53.

1K 146 32
                                    

Setelah seminggu lebih mengurus tiga orang sakit sekaligus, akhirnya Yeji sakit juga hari ini. Beberapa hari lalu, mami mengalami gejala vertigo sampai akhirnya mendapatkan indikasi ranap. Akhirnya Yeji dan Hyunjin yang kerepotan mengurusi segalanya karena papi juga sedang terserang batuk pilek di rumah dan harus istirahat total karena mengeluh kepala pusing yang berlebihan.

Belum sempat maminya keluar dari ruang inap, papinya juga harus mendapatkan indikasi ranap juga karena kondisinya tidak memungkinkan di rawat di rumah. Papi ternyata juga mengalami gejala dyspepsia selain batuk, pilek, dan pusing.

Belum sempat kedua orang tuanya benar benar sembuh, Hyunjin mendadak seharian lesu sekali, hanya tidur, berbaring, makan pun hanya secukupnya. Dan malamnya suhu tubuhnya naik. Yeji langsung membawa Hyunjin ke rumah sakit. Dan ternyata kembarannya itu terkena tipes karena kurang menjaga kebersihan makanannya. Wajar sih, tidak terurus karena mami sakit dan Yeji yang sibuk mengurusi mami dan papi.

Yeji sempat frustasi kenapa bisa bisanya mereka sakit di waktu yang bersamaan? Sedangkan dia juga kurang kuat mengurus mereka sendirian. Yapi untungnya Yeonjun, Soobin dan Lia terus membantu. Tapi walaupun begitu ya tetap saja. Yang terus kelimpahan ya Yeji.

Setelah ketiganya sembuh, barulah Yeji ganti masuk ke rumah sakit. Mendapatkan indikasi ranap dengan kasus gejala dyspepsia dan anemia secara bersamaan.

Sebenarnya Yeji khawatir. Khawatir kalau yang baru sembuh melakukan banyak hal di rumah, mereka akan kembali kambuh. Tapi Yeonjun mengatakan kalau Lia dan Soobin sudah mencoba menkondusifkan keadaan rumah.

Sekarang hanya Yeonjun yang menjaga Yeji. Karena Yeonjun menyuruh mami, papi, dan Hyunjin istirahat di rumah. Takut mereka kembali sakit. Karena memang benar benar baru sembuh.

Yeji mati matian menahan rasa pusing di kepalanya. Dia berkali kali mengernyit ketika pusing itu datang tiba tiba. Yeonjun hanya bisa mengusap usap kepalanya. Sesekali mencium dahinya. Yang berakhir tabokan di kepalanya dari Yeji. Yeji juga takut kalau Yeonjun tertular. Bukan tertular sakitnya sih, tapi tertular demamnya.

"Mau makan lagi yang? Kata dokter kan makannya dikit dikit aja, tapi sering. Aku suapin lagi ya?"

Yeji mengangguk kecil. Yeonjun mengatur kasur Yeji agar bisa membuat setengah duduk. Dia membenarkan piyama kekasihnya itu agar tidak terlihat kusut. Kemudian mengambil bubur di nakas. "Mau disuapin apa makan sendiri?"

"Suapin."

Yeonjun terkekeh. Yeji kalau sakit manja. Dia mulai menyuapkan bubur itu pada Yeji. Baru saja 3 suapan, Yeji sudah mendorong pelan tangannya. "Bentar ya Njun. Perutku rasanya mual banget."

Yeonjun menatapnya khawatir. "Aku ambilin kresek ya?"

Yeji menggeleng. Dia menahan tangannya Yeonjun yang hendak beranjak. Kemudian memeluk lengannya erat erat. "Peluk."

Yeonjun menghela nafas. Kemudian menarik Yeji ke dalam pelukkannya. Mengusap kepala gadis itu pelan pelan. "Pusing banget?"

Yeji mengangguk. Dia menghirup aroma Yeonjun. Sedikit mengernyit tidak suka. "Habis nyebat?"

Yeonjun menggeleng. "Kenapa? Bau ya? Tadi habis mampir di tongkrongan bentar, ngambil kunci motor habis dipinjem Wooyoung. Gak nyebat kok. Cuman ya kena asapnya yang nyebat aja."

Yeji mengangguk. Menjauh sedikit. "Bau. Gak suka."

Yeonjun melepaskan hoodienya.  Melemparnya ke arah sofa. Menyisakan kaos putih polosnya. Kemudian kembali memeluk Yeji. "Masih bau?"

Saraf olfaktori Yeji mulai bisa mengenali harum khas Yeonjun. "Engga bau. Wangiii."

Yeonjun bernafas lega.

Tetangga [TXT X ITZY]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang