Sejak beberapa hari terakhir angin terus menerpa tanpa henti. Namun itu menjadi kesempatan yang bagus untuk mencoba dua kerajinan tangan pertama kali ini. Layang-layang dan baling-baling. Singkatnya, kami yang tergabung dalam sekolah dadakan membuat dua kerajinan itu dengan memanfaatkan bambu dan kertas yang tidak terpakai, baik didapatkan dari balai desa maupun bekas markas utama si penjahat yang sempat merebut desa waktu itu. Total sudah hampir seratus buah layang-layang dan juga seratus baling-baling berbagai bentuk yang siap dimainkan.
Terlihat saat ini banyak anak laki-laki memainkan layang-layang buatan mereka di hamparan sawah. Sementara anak perempuan berlari membawa baling-baling yang berputar dengan sempurna. Rupanya bukan hanya kalangan anak-anak, orang dewasa pun juga memiliki kreasi yang jauh lebih besar.
"Satu... dua... tarik...!"
Sejumlah lelaki dewasa ramai menarik layang-layang ukuran besar yang berbentuk seperti burung. Tanyakan saja kepada Hartono dan rekan-rekannya yang membuat layang-layang besar dan keren seperti itu. Dari situ banyak orang sekitar termasuk anak-anak yang terpukau karena besarnya layang-layang yang diterbangkan. Bahkan layang-layang tersebut mengeluarkan suara yang nyaring saat diterbangkan dari getaran senar di bagian tertentu.
"Kita juga tak mau kalah!" seru Suryani di suatu tempat. "Ayo diangkat kabeh!"
Beberapa kaum perempuan yang dipimpin Suryani juga tidak mau kalah dengan mengangkat baling-baling ukuran sedang hingga besar berbagai bentuk dan warna. Bukan itu saja, baling-baling tersebut mengeluarkan suara irama logam yang sangat merdu. Aku sangat takjub mendengar suara itu. karena setahuku, logam tersebut dipilih dan diatur oleh seniman andalan desa Bandaru. Burung-burung saja memilih jaga jarak dari suara itu.
Aku kagum warga desa ini begitu kreatif mengembangkan kerajinan tangan sederhana dari beberapa buku milik Nanny. Sebenarnya bukan hanya dua kerajinan ini saja. Aku harus melihat hasilnya di tepi sungai besar.
Sampai di sungai besar, terlihat kakek Borhan dan rombongannya pulang membawa berbagai macam barang. Ada sebuah rakit besar dan dua perahu baru berbahan dasar kayu dan bambu yang membawa rombongan. Itulah yang menjadi satu-satunya akses ke dunia luar, satu pintu yang aku maksud di rapat perdana beberapa hari lalu.
Aku melihat beberapa orang menyambut kedatangan mereka. Selanjutnya barang bawaan tersebut dimasukkan dalam sebuah gerobak besar yang didorong oleh kuda peliharaan beberapa orang desa. Setelah semua orang naik dari sungai, perahu dan rakit tersebut disembunyikan di satu lekukan tepi sungai yang sulit dilihat siapapun. Sebelum meninggalkan tempat, orang-orang memastikan tidak meninggalkan bekas atau jejak yang mencolok agar tempat ini terkesan tidak dihuni siapapun.
Sembari melihat keadaan, orang-orang yang melintas lebih sering membungkuk hormat padaku seolah aku adalah seorang bangsawan. Ah, mereka kenapa sih? Aku jadi merasa tidak enak hati.
Padahal aku datang kesini untuk mencari seseorang. Dimana dia sekarang? Bukankah dia ikut kakek Borhan menjual komoditas ke luar desa?
"Kamu lagi cari aku ya, Sarah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Meet The Past
Aventura[TAMAT - Kembali direvisi pada Juli 2024] Genre : Petualangan (Adventure), Fantasi, Perjalanan Waktu (Time Travel) ~ Dimana aku sekarang? Dan tempat apa ini? Sarah sudah kehilangan kedua orang tua hingga pamannya sendiri tanpa jejak. Bahkan satu-sat...