37

1.9K 303 20
                                    

Happy Reading 📖

Daniel terkekeh pelan melihat guratan bahagia dari wajah seseorang di depannya, tangannya bergerak maju dan mengusap pipi  seseorang di depannya itu.

"Lo kayaknya bahagia banget hm?"

Gadis itu menatap Daniel malas.

"Tentu gue bahagia dong," balas gadis itu sambil mengusap punggung tangan Daniel yang masih memegang pipinya.

"Oh iya, lo belum balas pertanyaan gue," ucap gadis itu santai.

Daniel menatap gadis itu dengan guratan penuh tanda tanya.

"Kenapa lo mau nurutin yang gue perintahin? Bukannya lo paling nurut ya sama paman gue?"

Daniel tersenyum tipis.

"Karna hati gue mengatakan buat mempercayai lo ren, daripada kakek tua itu."

"Lagipula... Gue udah mulai tertarik sama lo, Rena," lanjut Daniel sambil tersenyum menggoda kearah gadis yang tak lain adalah Rena.

Rena mendelik sambil melepaskan tangan Daniel dari pipinya.

"Lo masih bocil anjir."

Daniel memutar bola matanya malas.

"Tahun lahir kita sama btw, malah duluan gue." ucap Daniel sambil tersenyum miring membuat Rena kehilangan kata-kata.

"K-kok?"

"Gue sama lo, temen lo, bahkan kakak gue seumuran. Mau tau kenapa?" Rena mengangguk cepat.

Daniel tersenyum kecil.

"Karna gue sama kakak gue itu bukan saudara kandung, Raisha... Dia anak adopsi dari panti Asuhan, dan nyokap gue sengaja masukin dia lebih dulu ke sekolah daripada gue biar Raisha percaya kalau gue itu lebih muda darinya."

Rena mengangguk paham.

"Wah, rumit ya?"

Daniel mengangguk kecil.

"Bahkan dia lebih disayang daripada gue," ucap Daniel tersenyum getir.

Rena hanya diam mendengar apa selanjutnya yang akan Daniel katakan.

"Waktu dia nangis padahal gue gak salah tetep aja gue yang kena marah, waktu dia gak sengaja ngilangin barang nyokap, gue juga yang disemprot, sedangkan dia? Malah gak disalahin sama sekali! Dan puncak yang bikin gue benci kuadrat sama tuh cewek adalah... Waktu dia sengaja ngelempar guci ke kepala cewek yang dulu adalah sahabat baik gue," lanjut Daniel yang langsung membuat Rena membungkam mulutnya.

"W-What?! Raisha segila itu?"

Daniel menatap Rena lekat lalu mengangguk.

"Hm, gara-gara sahabat gue waktu itu dia kepleset, nah gue mau bantuin, eh dia iseng narik gue kebawah, otomatis tubuh gue diatas tubuh dia dong?" ucap Daniel.

"Iya juga sih, ambigu." Rena bergidik ngeri membayangkannya.

"Lalu, waktu gue udah berdiri dan sahabat gue mulai akan berdiri, kepalanya udah pecah akibat lemparan guci mahal milik mama gue." Rena melongo menatap Daniel yang memancarkan raut biasa saja, namun Rena tak percaya akan raut yang ditampilkan oleh Daniel itu, cowok itu menyimpan luka sendirian membuat Rena tak tega melihatnya.

"Lo suka sama sahabat lo sendiri?"

Daniel menatap Rena lamat.

"Iya, bahkan gue mencintainya."

Ucapan Daniel membuat Rena terdiam.

"Tapi sekarang perasaan itu udah mulai memudar, dan tergantikan oleh perasaan baru yang belakangan ini baru gue sadari."

ANATHA [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang