam ngadain pesta karena mereka termasuk YouTubers sukses dan mengharumkan nama kampus juga."

"Wow, mini concert." Aji tersenyum bangga.

Setelah mengambil koper, Fiqa melangkah lebih dulu. Di belakangnya, ada Aji dan kedua orang tuanya yang mengikuti kemana langkahnya pergi.

Fiqa selalu memiliki insting kuat tentang Qila, termasuk di mana saudara kembarnya itu saat ini berada. Benar saja, tak butuh waktu lama untuknya menemukan Qila yang kini sedang berdiri dengan sebuah botol air mineral di tangannya.

Senyumnya merekah, senang. "QILA!" Kakinya pun berlari cepat.

Keduanya berpelukan sangat erat. Seolah sudah lebih dari satu dekade tidak bertemu meski faktanya, keduanya baru saja bertemu bulan lalu.

"Kamu sendirian?" Fiqa memerhatikan sekitar.

"Kaela!" Aji ikut memeluk sang kakak.

Gio dan Mel mengecup Qila sekilas.

Gadis itu menoleh ke arah kanannya, melambaikan tangan dan sedikit berteriak, "Hei, Cole!"

Seorang lelaki berambut kecoklatan dengan bola mata berwarna hijau muda itu tersenyum, berjalan menghampiri.

WasanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang