"Aku mulai menyukaimu sejak pertama kita bertemu."
................Jam masih menunjukkan pukul 06.30, masih ada setengah jam lagi, saat bel sekolah berbunyi. Untung saja hari ini, ia tidak terlambat seperti kemarin, karena hari Awi tidak mengotak-atik jam wekernya.
Dan apa penyebab Awi merubah alarm Kyra? karena ia tidak mau melihat wajah Kyra ada di dalam satu meja makan bersamanya, ia juga tidak mau jika Kyra mengungkit-ungkit atau melarang dirinya untuk berangkat sekolah bersama beberapa cowok yang menjadi pacarnya. Yah seperti itulah sikap Awi dia sangat benci dan tidak suka, jika Kyra selalu perduli dengannya.
Kyra sangat bersyukur, koridor sekolah pagi ini tidak begitu ramai, hanya terdapat beberapa siswa yang berlalu lalang, jadi ia akan berjalan dengan tenang tanpa diganggu para fansnya.
Ya, para fans yang dimaksud itu adalah para cowok-cowok genit kurang belaian, mereka selalu menggoda Kyra saat lewat dihadapannya, bahkan mengejar-ngejar Kyra hingga membuatnya risih.
Ia pun sampai di kelasnya, kelasnya begitu sepi hanya ada dirinya dan—sesosok pemuda itu. Seorang pemuda yang menutupi kepalanya dengan tudung hoodie yang ia kenakan, membuat Kyra yang penasaran itu pun tidak bisa melihat wajahnya. Cowok itu tengah duduk manis diarea pojok kanan, tepat disebelah kursi Kyra, sembari memainkan handphone miliknya.
Takut, khawatir, dan deg-degan itu yang Kyra rasakan saat ini, kondisi kelas yang sepi karena tidak ada satupun siswa yang datang. Hanya ada dirinya dan sesosok cowok misterius berhoodie hitam tersebut.
Kyra mencoba memberanikan dirinya, berjalan mendekati sang cowok. Pikirnya, mungkin cowok itu adalah teman sebangkunya,teman yang tidak masuk dihari pertama Kyra. Tanpa babibu lagi Kyra langsung menyapa cowok tersebut
"Hai ... kenalin namaku Kyra!"sapa Kyra ramah sembari mengulurkan tanganya kearah cowok itu, mengajak bersalaman.
Layaknya berbicara dengan tembok, cowok itu sama sekali tidak perduli akan kehadiran Kyra di depannya. Merasa dicuekin Kyra pun mulai kesal, cowok itu sama sekali tidak membalas sapaannya, jangankan membalasnya, ia pun sama sekali tidak menoleh saat Kyra menyapanya.
"Namaku Kyra, aku murid baru disini, kemarin kamu tidak masuk jadi kita tidak bisa berkenalan, lalu bolehkah kini giliran kamu yang perkenalkan diri?"cerocos Kyra. "Nama gi-tu?" lanjutnya yang masih tidak mendapatkan respons dari cowok dihadapannya itu.
Kyra kesal sekali saat itu, ingin rasanya ia segera menenggelamkan cowok itu kedalam sumur. Namun bukan Kyra namanya, kalau dia tidak memiliki sifat yang keras kepala. Dengan sifatnya itu Kyra tidak menyerah dan masih berusaha untuk membuat lelaki dihadapannya ini menoleh kepadanya.
"Kemarin seorang guru memintaku untuk duduk dikursi yang ada disebelahmu itu. Jadi permisi, apakah aku boleh duduk?" tunjuk Kyra pada kursi kayu yang berada tepat disebelah cowok tersebut.
Nihil, lagi-lagi Kyra hanya dianggap angin lalu olehnya. Sangat mustahil rasanya untuk membuat cowok itu menoleh dan berbicara kepada Kyra, karena toh cowok disebelahnya itu memang sangat aneh.
"Dia kenapa sih? Aneh banget! Aku sapa gak dibales, aku ngomong malah dicuekin? Apa mungkin ... dia itu tunarungu yah? Hum ... mungkin aja!" pikir Kyra.
Kyra yang mulai frustrasi itu pun mulai berfikir logis, beranggapan kalau cowok disebelahnya itu adalah seorang tunarungu, sehingga ia pun mulai mengajak cowok tersebut berbicara dengan menggunakan bahasa isyarat, walaupun bahasa isyarat yang dia tunjukkan sangat salah.
Kyra menarik lengan hoodie cowok tersebut dan alhasil cowok itu pun langsung menghentikan kegiatannya bermain handphone, ia langsung meletakkan beda pipih itu di atas meja dan menoleh kearah Kyra, tangannya perlahan bergerak keatas, meraih penutup kepala hoodie miliknya.
Begitu penutup kepala atau tudung hoodie itu telah tertarik kebelakang, membuat ia menampakkan wajahnya itu, walau hanya sebagian. Dan alangkah takjub Kyra saat melihat wajah cowok itu.
"DIA MANUSIA APA PANGERAN? GANTENG BANGET, KAYA OPPA-OPPA KOREA!" bantin Kyra histeris.
Kyra yang mulai hilang kesadaran itu pun langsung membuyarkan lamunannya, ia mencoba untuk bersikap biasa-biasa saja dan kembali pada tujuan awalnya tadi. Mamun tidak bisa ia pungkiri, cowok dihadapannya itu memang sangat tampan, mungkin lelaki paling tampan kedua yang pernah Kyra temui disekolah ini, setelah cowok itu. Cowok pertama, yang Kyra temui didepan gerbang, saat ia pertama kali masuk kesekolah ini.
Kyra masih terpaku menatap wajah tampan cowok itu, yang menurutnya mirip dengan oppa-oppa korea favoritnya. Dengan gugup, ia mulai menggerak-gerakkan tangan dan mulutnya perlahan. Kyra menyentuh dadanya dengan kedua telapak tangannya, lalu beralih menunjuk kearah kursi yang berada disebelah cowok itu, seakan-akan sedang memperaktekkan berbicara bahasa isyarat.
"A-KU BO-LEH DU-DU-K DI-SITU?" eja Kyra.
"Kamu kenapa?" ujar cowok tersebut yang tiba-tiba angkat bicara.
Kyra tersentak kaget, setelah sekian banyak kata dan upaya yang iya lakukan, akhirnya cowok itu mau bicara juga. Sebentar ... barusan dia bicara?
"Ka—kamu bisa bicara?" ujar Kyra kikuk.
"Ya...?" ujar cowok itu mengernyitkan dahinya heran.
Segini dulu yah ceritanya, bingung mau ngetik apa lahi, hehe 😂
Selamat baca part selanjutnya. Semoga suka >_<
Dan jangan lupa vote dan komennya yah ♡
Supaya mimin tambah semangat nganjutin part selanjutnya
See you....gais! 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
WISH STONE
Teen FictionTidak semua hal yang terjadi sesuai dengan kehendakmu, begitu pula dengan takdir. Bagaimana rasanya, ketika orang yang sangat kamu sayangi justru menyakitimu bahkan memperlakukanmu dengan begitu hina. Membencimu, menyiksamu, bahkan tak segan ingin m...