31

2.6K 324 12
                                    

Haloo!

Terimakasih buat yang sudah baca, vote, komen, dan follow akun saya, terimakasih banyak🙏

^Janlup Vote part ini juga yaa^

📖Happy Reading 📖

Tas ransel berwarna merah maroon miliknya ia sampirkan ke kedua bahunya, setelahnya ia mencondongkan badannya ke depan dan berpamitan kepada seorang pria paruh baya yang merupakan ayah kandungnya.

"Aku berangkat ya pah, nanti aku pulangnya bareng abang aja." ucap Anatha setelah mengecup punggung tangan pria paruh baya itu.

Derion mengangguk sambil tersenyum, kemudian tangannya bergerak mengacak rambut Anatha lembut membuat Anatha tersenyum manis mendapat perlakuan seperti itu.

"Belajar yang benar, nanti kelak biar bisa membanggakan mamah sama papah."

"Siap pah!"

"Oh iya, uang kamu masih ada kan? Mau papah transfer?"

"Masih banyak pah, kemarin dikasih mama hehe."

Derion tersenyum kemudian mengangguk.

"Yaudah gih masuk, jika butuh sesuatu hubungi papah ya."

"Oke pah!" Anatha kemudian bergerak membuka pintu mobil lalu menutupnya, tangannya melambai seiring mobil Derion melaju pergi.

Anatha menghela nafas lalu melangkah memasuki sekolahnya yang terlihat bagus dan menarik dari luar, kalau kata Tara "vibes sekolah kita kayak sekolah di drakor-drakor gitu ye.".

Saat sedang enak-enaknya menikmati udara yang begitu segar karna belum banyak siswa yang berangkat, dirinya dikejutkan oleh suara motor sport yang digeber-geberkan.

Dengan wajah tertekuk kesal Anatha memutar badannya dan menatap gerombolan geng yang katanya sangat terkenal itu.

Beberapa siswi mendekati gerombolan yang diidam-idamkan wanita itu, mereka berteriak histeris seperti bertemu dengan artis yang sangat terkenal.

Dari kejauhan, Anatha menggeleng-gelengkan kepalanya heran, menurutnya teman-teman kembarannya itu tak ada yang menarik matanya, ya ada sih tapi ia tahan.

Anatha masih belum melupakan apa yang teman-teman Ananta itu lakukan pada Nasya dulu, mereka selalu merendahkan Nasya seolah Nasya itu manusia tak punya hati yang tidak bisa merasakan sakit hati jika direndahkan oleh mereka.

Mengingatnya saja membuat Anatha ingin memotong tubuh mereka. Ah lupakan! Anatha kini memutuskan untuk melanjutkan jalannya saja.

"Beb, lu tau gak, kak Ardhan sama kak Ghea katanya udah putus loh." Anatha menghentikan langkahnya, matanya melirik dua orang yang nampaknya tak menyadari keberadaannya, mereka sangat asik membicarakan Ardhan dan Ghea.

Bomat sih, mau putus, nikah, ataupun mati gak peduli deh gue!

Anatha menggerutu dalam hati kemudian memilih melanjutkan jalannya menuju ke kelasnya.

Bruak!

Gadis yang menabrak Anatha karna tak melihat jalan itu menggerutu kesal kemudian mendongak dan menatap Anatha tajam, sedangkan Anatha menatap gadis itu santai.

ANATHA [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang