"Kita berdua hanyalah dua orang yang sedang membohongi perasaan masing-masing. Pura-pura tidak perduli, hingga akhirnya patah hati."
......."Ngapain balik lagi?" tanya Kyra, pada seorang lelaki, yang tengah berdiri tegak dihadapan. Dengan menggendong sebuah tas ransel berwarna hitam dipundaknya, lelaki itu menjulurkan tangannya, tepat di depan wajah Kyra.
"Ayo, gue anter lo pulang!"ujar Fino, sehingga membuat gadis itu langsung tercengang mendengarnya.
"Pulang? bukannya, kamu masih ada eskul basket yah?" tanya Kyra heran.
"Udah kelar, tuh udah pada bubar!" tunjuk Fino ke arah lapangan. Membuat Kyra yang tidak percaya pun mengintip dari sela-sela tembok pembatas itu, yang memang sengaja di desain agar tidak sepenuhnya full tembok, tetapi di beri sedikit hiasan atau ukiran di tengahnya, menambah kesan mewah nan aesthetic dari bangunan tersebut.
"Hum ... e–enggak perlu repot-repot, makasih!" gensi Kyra, membuat Fino yang kesal, langsung menghembuskan nafasnya kasar.
"Hmm ... sini buku sama HP Lo!" cicit Fino.
"Buat apa?" tanya Kyra heran.
"Gak usah banyak tanya, sini!" ucap Fino menjulurkan tangannya kearah Kyra.
"Gak mau!" ucap Kyra, memeluk buku serta handphonenya dengan sangat erat. Bak seorang anak kecil yang tidak mau, kalau permennya direbut oleh orang lain.
Karena keras kepalanya gadis itu, dengan terpaksa, Fino pun harus mengubah posisinya, berjongkok dihadapan gadis itu. Sehingga membuat wajah mereka kini saling berhadapan.
Perlahan-lahan Fino mulai memajukan wajahnya, mendekat kearah Kyra. Menyisahkan sejengkal jarak diantara mereka. Sontak hal itu membuat Kyra yang gugup pun jadi semakin salah tingkah.
Seperti tidak mau menyia-nyiakan kesempatan emas itu. Tanpa aba-aba, Fino langsung menarik buku serta handphone yang berada dalam pelukan Kyra. Membuat gadis itu kini menjadi kesal dan mulai berteriak.
"Eh ... mau diapain barang-barang punyaku, balikin gak. Fino balikin!" ucap Kyra yang mencoba meraih handphone serta bukunya dari tangan Fino. Bukannya memberikannya kepada Kyra, lelaki itu malah memasukannya kedalam tas ransel yang dia bawa.
"Lah ... kok malah di masukin ke dalem tas sih, itukan punyaku, sini balikin Fino!" ucap Kyra memaksa. Namun, lelaki itu tetap tidak mendengarkan rengekkan kecil dari gadis yang berada dihadapannya ini. Dengan santainya, ia malah menutup rapat-rapat tas tersebut.
Ranpa izin dari Kyra, tiba-tiba tangan lelaki itu pun langsung mengangkat tubuh mungil gadis itu. Dan menggendongnya ala bridal style. Membuat Kyra yang kaget pun semakin mulai meronta-ronta.
"Eh ... Kamu mau ngapain? cepet turunin gak!" ucap Kyra setengah berteriak. "Heh ... budek yah? aku bilang kan turunin!" cercah Kyra memukul pelan lengan lelaki itu.
"Bawel amat dah lu, diem bisa?" ucap Fino, membungkam Kyra.
Gadis itu tidak tau harus berbuat apa, ia hanya bisa diam dan menuruti lelaki itu. Ditambah lagi, jantungnya saat ini sedang tidak karuan, karena sikap lelaki ini kepadanya.
Saat berada didalam gendongan lelaki itu, Kyra bisa melihat dengan lebih jelas rahang tegas miliknya. Bahkan, ia juga bisa merasakan aroma parfum yang melekat ditubuh Fino. Walau sudah bermain basket sampai berkeringat, tetapi sama sekali tidak tercuim bau keringat apapun ditubuhnya.
"Sorry, gue bau yah?" tanya Fino, sembari mentap wajah gadis yang tengah ia gendong itu. Spontan Kyra pun menoleh, menatap balik wajah Fino. Membuat manik mata mereka saling bertubrukan. Hanya hitungan detik, mereka berdua pun langsung saling membuang pandangan masing-masing, menatap kearah yang berbeda. Pipi Kyra yang putih itu kini menjadi memerah, bak udah yang sedang di goreng.
"E-enggak kok, wangi!" jawab Kyra, memecah keheningan sejenak diantara mereka.
"Hmm ... gitu!" ucap Fino, singkat.
Karena gugup dan malunya, sepanjang jalan menyusuri koridor, gadis itu hanya bisa memejamkan matanya. Ia sama sekali tidak perduli, akan tatapan heran dari Fino, karena kedua pipinya yang kini kian memerah. Kyra tidak bisa melihat apapun, ia hanya bisa merasakan tubuhnya di bawa oleh lelaki itu, melewati anak tangga dan koridor-koridor sekokah yang sudah sepi.
Tidak terasa, kini mereka sudah sampai di parkiran, tepat di dekat mobil meaah milik lelaki itu, Fino. Dengan sigap, Fino langsung membuka pintu mobilnya dengan satu tangan, dan memasukan Kyra kedalam mobil, tepatnya ia mendudukan Kyra didepan, dekatnya menyetir.
Kyra yang sadar tubuhnya telah terlepas, langsung membuka kedua bola matanya, diikuti oleh Fino yang berjalan masuk kedalan mobil, dari pintu sebelah.
Sebelum tancap gas, Fino menyuruh Kyra untuk memasang sabuk pengaman. Namun, tanpa disengaja sabuk pengaman itu tersangkut. Sehingga dengan terpaksa, Fino pun harus membantu Kyra untuk memakaikan sabuk pengaman kepadanya. Sikap spontan dari laki-laki itu, semakin membuat jantung Kyra yang belum berhenti bedegup dengan kencang, karena begitu gugupnya Kyra. Kini malah tambah terasa semakin kecang.
Begitu juga Fino, tenyata lelaki itu juga merasakan hal yang sama, ia juga menjadi sangat gugup saat menatap wajah elok nan indah milik Kyra. Setelah sabuk pengaman itu terpasang dengan benar, Fino langsung tancap gas, menjauh dari area sekolahnya.
Hai Reader's !
Bertemu lagi dengan mimin author
Gimana kalian suka dengan ceritanya?
Kalo kalian suka, jangan lupa spam vote karena tiap vote dali kalian berharga buatku ✨
Dan jangan lupa komen yah, kalo misalkan ada kata-kata mimin yang terbelit-belit atau ada yang salah, gpp kok jangan sungkan, Terimakasih😉
Klo ada yang typo komen yah atau dm biar nanti mimin perbaiki
See you...gais 👋
Selamat baca part selanjutnyanya 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
WISH STONE
Подростковая литератураTidak semua hal yang terjadi sesuai dengan kehendakmu, begitu pula dengan takdir. Bagaimana rasanya, ketika orang yang sangat kamu sayangi justru menyakitimu bahkan memperlakukanmu dengan begitu hina. Membencimu, menyiksamu, bahkan tak segan ingin m...