31.

1.2K 180 17
                                    

Yuna mendesis pelan. Telapak tangannya merasakan hangat dari kulit dahi Beomgyu yang sedang terbaring di atas ranjang. Tidak jauh dari mereka ada Chaeryeong yang sedang mencari plaster demam di laci nakas dengan suara berisik yang membuat beberapa orang di luar menjadi sedikit terusik.

"Kak Lia?"

Lia menaikkan alisnya kaget. Sejak kapan kamar mereka ada lelaki. Dia mengernyit dalam melihat keadaan Beomgyu. Hidungnya merah. Matanya berkaca dan terlihat sedikit pucat.

"Ada apa?" Soobin masuk mengikuti Lia. Tidak jauh berbeda dengan reaksi Lia, Soobin langsung mendekat ke Yuna. "Beomgyu kenapa nih?"

"Sakit dadakan bang," Yuna menjawab. Mukanya cemberut. Terlihat sedih.

Setelah Chaeryeong mendapatkan apa yang dia cari, dia langsung mendekat ke arah Beomgyu. Mengusap rambut dan dahinya pelan. Kemudian menempelkan plester demam itu. "Kebiasaan sih. Mesti kalo gue habis sakit dia ikutan sakit."

Lia mengangguk. Dia sering menjumpai kedua anak itu sakitnya bergantian. Kalau kata orang sih ikatan saudara.

"Gue gak papa kok. Cuman lagi flu doang."

Chaeryeong mendelik. "Badan gemeteran gini kok!"

Beomgyu tersenyum ketika telapak tangan Lia menyentuh dahinya. Jarang jarang gadis itu melakukan sentuhan padanya. Ah, mungkin sekarang karena posisi Beomgyu yang sudah layak seperti pasien.

"Sejak kapan ini Gyu?" Lia bertanya.

"Sejak tadi pagi sih kak. Tapi baru parah sekarang."

Lia mengangguk angguk. "Aku ambil air gula sama obat dulu ya. Malem ini, Beomgyu biar tidur disini sendiri. Chaeryeong sama Yuna tidur di kamar aku sama Yeji sama Ryujin. Cowoknya yang lain tetap ya. Nanti kalo tidurnya barengan takutnya nular. Gak papa ya Beomgyu?"

Beomgyu menggeleng. "Makasih kak."

Lia mengangguk kemudian segera beranjak melaksanakan apa yang sudah dia rencanakan barusan.

"Yeji mana?" Yeonjun bertanya pada Soobin yang sedang merapikan selimut dan bantal di lantai.

"Lah? Mana gue tau. Gue dari tadi kan sama lo. Gimana sih? Sama Ryujin kali. Yeji sama Ryujin perasaan gak kelihatan semenjak gue sama Yeji baru balik dari supermarket."

Yeonjun mendengus. "Yaudah gue keluar dulu. Gyu, gue keluar dulu ya. Istirahat lo."

Beomgyu mengangguk. Yeonjun segera keluar kamar ini. Kemudian berjalan ke arah tangga menuju balkon. Bertujuan menghirup udara segar disana. Atau juga untuk melihat baju baju yang mereka cuci sudah kering atau belum.

Namun ada hal lain yang menarik perhatiannya. Gadis bermata kucing yang beberapa saat lalu dia cari, sedang berdiri menyandar tubuh di pembatas balkon, belum menyadari keberadaan Yeonjun. Tangannya menggenggam ponsel yang ditempelkan di telingannya. Sembari memandangi ke depan sana.

"Hmm, dah. Love you."

Yeonjun berdecih. Setelah Yeji-gadis yang dia maksud tadi-menurunkan tangannya, dia langsung mengambil tempat di samping gadis itu. "Katanya gak pacaran. Tapi sayang sayang. Pakek bilang love you segala."

Yeji kaget. Pikirnya sejak kapan ada orang disini. Kemudian menanggapi perkataan Yeonjun dengan mengangkat bahu acuh.

"Jadi gimana?"

Yeji menoleh. Menampilkan senyuman miring pada Yeonjun. "Apanya?"

Yeonjun diam. Mendadak tidak nafsu menanggapi Yeji.

"Apanya Njun?"

Yeonjun berdehem. "Gak jadi."

Yeji tertawa. Tawa khasnya sambil memukul Yeonjun. "Ih gitu aja ngambek. Dasar lo!"

Tetangga [TXT X ITZY]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang