Hueningkai membuka pintu kelas kemudian memasukkan kepalanya ke dalam. Kelakuannya itu mendapat perhatian hampir seisi kelas tersebut. Termasuk gadis berambut blonde yang sedang kebingungan kepadanya.
"Yuna?"
Yuna si gadia blonde segera mendekat kemudian mendorong Hueningkai keluar dari kelasnya.
"Kenapa sih? Gak usah samperin di kelas. Gue lagi sibuk."
Hueningkai mengendikkan bahunya acuh. Kemudian melingkarkan lengannya di pundak sang gadis yang merengut tidak suka sedari tadi.
"Gue gak mood makan siang tau. Gue pengen kelarin catetan!"
Hueningkai mengernyit heran. Sedikit tidak biasa dengan tingkah Yuna.
"Yakin? Biasanya lo semangat banget deh makan siang di kantin. Nanti gue bantu kelarin catetan deh."
Yuna menatap lelaki di sampinya dengan tatapan curiga. "Beneran lo?"
Hueningkai mengangguk yakin. "Iyaa. Cuman catet doang kok."
"Yaudah kalo gitu."
Keduanya berjalan ke arah kantin melewati beberapa kelas 10. Kawasan sekolah ini lebih banyak dipisah. Kelas 10 berada di sebelah utara kemudian dibatasi aula, sebelah selatan aula adalah kawasan kelas 11. Kemudian dibatasi taman. Paling selatan adalah kawasan kelas 12.
Sedangkan kantin berada satu kawasan dengan taman yang persis berada di depan aula.
"Kak Jin!"
Ryujin yang mendengar suara cempreng dari belakang, menoleh.
"Eh kalian. Mau ngantin?"
"Iya. Mau kemana kak?"
"Mau nyusulin kertas ulangannya Beomgyu sama Chaerry anjir. Telat ngumpul tadi. Gue yang susah," Ryujin mendumal sambil menunjukkan dua lembar kertas ulangan.
Hueningkai tertawa. Yang justru terdengar menjengkelkan.
"TAWA LO!!"
Yuna akhirnya ikut tertawa.
Ryujin memutuskan kabur dari tawaan keduanya ketika berhasil mencuri satu cubitan gemas di pipi Hueningkai.
"BIYUH LORO MBAK!" Si wajah bule memekik.
(Waduh sakit kak)"Kebanyakan main sama Kak Hyungjun Kai? Lo jadi ketularan gitu."
Hueningkai yang sedang mengusap usap pipinya hanya cemberut dan berakhir menjadi pusat perhatian ketika dengan santainya mengusap usapnya pipinya pada puncak rambut si blonde.
Apa mereka tidak sadar status?
---Tetangga---
"Lo kok gatel banget ya jadi cewek?!"
"Gak puas peringatan kita kemaren? Masih mau nambah hem?"
Yuna terdiam di hadapan ketiga kakak kelasnya yang terhitung sudah beberapa kali suka mengancamnya.
"E-enggak itu kak. Kai aj-"
Duk
"Gak usah cari alesan. Najis banget jadi orang."
Yuna mengusap lututnya yang ditendang oleh Yeonjin. Sesekali merasa perih ketika tangannya mengusap yang lecet. Karena bagaimanapun sepatu itu keras. Apalagi dia ditendang sampai terjatuh.
"Maaf kak. Saya gak maksud begitu."
Lucy menempatkan kakinya di tulang kering Yuna. Kemudian menekannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tetangga [TXT X ITZY]
Fiksi PenggemarTentang lima cowok dan lima cewek yang tinggal di dalam satu lingkup lingkungan. Banyak ributnya. Tapi sayang satu sama lain. Namanya juga tetangga. Apalagi para Emak emak dan bapak bapaknya yang juga gak kalah heboh. Writen by CeuNaya.