"Aku pernah menjadi seseorang yang penuh dengan kekhawatiran, sebelum kini menjadi pribadi yang penuh dengan keikhlasan."
................Mobil yang mereka kendarai kini telah sampai, didepan sebuah gerbang bercat kuning keemasam itu. Dengan langkah yang masih gontai, Kyra mencoba berjalan mendekati pagar besi yang melingkari rumahnya itu. Dibantu oleh Revina baru saja keluar dari dalam mobil, dan langsung memapah pundaknya, agar ia tidak jatuh.
Bertepatan dengan itu, Bi Sri langsung keluar dari dalam rumah dan membukakan gerbang untuk mereka berdua masuk.
"Eh ... Non Kyra? tumben jam segini udah pulang?" tanya bibi yang tidak mendapatkan respons apapun dari Kyra. "Haduh Non, itu dagu, siku, sama lututnya kenapa? kok pada diperban?" tatap bibi khawatir.
"Ini cuman lecet biasa kok Bi, tadi pas lari estafet Kyra kurang hati-hati, mangkanya jadi jatoh deh?" cengir Kyra.
"Aduh Non, lain kali hati-hati yah Non!" pesan bibi. "Sok atuh, masuk dulu. Ngobrolnya didalem aja, biar enak. Sini tasnya Non Kyra, biar bibi bawakan!" tawar bibi kepada Revina, yang sedang membopong tas ransel milik Kyra.
"Terimakasih Bi!" ujar Revina sembari memberikan tas itu kepada Bi Sri.
Kyra dan Revina pun berjalan lebih dulu meninggalkan bibi yang berjalan dibelakang, sembari membawakan tas Kyra.
"Temannya, mau Bibi buatin minuman apa Non?" tanya bibi kepada Kyra, saat mereka telah menginjakkan kaki di ruang tamu.
"Anu ... Bi, gak usah repot-repot, abis ini saya mau langsung balik ke sekolah lagi kok Bi!"sergah Revina.
"Kamu gak mau duduk dulu?" tanya Kyra.
"Makasih Ky, tapi kayaknya gue harus balik deh. Soalnya lu tau sendirikan, abis ini mata pelajarannya siapa?" ujar Revina.
"Bu ... Ira bukannya?" tanya Kyra mengingat-ingat.
"Iya, jadi gue harus buru-buru balik karena gue gak mau kena amuk tuh guru killer!" seru Revina, beranjak dari tempat duduknya, sembari merogoh saku jaket yang sedang ia kenakan, untuk mengambil kunci mobil dari dalam sakunya.
"Bi, tolong anterin Revina sampe depan yah Bi!"
"Baik Non, mari!"
"Lo harus banyak istirahat yah Ky, jaga kondisi badan lo, biar lo ceper sebuh, oke?" seru Revina.
"Iya Rev ... thanks yah, udah mau nganterin!" ujar Kyra, tersenyum.
"Iya sans aja kok, bye Ky!" balas Revina singkat.
"Bye Rev, hati-hati!" seru Kyra.
❄❄❄💮❄❄❄
Usai membersihkan badan, Kyra langsung merebahkan tubuhnya diatas kasur, sembari menatap langit-langit kamarnya, yang dipenuhi oleh hiasan-hiasan bergambar bintang dan bulan yang indah.
Kyra yang sedang asik melamun itu pun langsung dikejutkan oleh suara ketukan pintu. Terdengar bibi tengah berdiri di balik pintu, dengan membawa semangkuk sup dan segelas susu untuknya.
"Masuk aja Bi! pintunya gak di kunci!" pekik Kyra dari dalam kamar.
"Non ini, bibi buatkan sup spesial buat Non Kyra. Buruan gih dimakan, mumpung masih anget, kalo udah dingin entar gak enak!" ujar bibi usai meletakkan sup itu diatas meja kecil, yang berada disamping tempat tidur Kyra.
"Mau anget ataupun dingin, masakan bibi tetep enak kok, tetap yang ter the bestlah pokoknya!" goda Kyra, yang langsung mengambil sup itu dan menyantapnya dengan sangat lahap.
"Ya udah atuh, supnya diabisin yah non, bibi mau kedapur dulu. Nanti kalau ada perlu, tinggal telepon bibi yah Non!"
"Kenapa harus telepon bi?" tanya Kyra heran.
"Kalo teriak mah, bibi gak bakal kedengeran Non, soalnya bibi mah udah tua, jadi agak budek!" cengir bibi.
"Oke-oke, siap bi! makasih yah Bi, buat sup sama susunya!" seru Kyra.
Setelah selesai menghabiskan makanannya. Kyra bergegas, untuk mengerjakan tugas sekolah yang tadi pagi telah diberikan oleh Pak Irwan. Ia mulai mengambil tas sekolahmya dari atas kursi meja belajar.
Sejak tadi, tangannya masih asik mengobrak-abrik isi tas tersebut. Tapi sama sekali ia tidak dapat menemukan buku tugas sejarah dan juga handphone didalamnya.
"Apa mungkin ketinggalan di laci yah?" pikirnya.
Dengan secepat kilat, Kyra langsung menyambar jaket berwarna hijau army yang tergantung rapi di belakang pintu kamarnya. Menuruni satu persatu anak tangga dengan sangat hati-hati.
"Eh Non, Non Kyra mau kemana? Bibi baru mau keatas!" ujar bibi saat mereka berdua berpapasan.
"Kyra mau kesekolah Bi, mau ambil buku pelajaran sama handphone Kyra yang ketinggal!"
"Aduh Non, biar Bibi aja yah. Non Kyra tidur aja dirumah, rebahan, istirahat deh pokoknya. Jangan banyak gerak dulu atuh!"
"Enggak Bi, Bibi gak perlu repot-repot, udah biar Kyra aja yang ambil, gapapa kok. Mendingan Bibi mah jagain rumah aja, bentar lagi kan Awi pulang, nanti kalo dia butuh sesuatu gimana?"
"I-iya tapi .. Non Kyra berangkat sama pulangnya naik apa coba? sama siapa? mendingan teh, Non Kyra tunggu Mang Jaka pulang aja atuh Non. Biar nanti ada yang jagain Non Kyra!" ucap bibi khawatir.
"Tenang aja Bi, Kyra bisa kok naik angkot. Lagian, kalo nunggu Mang Jaka pulang sehabis jemput Awi, udah gak sempet lagi Bi. Kemungkinan gerbang sekolahnya Kyra udah di kunci sama satpam. Kalo jam segini kan masih sempet Bi!" jelas Kyra "Ya udah ya Bi, Kyra pergi dulu, Assalammu'alaikum!" ujar Kyra yang langsung berjalan ke luar gerbang dan menghentikan angkot yang sedang lewat.
Bibi sempat mengejar Kyra, namun apa daya. Angkot tersebut telah melajut pesat, meninggalkan sang wanita paru baya tersebut, yang masih menatap kepergian Kyra, dengan tatapan khawatir.
Hai Reader's !
Gimana ceritanya menarik? Kalo menarik jangan lupa buat tinggalkan jejak yah .... dengan cara vote biar mimin tambah semangat ngelanjutin part selanjutnya 🔆
Votenya gratis kok jadi, angan pelit-pelit yah
Klo ada yang typo komen atau DM yah, biar nanti mimin author perbaiki, jangan sungkan gpp kok 😇
See you...gais, selamat baca part selanjutnyanya 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
WISH STONE
Novela JuvenilTidak semua hal yang terjadi sesuai dengan kehendakmu, begitu pula dengan takdir. Bagaimana rasanya, ketika orang yang sangat kamu sayangi justru menyakitimu bahkan memperlakukanmu dengan begitu hina. Membencimu, menyiksamu, bahkan tak segan ingin m...