Araya terbangun di pagi buta sekali karena dari luar terdengar suara berisik. Dia langsung bangun dan mengambil pistol di laci meja yang selalu dia simpan. Membuka pintu kamarnya sedikit, seseorang malah lebih dulu masuk dan membuat gadis itu terkejut.
"Halo kucingku." Ujar Alexi yang muncul di depannya. Matanya bersinar dalam cahaya aneh yang membuat kulit gadis itu merinding.
"Apa yang sedang anda lakukan di pagi buta di rumah orang lain, Tuan Aditya?" Tanya Araya dengan ekspresi tenang.
"Tentu saja membangunkan kucing nakal ku." Balas pria itu menggoda.
"Seingat saya tidak ada kucing di rumah ini." Araya menepis tangan pihak lain yang mencoba menyentuh pipinya.
Dari arah tangga terdengar suara seseorang sedang berlari. Dia bisa melihat sosok Alvry yang baru saja berhasil meloloskan diri dari para penjaga pria di depannya ini.
"Ini bukan tata Krama yang baik mengunjungi rumah seseorang." Ujar Araya pada sosok di depannya.
Alexi hanya terkekeh yang membuat dirinya semakin seksi di mata lawan jenis manapun. Tangannya bergerak dan menyentuh kalung di leher gadis itu.
"Mau bagaimana lagi, berkunjung kesini butuh banyak usaha karena sangatlah sulit hanya untuk mengajakmu pergi minum teh." Ujarnya sambil melirik ke arah Alvry.
Araya tertawa dan memegang tangan pihak lain sambil menatapnya. "Jika hanya untuk minum teh dengan pria tampan, tidak mungkin saya akan menolak."
"Ara!!" Pekik Alvry tidak percaya dan menatap gadis itu marah.
Alexi tidak peduli dengan respon orang lain, dia menunduk dan mencium punggung tangan gadis itu.
Cup!
"Ku nantikan kabar baik darimu, Little Cat." Ujarnya lalu berbalik pergi dari sana membawa semua penjaga berjas hitam miliknya.
Araya memperhatikan kepergian pihak lain yang juga menatap langsung ke arahnya dari arah mobil. Mata keduanya saling bertemu dan keduanya kompak tersenyum satu sama lain.
"Dia pintar." Ujar Araya dan berbalik menjauh dari jendela.
Di atas kasurnya saat ini Alvry sedang duduk sambil melipat kedua tangannya menatap marah pada gadis muda di depannya.
"Bagaimana kamu bisa langsung setuju pergi kencan dengan pria bajingan itu?!" Umpatnya.
"Dia tidak seburuk itu." Ujar Araya lembut. "Jangan lupa bahwa ini masalahku, Alvry."
"Kakak! Berapa kali aku bilang panggil aku dengan sebutan KAKAK bukan namaku!" Seru pemuda itu kesal.
"Baik..baik...Kakak." Araya mengikuti kemauannya dan berbalik pergi ke kamar mandi. Dia sudah tidak mau tidur karena keributan yang baru saja terjadi.
••
Di Kediaman Aditya.
Nyonya Aditya yang sedang memotong tangkai bunga dengan Olivia terlihat sangat akrab layaknya ibu dan anak. Olivia terlihat sangat patuh setiap kali wanita baya di depannya bicara dia akan mengiyakan dan membantunya menambahkan cerita.
"Nyonya..bolehkah saya tahu bahwa Tuan Alexi sudah punya kekasih atau belum?"
"Kekasih? Setahuku anak ku itu terlalu tertutup pada wanita manapun, malah aku heran saat tahu kalau dia membawamu ke rumah ini." Ujar wanita itu.
"Ah..jadi saya yang pertama?" Olivia tertegun.
"Um..iya." Nyonya itu tidak pernah menceritakan bahwa pernah ada anak perempuan yang di adopsi di keluarga ini. Bahkan semua penghuni di rumah ini menutup mulut akan keberadaan Araya tahun itu.
Keesokan harinya, saat semua orang mulai sibuk dengan pekerjaan mereka. Para Pelayan dibuat kaget dengan sosok tuan mereka yang mengenakan pakaian santai, biasanya dia selalu terlihat memakai jas kantor.
Olivia yang juga baru selesai mandi dan akan turun untuk makan karena hari ini dia harus ke sekolah. Saat dia melihat Alexi yang memakai pakaian santai, jantungnya berdetak.
"A..Anda mau keluar?"
Alexi tidak menjawab pertanyaan gadis itu dan langsung keluar dari rumah. Di depan sopir pribadi tidak ikut masuk ke dalam mobil dan hanya menyerahkan kuncinya pada pria itu.
"Paman, Tuan Alexi mau pergi kemana?" Tanya Olivia yang baru berhasil menyusul.
"Saya juga kurang tahu, Nona. Tuan hanya menyuruh saya menyiapkan kendaraan di pagi hari."
"Dia nggak bilang apa-apa?"
"Tidak."
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are Mine
FantasyPria itu Terlalu Gila! Alexi Aditya, seorang bos berat atau tiran menakutkan yang mengikatnya. Alexi selalu berpikir bahwa Ara akan menghilang dan meninggalkannya, jika dia sedikit saja melepaskan ikatannya. **** Ara. Hanya Ara saja. Gadis yang dite...