Hi, udah lama gak up, ya?
Maaf ya, hehe. Soalnya aku sibuk di rl.
Awalnya aku juga gak bakalan up malam ini, but aku kepikiran cerita ini yang pengin cepat-cepat aku selesaikan.
Terhitung sudah tiga minggu lebih aku gak up. Sumpah ya, akhir-akhir ini tuh mood aku buat nulis hilang gitu aja.
Makasih dan maaf buat readers ku yang udah sabar banget banget nunggu cerita ini up❤
Makasih karena udah mau nunggu, dan maaf kalau saat aku up, jalan ceritanya gak sesuai sama ekspetasi kalian.
Sekali lagi, maaf udah bikin kalian nunggu selama itu🥺❤
Dan kayaknya aku bakalan hiatus dulu beberapa waktu, sampai mood nulis ku balik lagi. Makasih buat yang selalu support aku, ya. Love u, guys❤
So, happy reading!
****
"Bunda...Maaf..." Salma terus melirih sembari menatap Bunda Mischa—Bundanya Leon dengan tatapan sendu.
Bunda Mischa tak menatap Salma, wanita itu membuang pandangannya ke arah lain—tak ingin menatap Salma.
"Kenapa kamu lakuin semua ini, Salma?" tanya Bunda Mischa dengan pelan. Namun, masih terdengar oleh semua orang yang ada disana.
"Maafin Salma, Bunda. Salma benar-benar menyesal..." Salma mendekat kearah Bunda Mischa—bersimpuh di kaki wanita itu.
Dengan air mata yang mengalir, Mischa menuntun agar Salma berdiri. Beliau menatap Salma dengan kecewa, ia tak menyangka anak perempuan yang selama ini selalu ia sayangi dan bela melakukan hal itu.
Salma menatap Bunda Mischa dengan air mata yang sudah mengalir deras, tangannya yang gemetar menggenggam tangan Bunda Mischa dengan lembut. "Bunda, Salma benar-benar minta maaf. Maafin Salma..." lirihnya.
Mischa melepas genggaman tangan Salma, "Bunda kecewa sama Kamu, Salma." Kemudian beliau memasuki kamarnya, meninggalkan Salma yang kini semakin menangis.
Leon membuang muka saat Salma menatapnya, sedangkan Bara hanya diam saja memperhatikan. Lalu Erlangga— Ayahnya Leon berjalan mendekat kearah Salma. Beliau menepuk pelan bahu gadis itu.
"Biarkan Bunda tenang dulu, ya? Sekarang kamu Ayah antar kembali ke panti. Kasihan ibu serta adik-adikmu disana." Ayah dari Leon itu tersenyum tipis.
Salma menangguk," Baik, Ayah. T-tapi bagaimana sama Bunda? Salma gak bakalan tenang kalau Bunda belum maafin Salma."
"Tidak usah khawatir, nanti biar Ayah yang bicara." Kemudian, Salma mengangguk lagi.
Gadis itu menatap Leon, ia mendekat kearah pria itu. "Leon, gue minta maaf. Gue benar-benar minta maaf, gue lakuin ini semua karena gue cinta sama lo. Terserah setelah ini lo mau jauhin gue atau bahkan gak nganggap gue sahabat lo lagi. Tapi, gue cuman minta hal sama lo. Tolong maafin gue, setelah ini gue bakalan berhenti buat dapetin lo lagi."
Leon masih diam, pria itu menatap Salma dengan tatapan tak terbaca. Bahkan sampai satu menit berlalu pun ia tidak membuka suara—membiarkan keadaan tetap hening.
Salma yang merasa Leon tak mau memaafkannya langsung tersenyum kecut, lalu gadis itu berbalik—hendak pergi. Namun, suara Leon membuat langkahnya terhenti.
"Gue maafin lo." suara Leon.
Dengan cepat Salma berbalik, gadis itu semakin menangis saat Leon tersenyum tipis padanya. Lalu ia memeluk Leon saat laki-laki itu merentangkan tangannya—meminta Salma untuk masuk ke dalam pelukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband My Crush [End]
Teen Fiction-𝓜𝓪𝓻𝓻𝓲𝓮𝓭 𝓫𝔂 𝓐𝓬𝓬𝓲𝓭𝓮𝓷𝓽- Nikah karena accident sama crush sendiri? Awalnya Nasha tidak pernah bermimpi sejauh itu. Karena crush-nya itu susah digapai. Tapi sepertinya Tuhan mengabulkan doanya selama ini, walaupun dengan cara yang menu...