124.

930 144 46
                                    

Yeji mengetuk kecil permukaan dahi yang rambut hitamnya sudah dia sibakkan ke atas. Melihat kernyitan mulai muncul disana karena ulah jarinya Yeji. Yeji mengulas senyuman tipis.

"Ayo bangun."

Jarinya ditangkap sesaat kemudian. "Bentar, sayang."

Yeji geleng geleng kepala. "Ayo, aku mau nganter Lia ke rumah sakit juga lohh. Jangan malesan! Ayo bangun!"

Sia sia gerutuannya. Yang dia bangunkan mati menutup matanya. "Yeonjun!" meninggikan suaranya.

Yeonjun terkekeh kecil sambil membuka matanya yang masih terasa lengket. "Iya sayang."

Yeji mencubit kecil lengan Yeonjun. "Ayo bangun, nanti kalo telat malah buru buru di jalan, bahaya."

Yeonjun mengerjab beberapa kali, menyesuaikan cahaya yang ditangkap oleh matanya. Melingkarkan lengannya di pinggang Yeji, mengusakkan wajahnya di sana, membuat yang perempuan kegelian sendiri.

"Geli!"

Yeonjun mengangkat wajahnya yang masih sembab, bibir penuhnya maju beberapa senti. "Aku masih ngantuk."

"Terus?"

Yeonjun mengerjab. "Mau tidur lagi."

Yeji mendelik. "Enak aja, udah pagi!" sudah susah susah Yeji bangunkan, bukannya cepat bangun, malah mau tidur lagi?

Yeji berdiri di sisian tempat Yeonjun. Menarik kedua tangan laki laki itu sekuat tenaga. Nyaris terpleset beberapa kali.

"Bangun dong!"

Yeonjun tertawa kecil. Akhirnya mengalah, mengubah posisinya menjadi duduk. Dan karena itulah, Yeji yang sedang menarik tangannya kuat kuat langsung terjatuh di atas lantai yang dingin.

"Yah, jatuh."

Yeji meringis kesakitan merasakan nyeri di bokongnya yang menghantam lantai cukup keras.

Yeonjun tertawa, sambil buru buru membantu Yeji berdiri lagi. "Lagian sih, main tarik tarik gitu."

"Ya salah kamu, kenapa gak buru buru bangun."

Yeji cemberut.

"Iya maaf, mau digendong?"

Yeji berbinar. Tanpa menjawab langsung mengalungkan tangannya di leher Yeonjun dari belakang tubuhnya. Tidak menyia nyiakan kesempatan.

Yeonjun tersenyum simpul. "Punya istri kayak punya anak."

Yeji tidak mau kalah. "Punya suami kayak punya bocah SD, bangun pagi harus dibangunin."

Yeonjun menarik lipatan lutut Yeji. Memeganginya untuk menahan tubuh Yeji yang memeluk lehernya dari belakang.

Berjalan ke kamar mandi setelahnya.

"Kamu mandi duluan aja. Anterin aku ke dapur dulu."

Yeonjun menggeleng. "Bantuin dulu."

Yeji mengernyit. "Bantuin apa?"

Yeji didudukkan di pinggiran wastafel. Menghadap Yeonjun yang kini mengambil sikat giginya, memberikan sedikit pasta gigi dan memasukkannya ke dalam mulutnya.

Yeji terkekeh melihat pipi suaminya bergetar kecil akibat ulah sikat gigi di dalamnya.

Yeonjun mengusap matanya Yeji, menghilangkan kotoran yang tersisa disana. Lanjut mencubit kedua pipi perempuan di hadapannya. Sampai pemiliknya mengerutkan dahinya tidak suka.

"Bantuin ngapain sih?"

Yeonjun akhirnya menunjuk bawah hidungnya. Membuat Yeji mengangguk angguk mengerti. "Besok sabtu, kamu ada kerjaan?"

Tetangga [TXT X ITZY]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang