Gadis dengan rambut sebahu berwarna blonde itu duduk di anatara banyak buku buku dan kertas yang sudah berserakan. Tangannya menarikkan pensil di atas kertas yang sudah hampir penuh dengan ukiran angka dan beberapa huruf. Sedangkan bibirnya mengapit pulpen merah sambil sesekali memainkannya.
Matanya kemudian menatap ke arah jam dinding. Sudah pukul 12 siang. Ingin bangkit dari duduknya, tapi kemudian di tahan lagi.
"Hampir aja lupa kalo masih pms."
Kembali melanjutkan kegiatannya.
Alunan lagu balad dari speakernya mengalun dengan lirih. Sesekali menggumamkan beberapa lirik lagu. Dahinya mengernyit dalam ketika menemukan jawaban yang tidak sesuai dengan pilihan.
Memutar kembali otaknya untuk kembali mencari jawabab yang pas. Tapi ketukan pintu yang berasal dari pintu kamarnya membuatnya berhenti. Matanya memutar jengah.
"Non waktunya makan siang."
"Buka aja bi. Gak dikunci kok."
Perempuan paruh baya dengan pakaian khas pembantu rumah tangga masuk ke dalam kamarnya. Dia tersenyum ramah di balas senyuman tipis oleh Ryujin.
Wanita itu meletakkan nampan berisi satu porsi makan siang, beberapa buah dan air putih. Mengernyit ketika melihat eksistensi lain di atas meja itu.
"Kok belum dimakan yang ini non?"
Ryujin kembali mendongak. "Bawa keluar aja bi. Cuman makan beberapa suap aja tadi. Ryujin sibuk belajar."
Si bibi menghela nafas berat. Belakangan ini nona di rumah ini tidak terlalu memberikan kehadiran yang berarti. Sering melakukan sarapan sendiri di kamarnya. Tapi saat jam makan siang makanan itu masih utuh.
Tapi bisa apa dia? Ryujin bukan tipe yang mesti mematuhi semua perkataan orang. Dia tipe perempuan yang cukup arogan dan sifat keras kepalanya sudah bukan rahasia lagi.
"Saya bawa keluar ya non. Makan siangnya cepetan dimakan. Keburu dingin gak enak non. Bibi keluar ya. Kalau ada keperluan yang lain panggil aja kayak biasa."
Ryujin tersenyum kemudian mengangguk. "Iya makasih bi."
Setelah wanita itu keluar, Ryujin segera bangkit dari atas karpet bulu tebal yang nyaman itu. Dia meregangkan otot tubuhnya kemudian berjalan menuju kamar mandi. Setelah mencuci tangan dan membasuh muka, dia keluar dari kamar mandi. Menghampiri makanan yang beberapa saat lalu di antarkan pelayan kesayangannya.
"Duh. Boncabe mana?"
Bangkit kembali mengambil seongok material favoritnya untuk melampiaskan kekesalan. Setelah mendapatkannya, dia kembali menghadap makanannya. Menaburkan bubuk cabai itu di atas makanannya kemudian mulai melahapnya.
Ryujin tidak terlalu tahan dengan makanan pedas apalagi dengan suhu makanan yang masih cukup hangat. Jadi bukan apa apa ketika perempuan itu kini mendesis sambil mengipas wajahnya.
Tidak selang waktu lama ketika gadis itu dalam perjalan melahap makanannya, datang si kakak dengan tampang ogah ogahan. Si Yeonjun berdecak malas menatap ke arah Ryujin.
Dia mengambil remot ac dan menurunkan suhunya. Dengan melemaskan badannya, dia duduk tepat di sebelah si rambut blonde. Kemudian bersandar di lengan Ryujin.
"Ih apaan dah! Gue lagi makan. Berat tau bang. Shh-hah pedes!"
Yeonjun mengernyit kemudian melihat makanan Ryujin. Matanya menatap tajam ketika bubuk cabai itu sudah seperti lauk di piring makanan Ryujin.
Yeonjun merebut sendok Ryujin. Sedangkan Ryujin sudah bodo amat, dia terlalu fokus untuk menghilangkan rasa pedas itu. Dia mengambil air dingin di kulkas dan segera meneguknya. Sedangkan Yeonjun menyisihkan bagian makanan yang terkena bubuk cabai kemudian membuangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tetangga [TXT X ITZY]
Hayran KurguTentang lima cowok dan lima cewek yang tinggal di dalam satu lingkup lingkungan. Banyak ributnya. Tapi sayang satu sama lain. Namanya juga tetangga. Apalagi para Emak emak dan bapak bapaknya yang juga gak kalah heboh. Writen by CeuNaya.