Ryujin melepaskan helmnya, buru buru berjalan masuk ke dalam rumah yang pintunya terbuka lebar. Ryujin yakin pagi tadi sebelum berangkat ke kampus, dia sudah mengunci semua pintu rumah kok.
Dia yakin juga sudah pergi dengan keadaan rumah yang terkunci rapat.
Bagaimana pun hari ini hari pertamanya menjaga rumah benar benar seorang diri. Tanpa ada asinten rumah tangga ataupun penjaga rumah seperti biasa. Sedangkan mami dan papi pagi pagi tadi sudah berangkat ke luar kota untuk perjalanan bisnis lagi.
Ryujin meletakkan bukunya di atas sofa, mengambil tongkat yang disiapkan di sebelah pintu, bersiap saja jika ternyata dugaannya tentang penyusup memang nyata adanya di rumah ini.
Semua lampu menyala, bahkan rumah yang dia duga kotor karena sedari pagi tadi belum dia sapu, kini sudah bersih. Ryujin diam sebentar, jangan jangan Yeonjun ya yang datang?
"Bang Yeonjun?"
Namun tidak ada sahutan. Rumah ini sepi kecuali satu suara.
Suara aliran air dari kamar mandi sebelah dapur. Ryujin berjalan cepat arah dapur. Terkejut melihat beberapa makanan disajikan di atas meja makan.
Nah kalau begini, dugaannya tentang penyusup hilang. Mana ada penyusup yang meninggalkan banyak makanan, dan gulungan kertas putih polos berukuran A0 beserta jas berwarna navy di sandaran kursi.
Ryujin menghampiri jas yang tersampir di sandaran kursi. Mengambilnya untuk sekedar dia cium aromanya. Siapa tau dugaannya benar. Dari jarak 30 cm saja sudah tertebak siapa pemilik jas ini.
"Beomgyu udah pulang ya jam segini?" menggumam kecil.
Tapi ketika dia akan mengembalikan jas itu ke tempat semula, malah ada benda yang terjatuh dari sana. Ryujin sedikit terkejut.
Dia genggam kembali jas itu, kemudian berjalan mengambil benda berbentuk bulat yang jatuh menggelinding dengan jarak cukup jauh.
Ryujin memungutnya. Berpikir sebentar, untuk apa Beomgyu membeli cincin seperti ini. Dia berniat mengembalikan benda itu kembali ke dalam saku jas di genggamannya.
Namun, Ryujin sedikit penasaran. Dia mengakat cincin itu lebih tinggi dari tubuhnya. Mengulik lagi cincin cantik yang memiliki tiga permata di tangannya. Diam sebentar, cincin ini tidak mungkin muat jika dipakai Beomgyu. Lagi pula, mana mungkin Beomgyu memakai cincin yang memiliki permata seperti ini?
Perempuan april itu diam sebentar. Kemudian mengerjab beberapa kali. "Dia mau pergi lagi emangnya?"
Dua menit berlalu dengan dirinya yang masih tetap berada di tempatnya. Sampai tiba tiba dia tersentak kaget tanpa alasan. Seolah olah baru paham apa yang baru dia temukan.
"Jangan jangan-"
"Ryujin?"
Ryujin menoleh ke belakang, matanya berbinar. Beomgyu disana dengan kaos polos berwarna putih dan celana jeans, tampak terkejut dengan keberadaan si perempuan.
Tatapan laki laki itu jatuh pada kedua tangan Ryujin. Sebelah menggenggam jasnya dan sebelah lagi-
"I-itu?"
Ryujin mengangguk menunjukkan cincin itu pada Beomgyu. "Eum! Ini buat gue?"
Beomgyu menggaruk tengkuknya. "Aduh- iya, tapi itu-"
Ryujin melompat di tempatnya. "Serius buat gue?!"
Beomgyu membuat napasnya berat. "Iya, tapi- gagal udah rencana gue."
Ryujin mengerjab kecil. Mengusap permukaan cincin itu. "Kenapa?"
"Mau bikin kejutan biar romantis, tapi malah lo lihat cincinnya sendiri. Bisa pura pura gak tau aja gak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Tetangga [TXT X ITZY]
FanfictionTentang lima cowok dan lima cewek yang tinggal di dalam satu lingkup lingkungan. Banyak ributnya. Tapi sayang satu sama lain. Namanya juga tetangga. Apalagi para Emak emak dan bapak bapaknya yang juga gak kalah heboh. Writen by CeuNaya.