Alexi hanya bisa merasakan bahwa hembusan angin menerpa dirinya, tetapi tidak ada suara lain lagi selain itu.
"Buka matamu."
Saat Alexi membuka matanya sesuai perintah gadis itu. Dia melihat bahwa sekarang mereka susah ada di bawah dan duduk di kursi panjang di taman. Alexi tidak menyangka bahwa secepat ini mereka turun, bahkan tidak ada suara-suara yang terdengar, ini sangat aneh.
"Bagaimana kita turun?"
"Turun dengan kaki."
Alexi menggembungkan pipinya marah. "Tidak lucu!"
"Siapa yang melawak? Kita memang turun dengan kaki."
Alexi mendesah dan memilih untuk melihat sekitarnya. Tempat ini sepi dan kurang pengunjung, ini seperti taman yang cukup jauh dari lokasi taman bermain. Araya menyerahkan susu dan roti hangat untuk dia.
"Makan."
"Darimana Kakak membelinya?"
"Saat membawamu kemari."
"Tapi aku tidak mendengar apapun."
"Kamu tidur."
"Tidak...aku jelas hanya menutup mata tadi," ujarnya dengan kening berkerut.
Araya menutup mulut bocah itu dengan menambal kan roti. "Berisik."
"Jahat!"
Alexi makan dengan cemberut. Dia memang lapar karena mereka pergi ke sini tanpa makan. Setelah menghabiskan semua makanan di tangannya, dia menepuk perutnya puas.
"Kenyang? Kita pulang."
Alexi menahan ujung rok gadis itu. "Kenapa pulang?"
Araya menunjuk ke atas langit. "Panas."
"Bisakah kita pergi ke sini lagi?"
"Bisa."
Alexi hanya patuh berjalan kembali ke mobil di luar taman. Di sana Jeson sudah menunggu. Melihat kedatangan keduanya, dia hanya membuka pintu dan menyuruh mereka masuk.
Alexi langsung mengantuk karena kekalahan. Dia dengan mudah tertidur. Gadis itu memasang Aipod miliknya di telinga agar dia tidak mendengar apapun.
Jeson melihat dari kaca spion dan membuka mulutnya. "Kamu tadi melompat bebas, tetapi tidak terluka sedikitpun."
Araya mengangguk tetapi matanya memandang keluar jendela. "Kemampuan khusus."
"Kenapa kamu memiliki kemampuan yang sangat aneh? Jelas kamu hanya anak kecil."
Araya tersenyum dan berbalik menatap langsung mata pemuda itu dari kaca spion. "Aku Spesial"
"Kamu beneran anak kecil?"
"Menurutmu?"
"...aku tidak tahu."
Gadis itu terkekeh mendengarnya. "Kamu hanya perlu tahu bahwa aku berbeda."
Jeson melihat wajah cantik yang akan tumbuh saat dia dewasa nantinya mungkin akan membuat pria manapun tidak bisa mengalihkan mata mereka dari nya, sayangnya gadis ini bukan manusia normal.
Mobil akhirnya sampai di mansion. Araya menggendong bocah itu dengan mudah. Kekuatan di lengannya cukup kuat, dia akhirnya membawanya masuk ke dalam. Jeson mengemudikan mobilnya meninggalkan area mewah itu.
Di ruang tamu sudah ada Tuan Aditya yang baru saja menyimpan koran di tangannya saat melihat kedatangan mereka. Melihat putranya tertidur, dia menyuruh kepala pelayan membawanya ke kamarnya.
Hanya ada Tuan Aditya dan Araya di ruang tamu. Pria baya itu mengeluarkan sebuah dokumen dan menyerahkannya pada gadis itu.
Araya membuka dokumen dan melihat foto seorang wanita yang berusia 50 tahun, tertera di sini bahwa dia bekerja sebagai Pemilik rumah malam dan juga Orang yang memiliki banyak informasi semua kalangan politik dan pengusaha di tangannya.
"Tangkap dan bawa dia padaku."
Araya menaruh dokumen itu kembali dan bangkit. Dia berjalan menaiki tangga ke kamarnya sambil memegang dokumen di tangannya. Di dalam kamarnya, dia membuka lemari dan beberapa pakaian khusus dan senjata sudah tersusun rapi untuknya.
Membuka seragam sekolahnya dan menggantinya dengan pakaian hitam yang elastis. Dia mengambil sebuah botol dengan cairan merah dan mengambil sebuah pistol bius.
Wajahnya di sembunyikan di balik topeng hitam. Setelah persiapan selesai, dia berjalan membuka jendela kamarnya dan langsung melompat turun dengan mudah. Sosoknya bergerak cepat dan menghilang dari sana. Padahal hari masih terang, tetapi tidak ada yang menyadari sosoknya yang bergerak sangat gesit.
Araya tidak mungkin berlari sampai ke lokasi. Gadis itu mengaktifkan teleportasi dan menghilang lagi dengan mudahnya.
Saat membuka matanya lagi. Araya sudah berada di bagian belakang gedung yang berada di tempat paling sudut kota. Gadis itu melompat dengan mudah sampai di lantai 3. Disana dia masuk lewat jendela dan melihat sekitarnya.
Aroma aneh menyebar ke seluruh bangunan ini. Jelas ini aroma Afrodisiak yang kuat dari semua pintu kamar di lorong ini. Bahkan dia bisa mendengar desahan ambigu oleh orang-orang dalam ruangan itu.
"Menjijikkan," umpat gadis itu.
Dia kembali berjalan menuju ruangan targetnya yang berada di ujung lorong sana. Dia sampai disana dan mendengar desahan wanita tua dan seorang pria dari dalam sana. Dia sudah menebak apa yang terjadi dalam ruangan itu tanpa melihatnya secara langsung.
"Aku benar-benar sial hari ini."
Bersambung ....

KAMU SEDANG MEMBACA
You Are Mine
FantasyPria itu Terlalu Gila! Alexi Aditya, seorang bos berat atau tiran menakutkan yang mengikatnya. Alexi selalu berpikir bahwa Ara akan menghilang dan meninggalkannya, jika dia sedikit saja melepaskan ikatannya. **** Ara. Hanya Ara saja. Gadis yang dite...