Chapter 27 - Kembali

1.7K 270 12
                                    

20 Tahun Kemudian...

Suasana di kota besar selalu berisik dan juga banyak kendaraan yang berlalu lalang dengan kesibukan mereka masing-masing. Tetapi saat langkah kaki sepatu heels mendekat, semua mata seketika tertuju pada sosok ramping yang berjalan dengan gaun pendek sampai lutut dan bagian dada sedikit terbuka, kulit pucat dan rambut perak berkilau.

Beberapa orang yang melihatnya segera bergosip dengan orang di sisi mereka.

"Dia seorang artis kan?"

"Kulitnya benar-benar pucat."

"Rambutnya itu di warnai atau asli?"

"Terlihat seperti...vampir."

Sosok yang mendengar kata terakhir dari salah satu orang yang sedang membicarakan dirinya, seketika langkahnya terhenti. Dia berbalik melihat ke arah murid perempuan yang tertegun saat melihatnya.

Sosok itu berjalan ke arahnya dan semakin dekat hingga wajah mereka cukup dekat dan hampir terlihat seperti orang yang ciuman. Sosok itu menurunkan kacamata hitamnya sedikit hingga menunjukkan sepasang mata merah darah yang pekat.

"Bingo!"

Setelah mengatakan hal itu dia berbalik pergi dari sana, di sisi lain murid itu seketika sangat kaget dan pingsan di tempat akibat hal itu.

[Host..apa anda tidak terlalu keterlaluan?]

Araya yang mendengar suara sistem yang sudah hampir membuatnya stres karena selalu mementingkan misi untuk di jalankan olehnya. Araya pergi ke sebuah cafe dan memesan satu cappucino and Cap cake strawberry yang lagi diskon hari ini.

Gadis itu naik ke lantai dua dan duduk di kursi dekat pembatas. Sinar matahari yang tidak terlalu terik dan suara berisik di luar membuatnya tersenyum tipis.

Araya baru saja keluar dari tempat persembunyiannya dengan sosoknya yang asli tanpa penyamaran. Tubuhnya terluka parah karena apa yang di tembakkan ke padanya oleh wanita itu adalah peluru khusus yang memiliki racun dan bahan lain yang membuat dia tidak bisa menyembuhkan dirinya dengan bantuan sistem. Dia jatuh koma selama sebulan di bawa tebing yang terdapat aliran sungai yang kuat. Tubuhnya hanyut hingga dia terseret ke pinggiran sebuah gua di bawa jurang.

Araya masuk dalam mode tidak sadarkan diri hingga saat dia bangun. Tubuhnya sudah benar-benar tidak berdaya. Sisa tenaga yang dimiliki olehnya di gunakan dengan susah payah untuk mengaktifkan mode teleportasi. Beruntunglah sistem membawanya ke rumah Alvry.

Alvry yang merasakan orang lain berada dalam wilayahnya segera mengarahkan senapan ke arah Araya yang sudah sangat lemah. Pemuda itu melihat bahwa Araya-lah yang dia temukan, segera dia merawat gadis itu dan membantunya pulih.

Sebagai tanda terima kasih saat terbangun dari komanya. Araya segera membantu Alvry meningkatkan penghasilan yang dimiliki oleh perusahaan pemuda itu menjadi salah satu perusahaan ternama di dunia.

Araya memiliki identitas sebagai adik perempuan yang baru saja kembali dari Kanada. Dengan itu terlihat bahwa Alvry yang menjalankan perusahaan, padahal Araya yang melakukan semua itu.

Hari ini Araya pergi keluar tanpa izin dulu karena terlalu malas untuk menunggu orang itu sampai ke London karena ponsel pria itu tidak bisa di hubungi karena dia ada di dalam pesawat.

"Kepalaku rasanya mau pecah karena dokumen sialan itu!!" Umpat gadis itu yang terlihat wajahnya benar-benar kelelahan.

[Jangan lupa kalau anda melalui mode kekerasan untuk mendapatkan seluruh perjanjian dari para pebisnis lainnya.]

"Sistem, sejak kapan kamu menjadi sangat cerewet?"

[Hiks! Ini semua karena anda tidak menjalankan misi satupun!]

"Aku menjalankan misi yang kau berikan, buktinya tidak ada hukuman dari pihak administrasi, kan."

[Walau begitu...anda jangan lupa bahwa energi yang dikumpulkan semakin sedikit. Tubuh anda hanyalah wadah, dan membutuhkan sumber energi lagi.]

"Hmm...mungkin sudah waktunya bertemu dengan bocah nakal itu." Ucap Araya sambil meminum kopi Pesanan miliknya. "Enak."

[Ternyata walau sudah menjadi Makhluk yang bukan manusia, anda masih bisa merasakan rasa makanan yah...]

"Maksudmu karena aku sudah menjadi Vampir, aku tidak bisa makan manusia lagi? Tentu kamu salah." Ejek gadis itu dengan sinis.

Araya menikmati makan siangnya di cafe beberapa menit sebelum dia mendapatkan panggilan dari Alvry.

(Kamu dimana)

"Luar."

(Dimana asisten yang ku berikan padamu? Kamu meninggalkan dia?)

"Dia lambat. Lagipula aku hanya keluar, aku tidak selemah gadis pada normalnya." Ujar gadis itu tajam.

(...Segera pulang.)

Setelah itu panggilan di matikan. Araya menatap ponselnya dan mendesah frustasi. Alvry Semaki protektif menjaganya sejak dia pulang dengan tubuh penuh darah dari lawannya. Sebelum Araya masuk ke mobilnya, dia sekilas melihat sosok tinggi dengan punggung membelakangi dirinya masuk ke sebuah toko kue.

Pria yang baru saja masuk ke dalam toko, seketika berbalik dan melihat ke arah lokasi gadis itu tadi berada, sayangnya dia sudah menghilang.
"Hm?"








Bersambung....

You Are MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang