16

6.5K 671 3
                                    

Vote and comment oke?

I always thank people who have taken the time to press the vote button... always healthy y'all😊😉

🔥Warning! Part panjang!🔥

Happy Reading 📖

Anatha memeriksa ponselnya saat sedang diperjalanan menuju ke pemakaman Ara, karna menurut informasi dari sahabat Ananta, Ara langsung dimakamkan di TPU umum.

Saat membuka WhatsApp, ada pesan masuk dengan nomor yang asing, dan juga pesannya sudah terhapus.

Kening anatha mengerut dalam kemudian tanpa sadar Anatha melamun mengira-ngira siapa orang dibalik nomor asing tersebut, Ananta yang sedang fokus menyetir melirik adiknya yang tampak melamun menatap ponselnya.

"Kenapa tha?" tanya Ananta dengan pandangan fokus kedepan.

Anatha tersadar dari lamunannya lalu menoleh kearah kembarannya sembari senyum tipis.

"Ada nomor gak dikenal ngechat gue bang." ungkap Anatha menatap ponselnya kembali.

"Ngechat apa?"

Anatha menggendikkan bahunya.

"Entahlah, gaada pesannya, udah dihapus." ucap Anatha lalu menghapus nomor tak dikenal itu dari beranda WhatsAppnya.

Ananta melirik ponsel Anatha lalu mengangguk paham.

Dan kini hanya ada keheningan didalam mobil, Anatha yang sedang asik berchatan dengan ketiga sahabatnya, dan Ananta yang fokus menyetir mobilnya.

Ditengah jalan, Ananta menangkap keberadaan orang yang sangat dikenalnya sedang menunduk dan sangat terlihat frustasi.

Ananta menoleh kesamping dimana ada Anatha yang sedang terkekeh-kekeh kecil membaca chat di ponselnya.

Ananta kemudian memutuskan menepi disebrang tempat Ardhan duduk.
"Tha?" panggil Ananta dan Anatha langsung menoleh.

"Ya?"

"Ada Ardhan." ucap Ananta sambil menunjuk keberadaan Ardhan yang sibuk dengan ponselnya.

Anatha mengikuti arah tunjuk Ananta, kemudian Anatha mengangkat bahu acuh.

"Gak peduli sih, ngapain ngurusin dia? Mending kita langsung ke pemakaman Ara aja, pasti Ara udah dimakamin." ucap Anatha dan nada bicaranya sangat ketus.

"Tapi tha—"

"Yaudah kalo mau samperin, sana cepetan, gue gak ikut." ucap Anatha dengan pandangan terarah ke ponselnya.

Ananta mengangguk cepat lalu melepas seatbeltnya kemudian turun dari mobil dan langsung menyebrang jalan menuju ke tempat Ardhan berada.

Setelah Ananta keluar dan menutup pintu mobil, Anatha mengalihkan pandangannya dari ponsel kini kearah kakaknya. Kemudian, Anatha salfok dengan Ardhan yang terlihat sangat cool saat mendongak menatap Ananta.

Anatha meneguk salivanya susah payah, jantungnya berdebar kencang membuat Anatha berdecak lalu mengalihkan pandangannya kearah ponselnya kembali sebelum jantungnya copot.

Disisi lain...

Ananta menghampiri Ardhan yang sedang menunduk dan sesekali membuka ponselnya, dan sepertinya Ardhan belum menyadari keberadaannya.

Kemudian, Ananta pun menepuk bahu sahabatnya itu membuat Ardhan sedikit kaget dan mendongak menatap Ananta dengan raut yang tak bisa dijelaskan.

"Kenapa?" tanya Ardhan sambil menyisir rambutnya ke belakang.

ANATHA [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang