[TAMAT - Kembali direvisi pada Juli 2024]
Genre : Petualangan (Adventure), Fantasi, Perjalanan Waktu (Time Travel)
~ Dimana aku sekarang? Dan tempat apa ini?
Sarah sudah kehilangan kedua orang tua hingga pamannya sendiri tanpa jejak. Bahkan satu-sat...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Bos Je, tenan ki ora ono sopo-sopo nek kene?"
"Wis to, kene aman kok. Sopo sing arep jogo kantor pusat iki."
"Jane enek opo ing tempat kene?"
"We iki ora weruh kah? Iki loh markas utamane sing dadi wilayah terakhir sing kita kuasai. Paham maksude piye?"
Diam sejenak mereka pasti tidak mengerti. Aku pun yang bersembunyi di bawah sofa juga tidak paham.
"Aduh, otak lu kabeh enggak nyatu kah? Itu berarti kita sudah berhasil menguasai satu desa utuh!"
"Oalah, dadi tanpa perlu tarung tapi meneng-meneng menyusup masuk rene, kita wis iso rebut dusun terakhir iki?"
"Tepat sekali! AKHIRNYA KITA MENANG!"
"HORE!!"
Mendadak aku naik darah. Jadi pasukan kami di luar sana hanya membuang tenaga karena sama sekali tidak menyadari bahwa pimpinan musuh menyelinap masuk ke sini. Ini tidak bisa dibiarkan.
Baru hendak keluar dari persembunyian, tiba-tiba ada suara yang berbeda.
"Tunggu... siapa kalian?"
Itu Nanny. Oh tidak, dia dalam bahaya!
Aku kembali mendengar suara dobrakan pintu. Namun yang mengejutkan. Nanny berteriak ketakutan.
Tidak, aku tidak akan meninggalkannya.
"Bos Je, delok iki. Weh ayu tenan wong e!"
"Iyo bos Je. Piye menurutmu?"
"Bos, opo sing bakal kok lakokne karo wedok iki?"
"Bos... bos...,"
"Meneng wae bos iki... nyapo?"
"Dia...," suara dari si bos. "Tunggu, kau ini siapa?"
"Nanny," jawabnya tegas.
"Apa? Tapi kau itu sudah mati habis aku—ah, bagaimana Burhan bisa menghidupkan dirimu."
"Apa yang kau lakukan pada Burhan?" Nanny terdengar lebih tegas. "Bagaimana kau bisa masuk kesini."
"Dia calon penerus utama desa ini, tidak mungkin masih hidup. Pasukan, ndang seret dia padaku!"
Dan selanjutnya Nanny berteriak lagi. "Ah, lepaskan aku!"
Sampai akhirnya pengacau suasana kembali datang.
"BERHENTI!"
Itulah saatnya aku bisa melihat Nanny, seorang bos berbadan besar, dan keempat anak buahnya secara langsung. Dan saat ini, Nanny tampak ditahan sama dua anak buah si bos.
"Sarah... kenapa kamu kesini?" tanya Nanny lirih.
"Siapa juga kau ini!" sambung si bos.
"Asal kalian tahu ya, akulah pemilik asli gedung ini." Aku berseru dengan percaya diri. "Aku seorang kepala dusun ini, penerus tuan Burhan!"