Bab 23 (2)

12.4K 1.3K 432
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Membaca pesan masuk dari keluarganya, Aji pun menatap amplop yang di atasnya bertuliskan nama Gio

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Membaca pesan masuk dari keluarganya, Aji pun menatap amplop yang di atasnya bertuliskan nama Gio.

"Apa katanya, Ji?" Damar terlihat penasaran.

"Buka aja." Aji menunjukkan ekspresi tak yakinnya.

"Kalau udah disetujuin ortu lu, buka aja."

Jemari Aji mulai membuka perekat amplop secara perlahan.

Diambilnya secarik kertas yang terlipat dari dalam amplop.

"Ini." Tangannya menunjukkan isi surat kepada Damar yang duduk di hadapannya.

Setelah membaca kalimat yang tertulis di bagian paling atas, Damar memperhatikan Aji. Temannya itu kini memasang raut bimbang.

 Temannya itu kini memasang raut bimbang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
WasanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang