Yeonjun menguap panjang. Menatap Soobin yang masih menepuki pantat atau paha Yuna yang bergelung nyaman di pelukkan lelaki tinggi itu. Beberapa saat lalu, Yuna rewel parah karena tidak bisa tidur. Padahal katanya Lia, Yuna baru saja minum obat pereda nyeri. Seharusnya gadis itu bisa beristirahat agar kerja obatnya bisa maksimal.
Gadis itu merasa tidak nyaman terus menerus katanya. Akhirnya yang lain mengungsi dan kakak beradik itu tidur di atas ranjang dengan Soobin seperti ibu ibu yang sedang menidurkan bayinya. Mengusapi dahinya, menepuki pantatnya, menepuki pahanya. Sesekali juga membisikkan kata kata agar Yuna segera tidur.
Dan Yeonjun disini. Di sofa. Dengan kepala Ryujin di pangkuannya dan perutnya yang dipeluk erat layaknya boneka. Gadis yang berbantalkan pahanya ini, beberapa saat lalu masuk kembali ke villa dengan muka memerah dan suhu badannya yang tinggi. Lia sudah memberinya paracetamol dan gadis itu akhirnya bisa istirahat dengan tidur di pangkuannya. Tapi, masalahnya pingangnya sudah super nyeri saat ini.
"Puk puk yang bener bang," Yuna merengek lagi disana. Tangan kanannya yang merangkul pinggang Soobin mencubit pelan disana. Sedangkan tangan lain ada di atas perutnya sendiri.
Soobin kembali menepuki Yuna bagai bayi kecil yang tidurnya masih minta susu.
"Peluknya yang bener bang."
"Katanya sakit. Lo kan gak bisa miring. Susah ini."
Yeonjun hanya melihat dengan ekspresi -_-
Sangat jengah dengan tingkah kakak beradik itu."Yang bener bang," Yuna sebenarnya sudah memejamkan matanya. Tapi masih terasa, nyaman atau tidak tidurnya. Makanya dia terus menggumam tidak jelas.
Soobin memiringkan badannya. Lebih condong lagi ke Yuna. Berusaha memeluk 'yang benar' seperti kata Yuna. Jangan lupa tangannya masih terus menepuki paha adik satu satunya itu.
"Cepet tidur ya. Udah malem ini."
Setelah memastikan Yuna benar benar tertidur, Soobin menaikkan selimut yang dipakai Yuna, kemudian mengusap dahi Yuna, menghilangkan kerutan kecil disana.
"Ryujin mau di tidurin di mana itu Njun?"
Yeonjun menatapnya datar. Semakin datar ketika Soobin akhirnya duduk di sebelahnya.
Soobin menghela nafasnya. "Pindah Ryujin ke tempat yang nyaman dulu deh. Kasian gue. Nanti dia tambah pusing."
"Dipindah ke samping Yuna boleh gak ini?"
Soobin mendelik. "Dari pada di samping Yuna, gue lempar aja Ryujin lewat balkon. Yuna sakit, Ryujin kan tingkahnya kalo tidur gak karuan! Gak gak!"
Yeonjun menatapnya semakin datar. Dia berdecak kemudian segera memposisikan Ryujin dalam gendongannya dengan sangat pelan. Dia mengangkatnya kemudian keluar dari kamar. "Yaudah gue sama Ryujin tidur di sofa ruang utama aja. Empuk."
"Yaudah sana. Hati hati. Ryujin lagi demam."
"Hmm."
Soobin menghembuskan nafas kasar. Kemudian menggaruk pelan tengkuknya. Sebenarnya, tentang kejadian Ryujin tadi, dia sangat tidak menduganya.
Soobin disini orang yang peka paling dahulu. Dia memang sering mendapati Ryujin berada di dekat Hyunjin saat mereka berkumpul. Dia kira, Ryujin sebatas ingin dekat saja dengan semua orang. Tidak curiga juga, karena Hyunjin saat itu juga sudah memiliki kekasih.
Namun semua jauh di luar dugaan. Dia sempat termenung ketika Yeji bercerita kalau belakangan ini Ryujin lebih sering bermain ke rumah Yeji dan bermain dengan Hyunjin. Pikirnya hanyalah, mungkin Ryujin butuh curhat pada orang selain mereka. Tapi nyatanya- ah sudahlah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tetangga [TXT X ITZY]
FanfictionTentang lima cowok dan lima cewek yang tinggal di dalam satu lingkup lingkungan. Banyak ributnya. Tapi sayang satu sama lain. Namanya juga tetangga. Apalagi para Emak emak dan bapak bapaknya yang juga gak kalah heboh. Writen by CeuNaya.