MHMC35

29.5K 1.6K 244
                                    

Hai!

Udah dua minggu lebih ya aku gantungin?

Hehe maaf, ya. Soalnya di real life aku sibuk banget:(

Em, mohon maaf juga kalau part kali ini dan seterusnya tak sesuai ekspetasi kalian.

Happy Reading! 💚

****

"Rumi?beneran gak mau pulang?"

Pertanyaan itu sudah beberapa kali keluar dari bibir Radit--kakak Nasha. Sedangkan yang ditanya hanya menjawab dengan gelengan kepala. Nasha sedari tadi hanya diam menatap kosong ke depan.

Radit menghela napas pasrah, pria itu kemudian duduk di sebelah adiknya. Tangannya terulur mengusap puncak kepala Nasha dengan lembut. "Adik kakak kenapa, hm? Lagi ada masalah?"

Nasha menoleh, mata wanita itu berkaca-kaca. Lalu ia memeluk tubuh Radit, menangis di pelukan kakak laki-lakinya itu. "Kak..," lirihnya.

"Kalau mau cerita, cerita aja sama gue. Gue siap dengerin." Radit berujar.

Kemudian Nasha menceritakan hampir semua hal yang terjadi hari ini. Tapi, ia tidak menceritakan tentang Leon yang menamparnya. Kalau di ceritain bisa-bisa kakaknya itu ngamuk.

"Salma itu siapa sih?" tanya Radit saat Nasha selesai bercerita.

"Sahabatnya Leon," balas Nasha.

"Sahabat?" ulang Radit, Nasha mengangguk. "Ck. Kayaknya tuh cewek mau bikin hubungan lo sama Leon hancur, deh."

"Kayaknya iya. Kesel banget gue sama dia," ujar Nasha sembari menghembuskan napasnya.

"Yaudah kalau gitu lo jangan pulang dulu ke rumah Leon. Disini aja dulu, sampai tuh laki lo yang nyamperin sendiri kesini."

Nasha terkekeh mendengar ucapan kakaknya. "Iya, gue juga kangen banget sama kamar gue."

"Gih sana ke kamar, istirahat lo." Radit lalu berdiri, cowok itu bersiap untuk pergi. "Btw, lo jadi agak gendutan."

Sebelum Nasha mengamuk, Radit langsung berlari menjauh dari ruang keluarga. Sedangkan Nasha, wanita itu sudah berteriak mengumpati kakaknya itu.

"Emang ngeselin banget punya abang!" seru Nasha, lalu terdiam. Sampai akhirnya suara langkah kaki membuatnya menoleh. Seketika senyumnya mengembang dengan lebar melihat siapa yang datang.

"Mami! Papi!" Nasha berdiri dengan perlahan, wanita itu langsung memeluk kedua orangtuanya yang baru saja pulang dari luar kota.

"Loh, sayang? Kok ada disini?" heran Mia—mami nya Nasha.

Nasha melepas pelukannya, wanita itu menatap Mami-nya sembari memajukan bibirnya ke depan. "Nasha gak boleh ya kesini?" candanya.

"Eh, enggak gitu, sayang. Maksud Mami tuh kamu tumben kesini, biasanya kan nempel mulu sama Leon. Jangan ngambek atuh. " Mia gelagapan saat melihat Nasha yang merajuk—walaupun kenyataannya hanya pura-pura.

"Hehe canda Mih, Nasha gak ngambek kok." Nasha terkekeh kecil, ia kemudian menyalimi kedua orangtuanya itu.

"Radit mana, dek?" tanya Papinya Nasha.

"Tadi keatas, mungkin ke kamarnya." Nasha membalas. "Kalau gitu Papi sama Mami istirahat, ya. Rumi mau ke kamar dulu."

Baru saja Nasha akan beranjak, suara Mami-nya membuatnya behenti.

"Oh, iya. Leon mana? Dia ikut, kan?" tanya Mia.

Nasha seketika langsung gelagapan, ia memaksakan senyumnya mengembang, walaupun terlihat kaku. "Leon gak ikut, Mih. Dia akhir-akhir ini lagi sibuk sama ujiannya, Rumi gak mau konsentrasi Leon ke ganggu gara-gara Rumi."

My Husband My Crush [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang