Chapter 11 - Bukan Hanya Aku

44 17 0
                                    

Kini badan aku terasa sedang digoyangkan seseorang.

"Sarah, ayo bangun."

Badan aku digoyangkan lagi. Namun aku malas untuk bangun tidur.

"Kau tidak mau ikut jalan-jalan keluar hutan hari ini? Aku dan kakek akan pergi keluar rumah."

Menyerah, aku pun membuka kedua mata.

Keluar rumah? Tentu saja aku mau.

"Ada apa bangun pagi-pagi? Udaranya masih dingin nih," bisik aku kepada Nanny, orang yang rupanya datang membangunkan aku.

"Di luar sudah sangat terang kok. Dan bagaimana bisa kau kedinginan di sini?"

Lamat-lamat aku tatap jendela di belakangnya. Benar juga, di luar sudah terang.

"Jam berapa sekarang?" tanyaku lagi.

"Eh... nggak tahu. Aku sudah lama tidak melihat jam. Apa aku harus pergi sebentar untuk menengok dulu?"

"Ah, jangan deh! Tidak perlu." Aku memaksakan diri untuk bangkit dari tempat tidur. "Jadi, kita mau kemana?"

"Mandi dulu ya. Habis itu aku ingin menunjukan sebuah tempat." Sesaat dia melirik sesuatu di tanganku. "Nah itu, kau pakai jam tangan rupanya."

"Jam tanganku mati. Aku tidak tahu kenapa, padahal ini... bisa dibilang baru dibeli beberapa hari lalu."

Nanny terdiam sejenak. Lalu, "Ya sudah. Ayo kita ke tempat mandi yang tadi malam itu!"

oooooo

Kalau begini barulah aku merasa aman saat mandi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kalau begini barulah aku merasa aman saat mandi. Langit sudah terang, tidak terlalu sepi karena diiringi suara alami hutan ditambah serangga, dan udaranya ternyata sangat segar.

Tetap saja, air kolam di sana masih terasa dingin. Namun itu saja cukup membuat badan aku kembali segar.

"Nan, apa tidak ada yang menjual sabun, atau sampo... di tempat ini?" tanyaku sambil mengeringkan badan dengan kain khusus pengering—entah apa namanya.

Jangan berpikir aneh-aneh para pembaca. Aku sudah berganti pakaian, hahaha...

Nanny sedang menguncir rambutnya sendiri. Kain yang sama dengan yang aku pakai buat keringkan badan dipakainya menutupi semua badan dan kakinya. Aku tidak paham fungsi kain itu sebenarnya.

"Sabun sulit didapat disini. Bahkan tidak ada yang namanya sampo. Orang sini kalau sudah disiram air bersih atau berenang di sungai sudah bisa dikatakan mandi bersih," jelas Nanny.

"Tapi apa badannya tidak wangi kalau cuma air?"

"Mungkin tidak kalau airnya sudah diberikan semacam wangian. Tapi itu hanya diperbolehkan untuk acara khusus."

Itu berarti sama saja dipakai buat ritual.

"Wah... ternyata kalian sudah mandi semua!"

Astaga! Siapa lagi itu? Aku tidak mengajak siapa-siapa. Begitu juga Nanny.

Meet The PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang