Chapter 19 - TEMBAKAN

2.6K 346 24
                                    

Araya kembali ke ruang tamu dan memasukkan bunga salju ke dalam ruang penyimpanan miliknya. Dia menatap anak-anak malang itu, mereka terlihat sangat canggung.

"Jangan berpikir yang aneh-aneh!" Tegur gadis itu. "Sekarang katakan padaku di mana alamat rumah kalian?"

Mereka saling memandang satu per satu dan akhirnya berbicara pada gadis muda di depan mereka.

"Saya dari Filipina."

"Saya dari Korea Selatan."

"Saya dari  Spanyol."

"Saya dari Afrika."

"Kami dari Indonesia." Kedua anak kembar yang terdiri dari dua anak laki-laki kompak berbicara.

Araya langsung berdiskusi dengan sistem di tubuhnya. "Bagaimana dengan memulangkan mereka dengan pintu antar dimensi?"

[Anda yakin? Hal itu akan menguras kekuatan anda!]

"Tidak apa. Buka pintu dimensi dan antar mereka sampai ke pintu rumah mereka dengan aman."

[Perintah di terima!]

Araya kembali memandang mereka dan menepuk bahu mereka satu per satu.
"Kalian akan kakak bawa kembali ke keluarga kalian. Jadi dengar baik-baik ini permintaan kakak pada kalian."

Anak-anak menatap gadis di depan mereka dengan percaya dan setuju dengan cepat, asal mereka bisa pulang ke rumah mereka dan bertemu keluarga mereka kembali.

"Jangan katakan apapun tentang diriku pada Orang Tua, teman ataupun kerabat kalian. Jangan katakan apa yang kalian gunakan dan lalui sampai kalian semua bisa pulang ke rumah. Cukup katakan kalian menemukan jalan pulang setelah tersesat, Oke."

"Kami paham, Kak." Ucap mereka semua kompak.

Sesaat kemudian di hadapan mereka beberapa pintu muncul dan Araya membantu mereka masuk satu per satu ke dalam pintu dimensi. Mereka melambaikan tangan mereka dan juga berterimakasih padanya.

Araya meyakinkan dirinya bahwa anak-anak itu sudah kembali ke rumah mereka dengan aman. Dia berjalan keluar dari ruangan itu dan pergi ke arah lantai paling atas menggunakan lift. Barang yang dia perlukan sudah ada dan sesuai perjanjian Mr.Aditya akan menjemputnya di gedung atas sendiri.

Araya lalu teringat sosok Alexi saat dia berada di dalam lift. Bunga salju berguna untuk menurunkan racun panas sejak zaman cina kuno. Dia tahu bahwa Alexi itu bukan anak kecil normal dan dalam tubuhnya ada sesuatu yang lain.

"Perasaan ku saja ada yang aneh antara ayah dan anak itu..." Gumam gadis itu.

Dia tidak bisa meminta informasi sistem karena sebuah kendala. Seakan informasi itu di kunci secara khusus. Araya kembali sadar dari pikirannya itu lalu berjalan keluar dari dalam lift. Dia menatap pemandangan malam kota yang selalu berisik di malam hari.

Gadis itu menatap bunga salju di tangannya dan memegangnya erat. Saat dia merapikan pakaiannya yang tertiup oleh angin, salju tiba-tiba turun untuk pertama kalinya. Saat dia ingin mengulurkan tangannya untuk meraih kepingan salju yang bersih itu, dari arah belakang seseorang mengarahkan senjata ke arahnya.

{PERINGATAN BAHAYA!!}

"A-Apa?!" Araya berbalik dengan terkejut. Tetapi dia sedikit terlambat. Sebuah tembakan berhasil di arahkan ke arahnya.

Dor!

"Ugh..." Araya jatuh terduduk dengan bahu yang terluka akibat peluru yang berhasil menembus tubuhnya. Kepala gadis itu terangkat hanya untuk melihat orang yang menembakkan peluru itu padanya. "K..Kapten?"

Kevin membelalakkan matanya tidak percaya saat mendengar gadis di depannya yang tidak dia kenal memanggil dia dengan sebutan Kapten yang hanya orang dalam kelompoknya saja yang tahu.

"Siapa kamu?!" Teriaknya pada gadis di depannya. Dia hanya menerima misi membunuh seorang yang akan naik ke atap gedung oleh Bos mereka.

Araya menutup lukanya dan langsung melemparkan dirinya sendiri melompat dari gedung tinggi tersebut. Tubuhnya jatuh dengan kecepatan tinggi, Araya perlahan membuka matanya dan sebuah portal segera muncul di belakang. Tubuhnya masuk ke dalam portal dan segera menghilang dari sana.

Kevin berlari ke arah pinggiran gedung dan mencari keberadaan gadis itu, tetapi tidak ada siapapun yang jatuh dari gedung ini.
"Apa aku berhalusinasi?"



Bersambung...

You Are MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang