Di dalam ruang guru. Alexi duduk dengan ekspresi datar di wajah mungil nya itu. Sangat tidak sesuai dengan usianya.
Guru datang dan duduk di depan anak itu. "Keluargamu akan datang."
"Keluargaku?" Alexi mengernyitkan keningnya, dia sangat tahu bahwa kedua orang tuanya sangat sibuk, tidak mungkin itu mereka. Apa itu kepala pelayan lagi? Menyebalkan.
Klik!
Pintu di buka oleh orang diluar. Guru dan Alexi kompak melihat ke arah pintu. Sosok gadis dengan rambut pendek dan mata hitam yang mempesona melangkah masuk.
"Kamu kakak perempuan?" tanya Guru Terkejut. Saat mereka berbicara di telepon tadi, jelas suara pihak lain tenang seperti orang dewasa, malah yang muncul adalah gadis kecil cantik.
"Maaf menganggu anda Guru. Saya datang untuk membawa Alexi pulang." Katanya dan berjalan mendekati anak kecil itu.
Alexi menatap sosok di depannya. Dia tidak pernah menyangka orang yang akan menjemputnya adalah Kakak Araya-nya. Senyum bocah itu melebar seperti bunga mekar.
"Kakak!" Serunya sambil melebarkan kedua tangannya dan memeluk tubuh orang itu.
Araya menahannya dan menatap guru di dekatnya. "Tolong beritahu orang tua murid yang terluka itu bahwa biaya rumah sakit akan di tanggung sepenuhnya oleh pihak kami."
"Ba...Baik."
Araya menarik tangan gemuk anak itu dan membawanya keluar dari ruangan itu. Pertama mereka ke kelas untuk mengambil tas sekolahnya dulu. Kedatangan Araya membuat semua anak kecil disana berseru kagum.
"Kakak Peri!"
Araya terkejut dengan sebutan aneh itu. Dia ingin mengatakan bahwa dari pada menyebut dia 'peri' lebih baik menyebutnya 'Penyihir jahat' saja. Melihat mata mereka yang bersih belum tercemar dengan kejahatan dunia, gadis itu memilih tidak berkata apa-apa, hanya tersenyum ramah pada mereka.
Alexi lebih cepat mengambil tasnya dan membawa keluar gadis itu. Dia menolak orang lain menatap Araya, gadis itu jelas miliknya.
Araya dan Alexi berjalan keluar sekolah. Mobil sudah terparkir di depan dan sosok Jeson berjalan turun dari mobil itu.
"Ara!"
"Kak Jeson."
Keduanya menyapa satu sama lain. Hanya Alexi yang menggembungkan pipinya marah. Dia menatap tajam pada pemuda berambut blonde yang muncul di antara mereka.
Jeson menatap wajah kecil Alexi dan langsung tahu bahwa dia adalah Calon pewaris dan Putra tunggal dari Keluarga Aditya.
"Halo tuan muda."
"Siapa kamu!?" Alexi bertanya dengan ekspresi marah. "Aku tidak kenal orang jelek."
Jeson menyentuh wajahnya dengan kaget. "Saya jelek?" sambil menanyakan pendapat Araya.
Gadis itu menggelengkan kepalanya. "Cukup tampan."
"Tidak! Dia jelek...sangat Jelek!" Alexi menjadi lebih kesal saat mendengar gadis itu memuji pria lain.
Bukannya peka, gadis itu malah menarik bocah itu dan masuk ke dalam mobil Jeson. Jeson juga masuk dan menyalakan mesin mobil, dia mulai berkendara menjauh dari lokasi sekolah.
Jeson membawa kedua anak kecil itu pergi ke sebuah taman bermain yang terkenal. Alexi menolak turun pertamanya, tetapi saat dia Melihat Araya dan pria blonde itu pergi, dia langsung melompat dan menyusul keduanya. Tangannya memeluk lengan gadis itu, sambil menatap tajam pada Jeson.
Araya memesan permen kapas dan menyerahkannya pada Alexi. Bocah itu ingin menolak, dia tidak ingin makan makanan yang tidak higenis atau belum di periksa kandungannya oleh dokter.
"Makan."
Araya memasukkan potongan merah muda langsung ke mulut bocah itu. Alexi melebarkan matanya dan menatap permen kapas di tangannya bersemangat.
"Ini sangat enak! Kak Araya memang hebat!"
"Bagus jika kamu suka."
Jeson membawa keduanya menuju bianglala dan memesan tiket. Saat dia ingin satu tempat dengan mereka, dia di tolak oleh tuan muda. Pintu di tutup dan dia hanya bisa berada di tempat lainnya.
Bianglala besar mulai berputar. Alexi menatap sekeliling dan di bawahnya dengan takjub. Wajahnya berseri-seri saat melihat pemandangan kota yang indah. Araya menyandarkan wajahnya ke samping dan menutup matanya lelah.
Menggunakan energi terlalu banyak hanya untuk sekali teleportasi sangat menguras tenaga. Dia hanya bisa tidur untuk memulihkan dirinya. Tiba-tiba terjadi guncangan kuat, matanya langsung terbuka.
Srek!
Araya bisa merasakan guncangan kuat itu. Dia melihat ekspresi ketakutan Alexi dan langsung menarik tubuhnya dan memeluk dia erat.
"Jangan takut. Tutup matamu dan jangan buka sampai aku suruh, paham?"
"Iya!"
Araya membuka pintu besi dan memeluk erat tubuh Alexi. Tanpa perhitungan apapun dia melompat keluar dan bersamaan dengan itu tempat dia duduk tadi langsung jatuh karena kait besinya lepas.
Boom!
Bang!
Alexi menatap ke bawah dengan dingin. Dia melihat lokasi sepi di bawah dan langsung melompat, tidak tahu jika di belakangnya ada Jeson yang terkejut saat melihat keduanya melompat bebas.
"Hati-hati!"
Araya memeluk erat tubuh kecil itu dan tubuhnya anehnya jatuh dengan pelan. Tidak butuh lama dia menyentuh tanah dan membawa Alexi menjauh dari tempat itu.
Bersambung....
![](https://img.wattpad.com/cover/230549051-288-k19417.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are Mine
FantasyPria itu Terlalu Gila! Alexi Aditya, seorang bos berat atau tiran menakutkan yang mengikatnya. Alexi selalu berpikir bahwa Ara akan menghilang dan meninggalkannya, jika dia sedikit saja melepaskan ikatannya. **** Ara. Hanya Ara saja. Gadis yang dite...