CHAPTER 45 - PERANG (SEANSON 1 END)

1.7K 140 17
                                    

Ruang rapat kerajaan yang kini telah di isi oleh para bangsawan tingkat tinggi yang sedang mendiskusikan sebuah hal penting yaitu Pernyataan Perang dari Klan Manusia. Awalnya para Klan Wingland tidak peduli dengan perang dengan para manusia karena mereka tahu dengan betul bahwa mereka unggul dalam kekuatan. Sayangnya hal itu dipatahkan oleh berita bahwa beberapa orang dari klan mereka telah di bunuh dengan kejam oleh para manusia untuk dicuri permata jiwa mereka.

Permata Jiwa bisa juga disebut sebagai nyawa para Klan Bersayap yang berada di posisi jantung mereka. Permata itu jugalah yang menjadi sumber kekuatan mereka. Mengetahui bahwa klan mereka mulai diburu dan kekuatan para manusia itu anehnya menjadi semakin kuat.

Araya yang mendengarkan diskusi antara semua orang diam-diam melirik ke arah bawah dimana tangannya di genggam oleh tangan yang lebih besar darinya dengan lembut. Gadis itu melirik ke arah pemuda di sampingnya yang tersenyum lembut saat mata mereka bertemu.

"Jenderal! Bagaimana menurut anda dengan pernyataan perang tersebut?" Tanya perdana menteri yang berusaha membuat kedua orang itu fokus dengan keadaan sekeliling mereka.

Jenderal Alexander mengubah ekspresi lembut diwajahnya menjadi dingin dan datar seperti biasanya. Dia mengetuk gambar peta di depannya.

"Apa sudah ada informasi artefak magis apa yang digunakan oleh para manusia untuk menekan kita?" Tanya Alexander pada ajudannya.

"Sekarang kami belum menerima informasi dari mata-mata yang sudah digerakkan ke dunia bawah. Tetapi ada rumor yang berkata bahwa mereka menggunakan sebuah artefak yang bisa mengeluarkan serbuk racun yang menekan sihir dan kekuatan kita." Jelas Ajudannya.

"Percepat pergerakan semua prajurit dan siapkan semua orang untuk perang besar ini." Perintah Alexander.

"Baik, Jenderal!"

Araya mengusap dagunya seolah berpikir sesuatu. Dia tiba-tiba bangkit dan berjalan didepan mata semua orang menuju ke arah teras yang tepat di depan. Saat jendela itu terbuka semua yang ada di dalam ruangan langsung membeku dengan pemandangan di depan mereka.

"KITA DI SERANG!!"

Entah siapa yang lebih dulu berteriak. Dari arah depan sebuah meriam ditembakkan menuju kastil. Araya menggerakkan telapak tangannya ke depan. Sebuah sinar merah segera meluncur ke depan ke arah meriam dan beberapa pesawat terbang musuh yang menuju ke arah mereka.

Boom!

"Evakuasi semua orang ke tempat aman!" Perintahnya pada para prajurit sedangkan dia mulai dikelilingi oleh aura keemasan.

"Yang mulia! Jangan berubah!" Teriak perdana menteri yang membuat semua orang bingung dan juga menatap ke arah Araya kompak.

Tubuhnya mulai dikelilingi oleh cahaya keemasan dan perlahan sepasang sayap emas yang begitu indah dan mengagumkan muncul di balik punggungnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tubuhnya mulai dikelilingi oleh cahaya keemasan dan perlahan sepasang sayap emas yang begitu indah dan mengagumkan muncul di balik punggungnya. Sepasang mata emas vertikal dengan simbol panah di keningnya muncul. Sebuah pedang tipis dengan Kilauan perak muncul didalam genggamannya.

Araya melompat dari atas teras dan terbang dengan kecepatan tinggi ke arah musuh. Alexander yang berhasil mengevakuasi semua orang langsung terkejut dengan sosok yang berada di langit. Dia juga mengeluarkan sayapnya dan terbang menuju ke arah Araya.

"Araya!" Teriaknya saat melihat bahwa perempuan itu dengan tidak takutnya menyerang setiap pasukan musuh dengan brutal.

Sosoknya yang mulai di basahi oleh darah pekat dan aroma amis darah mulai menyebar ke seluruh udara. Semua penduduk yang melihat kejadian itu gemetar karen mereka tahu saat inilah Ratu Araya menjadi monster bagi semua orang. Setiap Saya emas muncul maka bencana yang begitu mengerikan akan datang pada semua orang.

"Hentikan sang Ratu!" Perintah Perdana menteri yang ikut terbang ke arah lokasi kedua orang itu.

Para Healer dan Penyihir yang khusus di siapkan untuk menekan jiwa monster dalam diri sang Ratu yang akan menggila setiap sayapnya muncul. Hal itulah yang menyebabkan kenapa Araya selalu lebih suka menggunakan sihir terbang daripada menggunakan sayapnya.

Alexander kesulitan untuk menggapai lokasi Araya karena beberapa musuh sudah mulai menyerangnya secara berkelompok. Araya yang berada dalam fase gilanya mulai menarik jantung setiap orang yang berada didekatnya dengan ganas.

"Mati..semua orang harus mati..jangan biarkan ada yang lolos!!"

Araya seperti dikendalikan dan tubuhnya bergerak terus menerus membunuh semua orang. Dari atas langit sebuah simbol sihir dengan ukuran raksasa muncul. Araya berbalik dan melihat ke arah kelompok Perdana Menteri dan beberapa Healer dan Penyihir yang mulai merapalkan formasi untuk menekan dirinya.

"Ssss...!!!"

Sebuah suara mendesis muncul dibelakangnya membuat Araya terbang ke atas dan melihat sosok ular panjang dengan tubuh begitu besar muncul dari sebuah portal. Melihat seekor ular yang dipanggil menggunakan portal sihir, Araya seakan menjadi lebih gila. Ular dan Elang adalah musuh bebuyutan sejak zaman dulu.

•••

Dilokasi penampungan tempat semua orang yang selamat di evakuasi. Olivia dengan diam-diam meninggalkan sisi kedua orang tuannya dan berjalan ke arah pintu keluar. Dia membawa sebuah botol cairan hitam dan mengeluarkan sebuah panah dari sihirnya. Olivia mengalirkan cairan hitam itu ke ujung tajam panahnya dan tersenyum jahat saat melihat ujung perak berubah menjadi warna hitam.

"Kali ini pasti berhasil." Katanya dengan penuh keyakinan. Dia akhirnya berhasil keluar dari tempat rahasia tersebut dan mencoba mencari keberadaan Araya yang berada di atas langit dengan terbang tetapi tidak terlalu dekat agar posisinya tetap terjaga.

Tidak butuh lama untuk dia melihat keberadaan gadis itu melihat sepasang sayap dipunggungnya, Araya mengepalkan tangan penuh kecemburuan.
"Sayap itu harusnya milikku!"

Dia mengambil busurnya dan mengarahkan ujung panah beracun tepat di arah Araya. "Matilah!!"

Sring!!

Araya yang tidak bisa menjaga serangan dari belakang yang bergerak sangat cepat ke arahnya, akhirnya terluka dengan sebuah panah menancap ke arah bahu kanannya.

"Ugh!!" Dia bisa merasakan racun yang mulai menyebar ke seluruh tubuhnya dengan sangat cepat. Tubuhnya mulai tidak bisa dikendalikan bahkan sayapnya terasa lemas. Tidak butuh lama untuk dia kehilangan tenaganya dan mulai jatuh ke bawa dengan kecepatan tinggi.

Alexander yang melihat kejadian itu berusaha menolongnya sayangnya para musuh yang menghadangnya dengan sengaja memisahkan dia dengan Araya.

"MATILAH!!" teriaknya dengan sekali tebasan semua orang musnah. Dia terbang cepat ke arah tempat tadi Araya berada tetapi sosoknya sudah tidak ada disana.

"Habisi mereka semua dan gerakkan para tim pencari!! Ratu menghilang!!" Teriaknya dan lebih dulu terbang ke bawah daratan Manusia.

Disisi lain, Olivia yang berhasil dengan serangannya diam-diam kembali ke tempat evakuasi. Melihat putrinya yang baru muncul, sang ibu merasa ada yang disembunyikan oleh Putrinya yang terlihat sangat bahagia.
"Kamu darimana?!"

Olivia menghindari mata sang ibu karena ibunya memiliki kemampuan melihat seseorang berbohong atau tidak dari matanya. Ibunya yang menjadi lebih curiga mencoba terus menanyakan darimana dia sebelumnya, tetapi Olivia malah langsung pergi ke sisi lain mencoba menjauh darinya.




Bersambung...

You Are MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang