![]()
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
![]()
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
![]()
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain. Membaca pesan masuk dari keluarganya, Aji pun menatap amplop yang di atasnya bertuliskan nama Gio.
"Apa katanya, Ji?" Damar terlihat penasaran.
"Buka aja." Aji menunjukkan ekspresi tak yakinnya.
"Kalau udah disetujuin ortu lu, buka aja."
Jemari Aji mulai membuka perekat amplop secara perlahan.
Diambilnya secarik kertas yang terlipat dari dalam amplop.
"Ini." Tangannya menunjukkan isi surat kepada Damar yang duduk di hadapannya.
Setelah membaca kalimat yang tertulis di bagian paling atas, Damar memperhatikan Aji. Temannya itu kini memasang raut bimbang.
![]()
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
![](https://img.wattpad.com/cover/163374580-288-k481555.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Wasana
Teen Fiction[DIIKUT SERTAKAN DALAM MARATHON WRITING MONTH NUSANTARA PEN CIRCLE 2021] Aji tumbuh menjadi anak lelaki tunggal yang sangat mengagumi sang ayah. Mulai dari makanan kesukaan hingga gaya berpakaian. Meski sering berbeda pendapat, baginya sang ayah me...