Tetap saja, situasi kakek Borhan lebih mengkhawatirkan. Pedang yang dibawa si tentara asing di depannya sudah menempel di lehernya. Mereka pun masih berdebat tak jelas, takut pedang itu akan mengancam nyawa kakek itu.
Aku langsung inisiatif melempar batu dengan ketapel ke arah tentara itu. Dua kali lemparan, dia langsung tersadar dan...
Bodoh, mengapa aku tidak bersembunyi setelah melempar tadi.
Terlambat, dia langsung memanggil teman-temannya.
Sesaat kemudian aku memunculkan diri—maafkan aku Hartono, aku terpaksa—dan langsung menyerbu dua prajurit yang menjaga Nanny dan kakeknya. Aku juga menemukan sebuah palu besar dan langsung aku pakai untuk menyerang mereka. Bagus, satu tentara asing terkapar dan tak sadarkan diri. Lalu aku mencoba melawan tentara yang membawa pedang, ternyata lumayan mengerikan bila aku melihatnya langsung.
Ampun... aku hanya bisa berlari menghindar. Ah, itu terlalu menakutkan bagiku untuk melawannya!
Dor! Aku berbalik dan menemukan tentara itu langsung tumbang di tempat.
Kulihat Nanny berhasil lolos dari jerat tali dan sedang melepas tali yang mengikat kakeknya. Dengan begitu si kakek bisa menembak tentara yang mengejarku tadi.
Sementara itu aku juga melihat sekumpulan tentara di pusat reruntuhan mulai menyerang Hartono dan Suryani. Aku harus membantu mereka.
"Ayo bantu mereka! Lalu kita bisa kabur dari sini," seru kakek Borhan menyiapkan pistol yang dibawanya.
Nanny berjalan mengambil pedang yang sempat dipakai tentara yang tumbang di depanku, lalu ia pun menghampiri diriku.
"Mending kau jaga senjata para tentara yang sudah diambil Suryani. Aku melihatnya tadi. Jangan buang-buang waktu!" suruh Nanny.
Aku hanya mengangguk dan langsung berlari masuk dalam semak-semak. Aku tahu dimana Suryani menyimpan senjata milik para tentara asing itu. Sampai di tempat, aku memang menemukan banyak senapan dan pedang. Sayangnya aku tak ingin mencoba memakainya, terlalu mengerikan. Jadi aku mencoba menutupi tumpukan barang itu dengan dedaunan atau semacamnya agar tidak terlihat
Ternyata pertarungan di luar sana sangat sengit. Suara adu senjata dan tembakan pistol tak bisa aku hindari. Aku hanya berharap teman-temanku selamat.
Berniat mengintip sejenak, aku langsung dihadapkan dengan seorang tentara bermuka paling beringas yang pernah aku temui. Tahu-tahu dia langsung menodongkan pistolnya ke arahku.
Aku membeku seketika. Tetapi entah pemikiran darimana aku justru menoleh ke kiri dan memberitahu dia, "You can take your weapon right there...,"
Orang itu tampak berpikir sejenak dan tanpa sadar ikut menoleh ke kiri. Nah, ini kesempatan aku sekarang.
Aku tendang tangannya yang sempat memegang pistol sampai senjata itu terjatuh. Lalu aku langsung mengambilnya.
Setelah itu aku coba keluar dari tempat itu. Namun orang itu sanggup menangkap aku dengan mudah. Dan aku pun terjatuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meet The Past
Adventure[TAMAT - Kembali direvisi pada Juli 2024] Genre : Petualangan (Adventure), Fantasi, Perjalanan Waktu (Time Travel) ~ Dimana aku sekarang? Dan tempat apa ini? Sarah sudah kehilangan kedua orang tua hingga pamannya sendiri tanpa jejak. Bahkan satu-sat...