Chapter 28 - Ratu Malam

1.6K 244 14
                                    

"Apa yang kamu lakukan di luar tanpa izin padaku?" Alvry langsung marah-marah tanpa duduk terlebih dahulu, saat dia baru saja masuk ke dalam rumah.

Gadis yang dimarahi malah asik memainkan kucing hitam di pangkuannya dengan santai. Saat dia melirik ke arah pemuda di depannya, senyum licik seketika muncul.

"Kenapa begitu panik? Takut aku membunuh seseorang kah?"

Alvry mendesah frustasi. "Ara..kamu itu banyak yang kenali, apalagi jika kamu diluar dan orang-orang dari dunia bawah juga melihatmu akan sangat berbahaya!"

"Alvry..ah, Kakak jangan terlalu panik setiap waktunya. Bahkan jika ada yang mengenaliku mereka bisa apa? Aku bukan orang yang mudah di kalahkan."

Alvry tidak bisa berkata-kata lagi. Dia harus mengakui bahwa apa yang dikatakan oleh gadis itu benar dan sesuai kenyataan. Identitas lain Araya selama bertahun-tahun ini adalah Penguasa dari Asosiasi Gelap bernama (Crown) yang terdiri dari orang-orang yang tangannya sudah kotor dengan darah.

Mereka yang berada dalam asosiasi adalah orang berdarah dingin, kejam, keji, dan berbahaya. Membunuh adalah hal yang sangat mudah bagi mereka.

Pertemuan Alvry dengan Araya beberapa tahun lalu terjadi cukup dramatis. Dia berhasil menyelamatkan gadis yang sudah sekarat dengan racun yang menyebar ke seluruh tubuhnya, apalagi dia juga menerima banyak luka tembak.

"Kamu sangat keras kepala!" Teriaknya dan berbalik pergi dari hadapan gadis itu.

Araya melirik ke atas dan tersenyum lemah.
"Pfft-!!"

Dia memuntahkan seteguk darah yang langsung mengenai gaun hitamnya. Dia mengusap bibirnya dan tersenyum lemah pada kondisi tubuhnya yang sudah sekarat bahkan jika dia meminum ramuan dari sistem yang hanyalah membantu tubuhnya untuk bertahan selama bertahun-tahun ini.

"Rasanya benar-benar sakit." Gumam gadis itu dan menyandarkan kepalanya ke sofa.

(KENAPA ANDA TIDAK LANGSUNG MENGATAKAN YANG SEJUJURNYA? BAHWA ADA PARA PEMBUNUH YANG DI KERAHKAN OLEH MUSUH ORANG ITU UNTUK MEMBUNUHNYA. ALASAN ANDA KELUAR ADALAH MELINDUNGI DIA.)

"Kenapa harus mengatakan hal tidak penting seperti itu? Membosankan." Ucapnya sambil mengusap kucing di pangkuannya.

Sistem tahu dengan baik setelah beberapa tahun bersama gadis itu dan alasan dia mendirikan asosiasi pembunuh bahkan jika harus membahayakan nyawanya setiap detik, hanya untuk menolong dan membalas Budi pemuda yang sudah menganggap dia sebagai keluarga. Araya selalu membalas Budi baik seseorang berkali-kali lipat dan dia akan selalu menghargai setiap bantuan kecil yang diberikan.

"Kepalaku rasanya pusing." Ujarnya.

Dia perlahan bangkit dan sedikit pusing. Beruntung dia bisa menjaga keseimbangan tubuhnya dan berjalan ke arah ruang kerjanya. Di dalam sana dia menarik salah satu buku di rak dan rak itu segera bergerak yang membuat sebuah lorong rahasia segera muncul.

Araya masuk dan lorong gelap seketika berubah menjadi terang. Semua sistem komputer otomatis di aktifkan. Gadis itu duduk di kursi dan melihat ke arah layar yang menunjukkan pergerakan dari sosok tinggi yang berada di sebuah gedung.

(SIAPA YANG AKAN SADAR BAHWA ADA SUDAH MENGUNTIP SESEORANG DARI PULUHAN TAHUN! ADA BENAR-BENAR GADIS VABUL!)

"DIAM!"

Wajah Araya memerah dan dia segera mengarahkan layar komputer untuk lebih dekat memantau pemuda itu.

Orang yang dipantau adalah Alexi yang sudah mengambil alih perusahaan milik ayahnya. Gadis itu senang bahwa bocah itu hidup dengan baik, tetapi ada hal yang selalu saja membuat dia merasa aneh.

"Kau yakin bukan dia yang mesum?"

Alasan dia menanyakan hal itu karena Alexi mengoleksi banyak sekali gaun wanita di dalam sebuah bilik pakaian yang berada di perusahaan dan rumahnya.

Araya merasa merinding dengan hobby aneh anak itu. Dia segera mengalihkan pandangannya ke arah dokumen yang berada di meja.

'Kerja sama dengan perusahaan Alvry?'

Araya memeriksa ponselnya dan memang ada panggilan dari asistennya dan sebuah dokumen berbentuk file yang dikirim olehnya.

"Kerja sama yah...oke!" Araya langsung menekan nomor asistennya. Saat panggilan terhubung dia langsung berbicara lebih dulu. "Ayo kita diskusikan dengan pihak perusahaan M.LC tentang kerja sama ini."




Bersambung...

You Are MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang