[TAMAT - Kembali direvisi pada Juli 2024]
Genre : Petualangan (Adventure), Fantasi, Perjalanan Waktu (Time Travel)
~ Dimana aku sekarang? Dan tempat apa ini?
Sarah sudah kehilangan kedua orang tua hingga pamannya sendiri tanpa jejak. Bahkan satu-sat...
Akhirnya aku bisa berkesempatan untuk makan malam, berkat seorang lelaki muda yang diam-diam punya bakat memasak.
Aku merasa malu sekali. Dia sendiri lebih banyak bergerak dibanding diriku, padahal dia masih belum pulih dari demam. Dia dapat meracik bahan dan bumbu makanan yang bermacam-macam—tidak ada bumbu instan sama sekali. Dia juga mengajari aku dasar-dasar memasak, seperti memasak nasi dan merebus sayuran.
Perempuan macam apa aku ini? Dimana jiwa emansipasi wanita yang aku miliki? Urusan memasak saja aku dikalahkan sama laki-laki.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Sebenarnya aku tadi sempat menemukan tumpukan tempe mentah. Tapi sepertinya kamu sendiri bukan pemilik rumah, padahal aku punya ide ingin membuat olahan dari tempe itu," sahut Charlie sembari menikmati makanan.
Iya juga sih. Aku seharusnya bisa pakai untuk memasak tempe goreng. Sayangnya minyak goreng sama sekali tidak ada di rumah ini.
"Omong-omong, apa kamu asli orang Batavia?" sambungnya.
Eh... apa dia bilang tadi?
"Aku lihat kamu belum terbiasa tinggal di kampung. Cara bicara kamu saja juga tidak seperti orang sini," lanjutnya lagi.
"Eh... iya. Entahlah."
Mengapa aku menjawab begini?
Charlie tertawa pelan. Dia terlihat benar-benar pulih dari serangan demam. "Aku juga lahir dan tinggal di Batavia. Tapi papa asli dari Holland dan mama memang dari Batavia itu sendiri."
Dan... aku masih tidak paham.
"Batavia itu... apa?" tanyaku kemudian.
Lantas, Charlie tampak terkejut. "Ah, kamu bukan orang sana ya? Terus bagaimana kamu bisa bicara seperti orang Batavia?"
"Jujur, aku tidak mengerti istilah yang kamu katakan itu."
"Kamu seharusnya tahu, kalau Batavia adalah kota—"
"Ya udah. Mending itu dibahas besok saja ya," potong aku cepat. Aku tidak ingin memusingkan kepalaku saat ini. "Habiskan makanannya. Lalu kembali istirahat di kamar, oke."
Akhirnya kami lanjut makan. Aku benar-benar tidak mengerti, dimana aku sebenarnya?
oooooo
Usai makan pun aku dan Charlie tidak membahas apa-apa. Dia tidur di kamar kakek Borhan sedangkan aku di kamar tamu. Aku tulis kejadian sepanjang hari ini di buku harian. Aku juga menulis dugaan-dugaan keberadaan tempat ini.
Apakah kampung ini berada di dunia gaib, ataukah dunia di masa lalu?
Paginya, aku memaksa diri bangun lebih awal. Tetapi ternyata Charlie sudah lebih dulu keluar dari kamar. Dia ingin mencari tempat untuk membersihkan badannya sendiri. Aku sedikit memberitahu tempat pemandian rahasia milik kakek Borhan kepadanya. Sekali ia paham, lalu langsung pergi ke tempat yang aku jelaskan. Sementara aku, pergi ke pusat perkampungan untuk menemui Nanny.