"Hah...Hah...Hah...." Araya terbangun dengan bahu yang sudah di perban rapi. Lukanya sudah dibersihkan dan di obati dengan baik. Gadis itu melihat dekorasi ruangan yang tidak dia kenali. Tubuhnya juga sudah kembali mengecil.
"Sistem..." Panggilnya.
[Kondisi tubuh anda melemah. Peluru yang di tembakkan adalah peluru yang di rancang khusus oleh badan penelitian Rahasia yang sangat berbahaya.]
"Dimana posisiku sekarang?"
[Anda berada di rumah salah satu Anggota Thunder bernama Alvry!]
Araya perlahan bangun dan berjalan ke arah cermin. Gadis itu melihat lukanya masih mengeluarkan noda darah hanya karena gerakan kecil. Pintu kamar di dorong dari luar dan seorang pemuda dengan rambut pendek sedikit geriting kecoklatan berjalan masuk dengan sebuah gelas air dan obat-obatan.
"Akhirnya kamu sudah bangun juga." Alvry sedikit terkejut dengan kecepatan gadis itu bangun.
"Dimana kamu menemukan ku?" Tanya Araya ke topik utama.
Alvry tidak sedikitpun merasa terganggu dengan sikap dingin gadis itu. Apalagi saat melihat kemampuan bertarung dan bertahan hidupnya yang setingkat seorang profesional padahal umurnya masih sangat muda. Alvry meletakkan barang di tangannya ke atas meja dan menyerahkan gelas dan obat pereda sakit ke arah gadis kecil itu.
Araya langsung memakan obat dan minum air yang diberikan padanya. Obat biasa hanya meredakan rasa sakit dalam jumlah kecil, sakit di bahunya masih sangat terasa.
Alvry duduk berhadapan dengan gadis itu dan baru memperhatikan wajahnya yang lebih putih pucat daripada biasanya.
"Apa Bos memberikan mu misi lain?""Rahasia." Jawab Araya acuh.
"Aku mengerti. Hanya saja untuk kamu yang masih kecil, jangan terlalu memaksakan dirimu. Aku tahu bahwa kamu lebih hebat daripada kami yang sudah lama, tetapi tetap saja kamu masih anak kecil." Ujarnya lembut.
Araya mengepalkan tangannya dan mengatur nafasnya untuk menenangkan dirinya yang sedikit merasa tidak nyaman.
"Dimana aku di temukan?""Dibelakang rumahku."
Araya seketika mengangkat kepalanya untuk menatap langsung ke arah pemuda di depannya. "Kamu bilang sekarang aku ada di rumahmu?"
"Um." Jawab Alvry. "Aku tidak mengatakan pada siapapun tentang keberadaanmu di sini."
"Terima kasih." Ujar Arayan yang langsung lega. Jika sampai Kevin tahu bahwa orang yang di tembak olehnya adalah dia, maka Tuan Aditya akan tahu bahwa dia memiliki kemampuan aneh.
"Kondisimu belum pulih sepenuhnya. Kusarankan untuk kamu beristirahat di rumahku selagi kamu memulihkan dirimu."
"Kenapa?" Tanya gadis itu tiba-tiba.
Alvry mengehentikan langkah kakinya dan berbalik untuk menatap gadis itu. "Anak-anak harusnya memang di lindungi, kan."
••
Di Rumah Aditya. Beberapa pelayan dan Nyonya Aditya sedang berdiri di depan pintu kamar Alexi yang menutup dirinya sejak kemarin.
"Apa dia sudah makan?" Tanya Ibu Alexi khawatir.
Pelayan yang bertugas menyiapkan sarapan hanya bisa menggelengkan kepalanya. "Belum sama sekali, Nyonya."
"Kalian ini kerja nggak becus! Alexi itu masih kecil dan harusnya kalian usahakan bagaimana kek biar dia mau makan!"
"Kami sudah berusaha melakukan semua cara untuk membujuk tuan muda keluar dari kamar, Nyonya." Jawab pelayan itu.
"Tapi tuan muda hanya bilang ingin Nona Araya yang menyuapinya makan."
"Kami sudah memberi tahu tuan muda bahwa nona sedang tidak ada di rumah dan sedang melakukan kegiatan sekolah."
"Tuan muda ngotot ingin nona lah yang menyuapi dia makan atau dia tidak akan mau makan lagi."
Bersambung...

KAMU SEDANG MEMBACA
You Are Mine
FantasyPria itu Terlalu Gila! Alexi Aditya, seorang bos berat atau tiran menakutkan yang mengikatnya. Alexi selalu berpikir bahwa Ara akan menghilang dan meninggalkannya, jika dia sedikit saja melepaskan ikatannya. **** Ara. Hanya Ara saja. Gadis yang dite...