09

8.5K 961 10
                                    

Haiiii

Langsung baca skuy!

Jgn lupa votenya. . .

Selamat membaca:)

DISISI lain, ketiga sahabat Anatha sedang berlarian mengejar bus. Mereka ketinggalan bus karna sibuk berdebat dengan siswi dari sekolah lain yang sedang membolos.

"Ih, gara-gara Tara nih kita ketinggalan.. Hosh, hosh, hosh." ucap Lisya dengan nafas terengah-engah.

"Udah, hosh... kita, hosh... Duduk dulu disitu, hosh." ucap Rena yang dadanya sudah sesak.

Ketiga gadis itupun duduk di bangku dekat trotoar. Tara mengipasi wajahnya dengan tangannya, sedangkan Lisya dan Rena sedang mengatur nafas mereka.

"Jadi... Gimana? Mau naik angkot?" tanya Tara yang tubuhnya sudah merinding.

Sejujurnya ketiga gadis itu termasuk Nasya dulu sangat tidak menyukai angkot, apalagi bus kota, namun jika bus sekolah mereka masih tetap mau naik, karna tidak terlalu banyak siswa-siswi yang menaiki bus sekolah.

Ya kan sekolah elite, pasti banyak diantara mereka menggunakan mobil mewah.

"No! Kita naik taksi aja!" ucap Lisya.

"Gue setuju!" celetuk Rena.

Tara pun berdiri, bersiap mencari taksi. Dan ya! Ada satu taksi yang terlihat ditengah kemacetan ibu kota.

"Gak pake ojek aja? Ini macet parah loh, nanti bisa-bisa kita telat." ucap Rena menatap jalanan yang sangat padat.

"Iyuuuwwh, ogah! Taksi aja udah, kalau telat ya nanti bolos, gampang yekan." ucap Lisya dengan gaya rempong nya membuat Rena memutar bola mata malas.

"Taksinya dah ada tuh, kuy masuk!" celetuk Tara, kedua gadis yang duduk dibangku itupun bangkit dan menyusul Tara yang sudah memasuki taksi.

Setelah semuanya sudah masuk, taksi pun berjalan pelan, karna macet parah.

"Ck, gaada jalan pintas ya pak?" tanya Lisya.

"Ada kayaknya neng, tapi sepertinya lagi ada perbaikan jalan." sahut sopir taksi tersebut.

Lisya berdecak malas.

"Lama kalau gini mah, gausah sekolah deh!" ucap Lisya dengan bibir mengerucut.

"Iya juga, mending kita jenguk Anatha aja!" usul Tara.

Lisya dan Rena kompak menggeleng tegas.

"Pasti kita dimarahin papa Deri nanti kalau tau kita bolos!" ucap Rena.

"Nanti juga kalau papa Deri ngadu ke ortu kita kan makin panjang urusannya." ucap Lisya dengan bibir mengerucut.

"Iya juga sih." sahut Tara yang kemudian menyenderkan tubuhnya di sandaran kursi penumpang.

"Udah terima aja kalau kita dihukum ntar." celetuk Rena yang tampak santai.

Kedua gadis disamping Rena itu kompak menghela nafas berat.

ANATHA [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang