2 Hari Kemudian.
Halaman depan rumah Alvry yang ternyata memiliki banyak tanaman langka yang hanya tumbuh dengan perawatan khusus dari ahlinya. Araya menatap taman di depannya dengan tatapan aneh dan tidak tahu bagaimana cara Alvry yang seorang ahli membunuh itu bisa merawat tanaman-tanaman ini dengan amat sangat baik.
"Kamu sedang menikmati udara segar lagi rupanya." Alvry baru saja datang dari arah mobil yang masuk ke halaman rumah.
"Apa ada kabar dari markas?" Tanya Araya basa-basi.
"Tidak ada. Hanya saja Bos mulai mencari tentang keberadaan mu sekarang."
"Apa ada yang di berikan perintah mencari ku?"
"Ada. Jeno dan Kevin yang pergi mengecek. Aku juga baru tahu tempat misi mu itu ada Di Las Vegas rupanya."
Araya merapikan sedikit rambutnya yang menghalangi pandangan matanya karena hembusan angin yang lewat. Tiba-tiba sepasang tangan segera datang dan mengumpulkan rambut yang berterbangan itu.
"Apa sedang kamu lakukan?"
"Merapikan rambut ini untukmu."
"Kau terlihat sangat santai menyentuh rambut seorang gadis, Tuan." Ujar Araya dengan nada mengejek.
"Aku punya adik perempuan...dulu."
Araya yang mendengar kata terakhir seketika merasakan firasat tidak baik. Dia sudah menduga apa yang terjadi saat pemuda itu menyebutkan hal ini.
"Dia cantik dan rambutnya pun indah. Saat dia malas merapikan rambutnya, katanya ribet dan tangannya pegal. Ketidakhadiran kedua orang tua kami yang sibuk kerja dan hanya Kami berdua saja di rumah. Aku mulai belajar mengikat rambut adikku sejak saat itu."
"........." Araya tidak berkata apapun dan hanya mendengarkan Alvry dengan seksama. Langkah yang baik untuk tidak memotong perkataan orang lain dan hanya mendengarkan dengan seksama.
"Adikku sangat suka duduk ditaman ini sore hari hanya untuk menikmati pemandangan disini. Kami sangat dekat dan tidak pernah berpisah, apalagi saat itu aku sangat menjaga adikku yang sedang mengidap penyakit kritis."
Araya seketika menengok ke atas dan melihat bahwa sepasang mata pemuda itu kini sudah berkaca-kaca. "Lalu apa yang terjadi?"
"...Penyakitnya kambuh dan sudah terlambat untuk membawanya ke rumah sakit. Kedua orang tuaku juga hanya datang saat putri mereka sudah hampir terkubur di dalam tanah! Aku benci mereka yang selalu lupa akan waktu untuk kami!" Nada Alvry kini berubah menjadi lebih berat dan dingin tidak seperti biasanya.
Araya bisa melihat kebencian yang besar di dalam mata itu. "Apakah ini alasan mu memilih menjadi seorang pembunuh?"
"Iya. Kapten melihat kemampuan yang ku punya lebih baik daripada peserta lainnya dan merekrutku menjadi anggota dengan posisi Wakilnya."
"Bagaimana perasaan pertama saat kau membunuh targetmu?" Araya seketika berbalik sepenuhnya dan menatap wajah Alvry langsung.
"Aku...tidak merasakan apapun." Jawab Alvry sedikit gelisah dengan pandangan mata gadis itu. "Bagaimana denganmu?"
Araya mengedipkan matanya beberapa kali karena sedikit tidak menduga dia akan ditanyakan. Tubuhnya memang hanya seorang anak kecil, tetapi jiwanya hanyalah pembunuh yang tidak peduli dengan korbannya.
"Tidak ada rasa apapun. Di dalam dunia kita hanya ada 1 aturan, dibunuh atau membunuh." Ujar gadis itu dan turun dari ayunan tempatnya tadi duduk.
"Araya..kamu benar-benar anak kecil kan?" Tanya Alvry curiga.
"Aku 100% anak kecil, Alvry." Gadis itu menjawad dengan nada tegas.
"Lalu kenapa kamu terlihat lebih dewasa daripada usiamu?!"
"Karena aku sudah melalui kehidupan yang lebih kejam daripada kalian semua." Balas gadis itu.
Bersambung...
![](https://img.wattpad.com/cover/230549051-288-k19417.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are Mine
FantasyPria itu Terlalu Gila! Alexi Aditya, seorang bos berat atau tiran menakutkan yang mengikatnya. Alexi selalu berpikir bahwa Ara akan menghilang dan meninggalkannya, jika dia sedikit saja melepaskan ikatannya. **** Ara. Hanya Ara saja. Gadis yang dite...