ROOOAR!!
Yang benar saja, ada seekor harimau besar berada di belakang aku dan Nanny. Aku saja yang terbilang awam dengan bahasa hewan sudah tahu kalau harimau tersebut tengah kelaparan, dan sepertinya hewan buas itu akan memangsa kami berdua. Apa yang bisa aku lakukan selain menjadi ketakutan dan hanya berdiri di belakang Nanny?
"Nan, aku takut! Dia sepertinya mau memakan kita," ucap aku getir.
Nanny sepertinya tampak tenang menghadapi situasi ini. Ia turun perlahan sampai ke dasar batu, lalu menaruh salah satu bungkus makanan berbahan daun pisang—ada empat bungkus lain yang serupa yang ditaruh di dekatku. Ketika dibuka, isinya semacam olahan ikan—aku tidak begitu melihat dengan jelas karena terlalu jauh. Kemudian ia mencoba menaruhnya di dekat harimau itu.
Butuh beberapa saat untuk menyadari bahwa harimau itu tidak tertarik. Tentu saja, siapa yang mau makan dengan porsi terlalu kecil untuk si kucing besar?
"Kenapa itu tidak dimakan sih...? Anjing!" umpat aku.
ROOOAR!!
Ah tidak! Jangan makan aku!
Hampir saja harimau tersebut melompat ke arah kami. Entah dari mana seorang pemuda kekar datang dari belakang si harimau, langsung memukul hewan buas itu dengan tali semacam cambuk. Kulihat juga tangan kirinya memegang sebuah parang yang cukup besar.
Berhasil! Dua kali serangan, harimau tersebut akhirnya berlari menjauhi kami semua.
"Hampir saja kita jadi santapan harimau itu," kata Nanny merasa lega.
"Astaga, tadi aku tidak sengaja menyebut sesuatu yang membuat harimau itu marah." Aku menyusul turun dari batu, lalu berjalan mendekati pemuda yang sedang menggulung tali besar. "Mas, terima kasih sudah mengusir harimau itu."
Pemuda itu berbalik menatapku. Dan sekali lagi...
Selamat, Sarah. Kamu kena jebakan "manusia kelelawar" lagi!
"Mas Hartono! Kebetulan sekali mas datang disaat kita berdua hampir dalam bahaya," sahut Nanny menyusul di belakangku.
Aku mendadak ingat akan sesuatu, masa lalu kakek dan nenek aku. Mereka di masa muda adalah penjaga desa paling diandalkan. Mereka seperti sepasang polisi satu-satunya di desa. Nenek pernah cerita bagaimana ia hampir gagal mengamankan desa tempat tinggalnya yang nyaris porak-poranda karena perang saudara di tempat itu, meskipun aku tidak bisa menangkap cerita itu sepenuhnya.
Sedangkan orang itu mengingatkan aku pada foto kakek aku yang pernah ditunjukkan oleh nenekku sendiri.
"Non, kau sudah pulang rupanya? Astaga, mas kangen berat sama gadis cilik seperti kau. Dan dia...," Hartono menunjuk diriku, "yang bersama kau itu siapa?"
"Mas, ini teman aku, Sarah. Selama aku di luar dusun dia satu-satunya teman yang aku punya. Nah, kali ini aku sengaja ajak dia main kesini," jawab Nanny, kelihatannya dia setengah berbohong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meet The Past
Adventure[TAMAT - Kembali direvisi pada Juli 2024] Genre : Petualangan (Adventure), Fantasi, Perjalanan Waktu (Time Travel) ~ Dimana aku sekarang? Dan tempat apa ini? Sarah sudah kehilangan kedua orang tua hingga pamannya sendiri tanpa jejak. Bahkan satu-sat...