33

2.6K 345 28
                                    

Haii

Janlup vote yaa man teman

Happy Reading 📖

Setelah bel pertanda pulang berbunyi, Anatha langsung berpamitan kepada Tara dan Lisya untuk pulang duluan, ditengah perjalanan ia mendapati Gavin yang juga berjalan kearahnya.

Anatha memasang senyum lebar begitupun Gavin.

"Mau sekarang?" Gavin bertanya dan langsung diangguki oleh Anatha.

"Eh iya tha, gue baru inget." ucapan Gavin membuat Anatha menghentikan langkahnya dan menatap Gavin penuh tanya tanya.

"Apa?"

"Tadi kan gue iseng nanya tentang orang yang pernah lo bully kan sama temen sekelas gue, nah dia bilang dua orang yang lo bully itu ternyata udah pindah waktu lo dinyatakan koma dulu." jelas

Mendengar informasi itu Anatha berdecak, ia memijat keningnya pusing, hatinya belum tenang kalau ia belum meminta maaf kepada semua korban bullying Nasya.

"Terus gimana?" Anatha menatap Gavin dengan raut lesunya.

Gavin menghela nafas kemudian menepuk bahu Anatha dua kali.

"Yaudah lain kali kita cari keberadaan mereka ya, sekarang kita beralih ke tujuan lo yang mau nemuin pelatih?"

Anatha mengangguk pasrah kemudian berjalan dan diikuti oleh Gavin yang menjajarkan langkah dengan Anatha.

Saat hampir sampai di parkiran, keduanya melihat gerombolan anak Rextrize sedang berkumpul, melihat itu membuat Anatha menghela nafas.

"Motor lo dimana ven?"

"Disana," Gavin menunjuk sebuah objek berupa motor sport berwarna hitam hijau yang letaknya berada sangat dekat dengan posisi berkumpulnya anak Rextrize.

"Kenapa tha?" lanjut Gavin bertanya.

Anatha menggendikkan bahunya.
"Gue gak mau ketemu mereka aja." kata Anatha.

Gavin mengangguk mengerti.

"Umm gimana kalau lo duluan ke depan, terus gue ngambil motor?"

Anatha langsung menyetujui ucapan Gavin, kemudian gadis itu melangkah keluar gerbang dengan mengendap-endap agar tak terlihat oleh anak Rextrize, karna gerbang utama sekolah dan parkiran sekolah letaknya  searah jadi Anatha harus mengendap-endap dengan bantuan pohon atau tanaman besar untuk menghalangi penglihatan mereka.

***

Seorang pria menyesap coklat panasnya dengan mata memandang kearah luar jendela besar didalam ruangan kerjanya, di belakangnya ada asisten pribadinya yang selalu setia mengikutinya.

"Apakah asisten Alexis sudah kau hubungi?"

"Sudah tuan, sesuai perintah anda."

"Haha bagus, apa respon mereka?"

"Kata asisten tuan Alexis, mereka akan mempertimbangkan tawaran Anda tuan."

Pria itu tersenyum.

"Kerja bagus." pria itu kembali menyesap coklat panasnya.

"Aku yakin dia tak akan menolak, kau tau sendiri aku mempunyai lebih banyak anak buah dibandingkan dia." ujar pria itu percaya diri.

"Benar tuan Alion." asisten cantik itu membenarkan ucapan tuannya.

"Ah, apakah sahabatku Leon akan datang hari ini?" Alion, pria yang rambutnya sudah mulai memutih itu membalikkan badannya dan menatap asistennya dengan wajah penuh tanda tanya.

ANATHA [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang