MHMC39

27.8K 1.5K 53
                                    

Halo, readers!

Ini seriusan up yaw, gak kayak kemarin hehe

Awalnya gak bakal up sekarang,but ada sesuatu hal yang bikin aku semangat buat nulis lagi. Dan maaf kalau beberapa part ke depan, narasinya semakin ngaco.

Anw bentar lagi cerita My Husband My Crush mau selesai, yeayy!

Aku harap, apapun endingnya kalian terima, ya.

Oke, happy Reading!💚

****

Di sepanjang perjalanan, wanita itu menangis. Tangannya yang terikat berusaha ia lepaskan, walaupun hasilnya sia-sia. Sedangkan laki-laki disampingnya tampak fokus dengan jalanan di depan sana.

"Lo bisa diam gak sih?!" Arion membentak Nasha. Pikirannya jadi tidak fokus, karena wanita itu terus berteriak meminta tolong, walaupun rasanya percuma.

Sedangkan Nasha, wanita itu semakin terisak. Dalam hati, ia terus berdoa semoga siapa saja dapat mendengar teriakannya. Tapi, ini malam hari. Tidak ada siapapun yang berjalan di tengah malam seperti ini.

"Leon... tolongin gue..." Nasha merintih, wanita itu terus bergumam memanggil nama Leon. Berharap Tuhan mendengarnya, lalu mendatangkan Leon untuk menolongnya.

"Tutup mata lo." Awalnya Nasha mengernyit, sampai akhirnya wanita itu menutup kedua matanya dengan rapat saat Arion menambah kecepatan pada mobilnya.

"ARION! LO KALAU MAU MATI JANGAN NGAJAK-NGAJAK GUE, ANJ*NG!" Nasha berteriak, wanita itu kemudian membuka matanya, menoleh pada Arion yang tengah fokus menatap ke depan.

Terlihat cowok itu sesekali menoleh ke arah kaca spion, yang kemudian Nasha mengikuti arah pandang cowok itu. Pupil mata gadis itu melebar, merasa terkejut melihat sebuah motor dan mobil yang tengah mengejar mobil Arion yang saat ini masih melaju dengan kecepatan tinggi.

Memicingkan matanya, Nasha semakin terkejut. Itu motor Leon! Dan, mobil itu... milik Bara? Senyum wanita itu mengembang.

"Nasha, jangan lihat ke belakang!" Arion membentak Nasha, lagi.

Nasha tak mengindahkan, ia kemudian menarik napasnya dengan panjang. "LEON! TOLONGIN GUE!" teriaknya dengan seluruh tenaga, ya walaupun percuma, sih.

"BERISIK! LO DIAM AJA, NASHA!" bentak Arion, menatap wanita di sebelahnya itu dengan tajam.

"LO YANG BERHENTI, BAJINGAN! TURUNIN GUE SEKARANG!" Napas Nasha memburu, tatapannya terlihat nyalang. Dengan tubuh yang terus memberontak, wanita itu berteriak sekuat tenaga sampai tenggorokannya terasa sakit.

Arion terdiam, kemudian setetes cairan bening menetes dari sudut matanya. "G-gue cuman mau bawa lo menuju kebahagiaan, Nasha."

"TERSERAH, GUE CUMAN MAU TURUN, ARION!" Nasha tampak tak peduli. "LEBIH BAIK GUE MATI DARIPADA SAMA LO!"

"Oke, kalau lo mau mati." Arion semakin melajukan kecepatan mobilnya. Tangannya mencengkram stir dengan kencang, mencoba meredam amarahnya yang semakin memuncak.

"LO NGAPAIN ANJ*NG?!" Nasha panik. Pasalnya, Arion bukannya berhenti, malah semakin meningkatkan kecepatan mobilnya.

"Gue mau mati bareng lo." Dengan nada dinginnya, Arion berucap.

"Jangan gila, Arion!" Wanita itu semakin panik, apalagi saat melihat sebuah truk besar melaju dengan kecepatan tinggi yang datang dari arah berlawanan.

"ARION!"

Brak!

Tabrakan itu tak terelakkan, mobil yang di kendarai oleh Arion terpental jauh dan menabrak pembatas jalan.

My Husband My Crush [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang