19

5.4K 590 19
                                    

[I always thank people who have taken the time to press the vote button... always healthy y'all😊😉]

Buat silent Readers, makasih juga udah mau nambahin viewers cerita ini:)

Happy Reading 📖

Anatha menghentikan langkahnya saat bahunya dipegang dari belakang, dengan cepat Anatha berbalik dan melepaskan pegangan itu secara paksa.

"Siapa?" tanya Anatha dingin pada seseorang yang lancang menyentuh bahunya, terlebih yang menyentuh adalah seorang laki-laki.

Laki-laki yang tampak seumuran dengan Anatha itu meringis tak enak sambil menggaruk tengkuknya, Anatha menatap laki-laki itu heran.

"Ehm... Maaf sebelumnya udah bikin lo risih, tapi gue cuma mau nanya ruangan melati nomor 45 di lantai berapa dan sebelah mana ya?" tanya laki-laki itu membuat Anatha mendelik.

"Ya mana gue tau, gue itu pengunjung disini, kenapa lo berpikiran kalau gue tau ruangan yang akan dituju lo? Lo gak liat pakaian gue yang santai gini?" cerocos Anatha memperlihatkan pakaiannya dan kemudian menatap lelaki itu aneh.

Laki-laki itu tampak bungkam dan matanya melirik ke kanan dan kekiri, yang berarti laki-laki itu sedang mencari alasan untuk berbohong lagi.

"Lo mau nge hipnotis gue ya?!" pekik Anatha setelah beberapa saat menghening. Tanpa aba-aba, laki-laki misterius namun tampan itu berlari dengan cepat, Anatha melihat itu hendak berlari namun dering ponsel membuat ia mengurungkan niatnya.

Dan ternyata pesan dari kembarannya.

Kamar rawat Zidan ternyata letaknya hanya beberapa langkah kaki saja dari tempat Anatha berdiri. Anatha tersenyum saat melihat plang nama ruangan vvip yang ditempati Zidan.

Dengan langkah ceria Anatha menghampiri ruangan itu, namun saat akan masuk Anatha mendengar ucapan Ananta yang seperti sedang berbicara sendiri.

Anatha memutuskan untuk mendengarkan ucapan Ananta dari luar.

Hingga pada saat Ananta tidak mengatakan satu patah katapun, Anatha menunduk dan bulir bening menetes dari pelupuk matanya.

"Nyesel ya? Tempat kamu bukan disini sih seharusnya, tapi karna kamu menuruti apa yang dikatakan jiwa egois itu membuat kamu terjebak di tubuh gadis itu sampai akhir hayat kamu." celetuk seseorang yang duduk di sebuah kursi penunggu pasien.

Anatha sontak menoleh dan menemukan seorang nenek tua yang juga menoleh menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan.

Nenek itu berdiri dan melangkah kearah Anatha dan mencekal pergelangan tangan Anatha membuat Anatha merasa sedikit kesakitan karna cekalan yang begitu kuat.

"Ikut saya!" ucap nenek tua itu dengan kilat merah di matanya membuat Anatha tersentak dan bergetar ketakutan.

"A-anda sebenarnya siapa?" tanya Anatha takut.

Nenek tua itu menghiraukan ucapan Anatha dan beralih terus menyeret Anatha seperti seorang ibu yang memaksa anaknya untuk pulang bermain.

Dan ternyata nenek tua itu membawa Anatha di rooftop rumah sakit, tatapan nenek itu membuat Anatha ketakutan, apalagi ucapan nenek itu yang mengatakan bahwa ia tidak seharusnya disini.

ANATHA [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang