Chpt.2 | 10%

6.2K 711 6
                                    


Happy Reading 🌊

Sejak dirawat di rumah sakit. Ara selalu dijenguk oleh keluarga Aditya, dari Ayah, anak, lalu istrinya. Mereka terlihat sangat sibuk untuk mengurus gadis itu. Padahal Ara sendiri sangat acuh pada luka ditubuhnya, dia selalu tahu bahwa lukanya akan sembuh berjalan dengan waktu.

[Anda menyukai mereka,Host?]

Araya tidak menjawab. Gadis itu memilih menatap ke luar jendela. Misinya untuk dekat dengan target mulai berjalan dengan sendirinya. Apalagi menurut data sistem, dia akan segera di didik oleh Tuan Aditya untuk menjadi pengikutnya. Pria baya itu cukup jeli juga dalam bertindak.

"Kapan pemeran utama wanita dewasa?"

[Masih ada 10 tahun lagi, juga dia masih berusia 7 tahun.]

Klik!

Pintu kamar di dorong dari luar oleh perawat. Dia berjalan sambil membawa sarapan pagi ditangannya. "Bagaimana kondisimu, gadis kecil?"

Araya dengan cepat mengubah ekspresinya menjadi senyum ceria. "Kakak perawat...aku sudah sangat baik!"

"Baguslah, kamu harus makan yang banyak dan tumbuh secepatnya." Perawat dengan cepat membantu gadis itu makan. Karena tangan Araya masih di gips dan susah untuk memegang sendok.

Setelah makan dan beristirahat cukup banyak. Perawat membawa Araya untuk berjalan-jalan di taman rumah sakit. Bersamaan juga dia melihat sosok Alexi yang berjalan menuju ke arah mereka.

Alexi berlari dan langsung memeluk tubuh Araya, seakan mereka seperti saudara asli. Ara perlahan mendorongnya dari tubuhnya, karena dia benci di sentuh oleh orang lain.
"Pagi..."

"Kakak cantik...apa kamu sudah merasa baikan?"

Alexi terlihat sangat manis dengan pakaian bermotif panda yang dia pakai. Araya menebak ibunya sangat menyukai anak kecil ini, sungguh menyenangkan. Araya mengangguk sebagai jawaban dari pertanyaan bocah laki-laki itu.

Alexi dan Araya berjalan beriringan menuju taman rumah sakit. Hari ini sepertinya cuaca sangat sejuk dan sudah mendekati musim salju. Alexi membawa gadis yang lebih tua darinya untuk duduk di gazebo kecil.

Alexi mengeluarkan sebuah kotak dan diserahkan padanya. "Aku memberikan koleksi kupu-kupu milikku untuk Kak Araya."

Araya mengambil benda itu. Matanya melebar lalu kembali tenang, dia melihat ratusan kupu-kupu yang diawetkan dengan baik.
"Terima...kasih."

"Tentu saja!" Bocah kecil itu tersenyum sangat bangga.

Alexi mengajak Araya untuk bermain permainan yang disediakan oleh rumah sakit. Araya hanya bisa mengalah dan mengikuti anak itu.

[Penyelesaian Misi : 10%]

Layar sistem muncul diatasnya. Gadis itu menyipitkan matanya melihat hal itu. Bukankah sistem berkata bahwa misi utama harus diselesaikan saat target dewasa, tetapi kenapa kemajuan misi malah naik?

Matanya beralih ke arah anak laki-laki yang bermain papan seluncur disana. Misi sampingan ternyata juga bisa menyelesaikan misi utama.

"Kak Araya!"

Alexi berlari dengan nafas tersengal karena kelelahan. Ara langsung menggendongnya dengan salah satu tangannya yang tidak terluka, kemampuan Ara cukup kuat.

"Kakak?"

"Aku akan membawamu," ucap gadis itu disela gendongannya.

Keduanya kembali ke ruangan Ara. Gadis itu membawa Alexi untuk berbaring di atas kasurnya. Setelah itu, dia berjalan mengambil minuman kaleng dingin di kulkas mini di belakangnya, lalu memberikannya pada Alexi.

"Minum."

Alexi patuh dan minum. Tetapi matanya tidak pernah menjauh dari wajah pucat gadis itu. "Kak Ara...kamu terluka!" Alexi melihat noda darah di tangan kanan gadis itu, sepertinya menggendongnya tadi membuatnya terlalu banyak bergerak.

Araya hanya melirik lukanya acuh. Lalu dengan santai membuka perban dan menggantinya dengan yang baru. Setiap gerakan gadis itu seperti sudah sangat ahli.

Sebuah tangan gemuk muncul dibawah matanya, Ara menatap pemilik tangan itu. "Ada apa?"

"Kak Ara...aku menyukaimu!"

"........."

Ara belum pernah melihat anak kecil seperti ini. Dengan mudah mengatakan suka pada orang yang tidak dia kenal, tetapi dia masih anak kecil jadi wajar saja.
"Iya."

Alexi tahu bahwa kakak didepannya tidak berpikir dia serius. Dia pikir masih banyak waktu untuk bersamanya, jadi dia santai. Tidak butuh lama untuk jemputan bocah itu datang, Alexi dengan wajah masam harus kembali ke rumah.

Ara hanya melihat kendaraan itu pergi dan kembali ke kasurnya. "Sistem!"

[Disini!]

"Apa yang menyebabkan kemajuan misi?"

[Tidak ada data untuk menjawab pertanyaan itu. Sistem tidak memiliki basis yang cukup!]

Klik!

Ara memandang orang yang masuk disana. Ternyata mr.aditya yang datang dengan membawa sebuah map ditangannya.
"Kamu terlihat sudah sehat."

"Iya."

Mr. Aditya memberikan map itu padanya. Ara membukanya dan melihat sebuah kertas kontrak dan cek uang kosong.

"Aku tahu bahwa kamu ingin membalaskan dendam kematian orang tuamu dan aku bisa memberikan mu kesempatan itu. Kamu hanya perlu berkerja untukku selama 10 tahun dan aku akan membantumu mendapatkan pembunuh orang tuamu."

Ara membaca isi kontrak itu. Tidak heran dia disebut seorang tiran di dunia bisnis, matanya benar-benar jeli. Di dalam kontrak, Ara harus bekerja dengan patuh padanya dan membantunya menyingkirkan semua musuhnya. Setelah kontrak berakhir, dia akan diberikan cek kosong yang bisa ia isi sesukanya.

"Apa kamu menolak?" Tuan Aditya bertanya dengan suara suram.

Ara langsung mengambil pena dan menandatangani kontrak itu. "Aku terima."

"Mulai sekarang kamu akan menjadi putri angkat ku untuk memudahkan mu bekerja. Saya juga akan menyuruh bawahan lain untuk mengajarimu menjadi pembunuh terbaik," ujar Tuan Aditya.

' dia menggunakan anak kecil untuk menjadi alat pembunuh... benar orang kejam.'

"Saya mengerti."

Setelah itu pria baya itu pergi dan membawa kontrak itu ditangannya. Ara hanya menatapnya dingin sampai sosoknya benar-benar menghilang. Gadis itu perlahan berpindah sedikit karena lukanya tertekan olehnya.

Ara menatap keluar jendela dengan linglung. Di setiap dunia yang dia jelajahi, selalu saja dirinya menjadi pembunuh. Tidak ada ingatan apapun tentang jati dirinya yang sebenarnya siapa, hanya saja misi di dunia ini akan menjadi yang terakhir baginya. Ingatannya akan dikembalikan dan dia bisa hidup seperti gadis normal kembali.






-Bersambung-

You Are MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang