Chapter 15 - Misi

3K 414 30
                                    

Araya memeriksa bajunya yang basah sudah hampir kering. Alvian mengajaknya ke atas atap untuk mengeringkan pakaiannya lebih cepat. Keduanya duduk di kursi panjang yang berada di sana.

Saat Araya melihat langit di atas sana. Dia bisa mengetahui keadaan alam semesta di luar sana. Matanya terasa sangat sakit dan langsung dia tutup. Kemampuan dalam tubuhnya mulai meningkat dan kadang sulit di kontrol olehnya.

"Apa Manda dan teman-temannya mencoba menyudutkan kamu?" Tanya Alvian.

Araya tidak terlihat panik ataupun ketakutan. Berbeda dengan orang normal yang biasanya akan sedikit terkejut jika tiba-tiba mendapatkan perlakuan kurang baik di lingkungan sekolahnya, Araya terlihat sangat santai.

"Kamu bisa memberitahuku jika kamu kesulitan." Ucap Alvian lagi.

"Tidak perlu." Araya langsung menolak bantuan pemuda itu. Dia mengambil baju sekolahnya dan berjalan turun kembali ke bawah.

Alvian ingin menghentikan dia tetapi sosoknya sudah lebih dulu menghilang.
"Dia benar-benar aneh."

•••

Tuan Aditya yang berada di dalam sebuah laboratorium rahasia miliknya yang tepat berada di bawah bangunan perusahaannya. Dia sengaja membuat lab rahasia di area perusahaan miliknya untuk menghilangkan kecurigaan orang-orang.

Kali ini dia datang ke lab yang berisi berbagai eksperimen makhluk hidup yang selama 10 tahun ini dia jalankan.

Dokter Jack yang datang dengan beberapa peneliti lainnya, langsung menyapa sang bos mereka.
"Bapak jarang sekali berkunjung. Apa batu ajaib itu sudah di temukan?" Tanya Jack.

Tuan Aditya menggelengkan kepalanya. "Masih belum. Araya itu benar-benar kuat. Bahkan misi apapun yang kuberikan padanya selalu selesai dengan mudah."

"Apa anda yakin batu delima itu ada padanya?"

"Tentu saja aku yakin. Kemampuan bertarung dan bertahan hidupnya bukanlah milik seorang gadis kecil pada umumnya."

"Kenapa anda tidak membius dan membawa dia kemari?"

"Dia itu pintar, Jack. Bahkan obat bius Terkuat tidak akan mempan padanya, kecuali dia terluka sangat parah dan kondisinya lemah."

"Jadi itu alasan anda memberikan dia misi tingkat berbahaya padanya. Anda menunggu dia terluka dan sekarat agar mudah membawanya kemari."

"Betul sekali. Itulah tujuan ku merawat dia dan membunuh kedua orang tuanya saat itu."

•••

Araya kembali ke rumah setelah sekolah usai. Dia menemukan sebuah surat yang di segel dengan cap merah. Saat dia membukanya adalah sebuah surat perintah misi yang baru untuk dia lakukan.

Dia bisa melihat bahwa misi kali ini seperti menyuruh dia untuk mati saja. Pembunuh profesional pun akan sangat sulit menyelesaikan tugas tersebut.

[Persiapan di lakukan!]

[Tugas: Menemukan bunga salju yang berada di lelang yang akan di adakan di Amerika]

[Tingkat kesulitan : A]

Sistem telah selesai memindai misi yang akan di lakukan olehnya. Dia juga menerima pesan dari Kevin yang akan ikut dalam misi ini.

"Dimana Alexi?" Tanya Nyonya Aditya yang melihat gadis itu turun dari tangga. "Kalian tidak pulang bersama?"

Araya berbalik menatap ke arah wanita baya di sofa. "Katanya ada kelas khusus yang akan di lakukannya. Saya juga mau keluar membeli buku pelajaran baru."

"Ah..kalau begitu kamu ambil atm ini." Ucapnya dan memberikan kartu hitam tanpa limit padanya. "Para gadis muda pasti akan suka belanja, kan."

"Terima kasih, Ibu." Araya pamit keluar dengan memakai sepeda listrik yang baru di belikan untuknya beberapa bulan lalu.

Dia langsung keluar dari halaman mansion dan pergi ke pusat perkotaan. Di sana dia singgah ke sebuah toko buku yang cukup besar dan terlihat beberapa orang yang berkunjung. Araya mengunci sepedanya dan masuk ke dalam. Dia pergi ke ruang khusus yang sangat rahasia.

Di dalam ruangan tersebut. Araya menarik salah satu buku dan sebuah pintu rahasia terbuka. Dia langsung masuk ke dalam dan pintu tertutup kembali.




Bersambung...

You Are MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang