"Terkadang teman lebih mengerti kita, dibandingkan keluarga kita sendiri"
.........................
"Baik anak-anak, kita lanjutkan materi kemarin tentang—"Tokk Tokk Tokk!
Suara ketukan pintu, membuat guru bahasa itu kini menghentikan perkataannya. Semua murid didalamnya pun ikut memandangi sosok orang yang berada di baliknya.
"Iya silahkan masuk" Ucap guru tersebut dengan ramah.
Kyra pun membuka pintu kelas perlahan, sembari melangkahkan kakinya mendekati meja sang guru.Betapa terkejut teman-temannya, terutama untuk ketiga cewek yang membulynya tadi. Diva, Liona, dan Jesicca. Mereka memandangi Kyra heran.
Mereka berpikir, bagaimana bisa Kyra masuk ke kelas ini dengan seragam yang bersih. Padahal mereka tahu, seragannya yang tadi begitu kotor, sehingga tidak layak untuk dipakai kembali.
"Bu...!" Ucap Kyra sembari mengecup punggung telapak tangan sang guru.
"Nak Kyra yah?" Kata guru tersebut, yang tak lain adalah guru yang pertama kali ia temui saat baru masuk ke kelas ini.
"Iya bu"
"Kenapa bisa terlambat?"
"I-itu tadi macet bu" Ucap Kyra berbohong
"Ya sudah, kamu silahkan duduk!"
"Terimakasih bu"Tatapan sinis Diva dan teman-temannya membuat Kyra sedikit ngeri. Ia tau, pasti tak lama lagi mereka akan merencanakan sesuatu untuk dirinya dan apapun itu, Kyra berdoa semoga dirinya bisa sabar menghadapi itu semua.
"Permisi !" Ucap Kyra, membuat teman sebangkunya itu pun berdiri, memberikan jalan untuk Kyra segera duduk di kursinya.
Sepanjang jam pelajaran, Kyra memperhatikan materi yang di berikan oleh Bu Isti, guru bahasa itu dengan cermat. Sesekali ia melirik teman sebangkunya ini kagum. Cowok di sebelahnya ini sungguh terlihat sangat serius dalam memahami semua materi yang ada.
Tulisan tangannya pun terlihat sangat bagus dan rapi, tanpa ada setetes tipex pun mengenai bukunya. Sehingga membuat Kyra yang seorang perempuan pun minder kepada dirinya.
"Tulisannya kenapa bisa sebagus itu? gak ada bekas tipexnya lagi, beda dengan aku, yang isi catatannya lebih banyak tipex dari pada tulisan." Gerutunya dalam hati kesal.
Kringgg....kringgg.....kringg !
Bel jam istirahat pun berbunyi, semua murid telah berhamburan keluar kelas. Berbeda dengan Kyra, dia bingung harus kemana dan ngapain. Perutnya masih belum terasa lapar, sehingga ia tidak ingin pergi kekantin.
Jadi, ia memutuskan untuk pergi berkeliling sekolah ini saja, daripada harus berada terus-menerus didalam kelas.
❄❄💮❄❄
"WOYY BAY" Pekik Guntur yang suaranya terdengar sangat menggelegar seperti namanya."Anjirr, gak usah teriak-teriak geledek, sampe sakit nih kuping !" Timpal Putra
"Geledek pala lu peyang, nama gue Guntur, Romlah!"
"Nama gue juga bukan Romlah, Bambang !"
"Nama gue juga bukan bambang, Jaenab!"
Begitu pun seterusnya, sampai orang tua mereka menyoret nama mereka dari KK, karena bingung siapa nama anaknya😌
"Apaan sih kalian, gak jelas banget tauk!" Timpal Bayu, yang tiba-tiba muncul dari balik pintu, dalam warung Mbok Inem, dengan menggenggam sepiring gorengan di tangannya.
"Nih dia si anyingg !" Ucap Guntur sembari menarik kerah baju Bayu.
"Apaan sih?" Kata Bayu menolak.
"Apaan-apaan jidat lo jenong, lo tau gak tadi gue di tagih-tagih Mbak Win tuh di kantin !"
"Terus?" Ucap Bayu santai sambil mengunyah gorengannya.
"Ada, apa sih?" Tanya Fino yang baru datang.
"Nih si otong, ngutang udah berminggu-minggu gak di bayar" Kata Guntur menunjuk muka Bayu dengan telunjuknya.
"Terus?" Tanya Fino kepo
"Dia yang ngutang gue yang bayar, tau sendirikan, gue aja gak ada duit!" Ucap Guntur dengan mimik wajah sedih.
"Lah, siapa yang nyuruh lo buat bayarin?" Tanya Bayu santai.
"Anjirr, gak di bayarin Mbak Win nagih-nagih terus tuh, sampe malu gue diliatin adek kelas! Dikira gue yang ngutang!"
"Ya udah kali, ntar gue ganti, kalo gue udah ada duit" Ucap Bayu santai dengan asik menyantap gorengannya.
"Enak banget lu kalo ngomong, duit gue abis bangsat, gue mau makan apa?" Ucap Guntur sambil mencomot gorengan yang di bawa oleh Bayu.
"Ya udah kali, kalian santai aja, tinggal ambil ntar gue yang bayarin" Ucap Fino, dihadai tatapan mata berbinar-binar senang, dari keeempat temannya itu.
"Serius lo Fin?" Tanya Guntur heran.
"Hmm iya" Jawab Fino singkat.
"Ciaelah, tumben bener lu mah? Dalam rangka apa nih ngomong-ngomong?" Goda Agung.
"Dalam rangka memperingati move on nya Alfino!" Celetuk Putra.
"Ya elah, baru sekarang mau move on, lama bener dah, klo gue udah dari dulu kali!" Cicit Guntur.
"Tawarannya berlaku cuman semenit loh!"
"Buset, gue belum juga pesen Fin!" Rengek Guntur.
"Mangkanya tur, lu jangan celometan mulu, gak makan sukur lu!" Ledek Bayu, dengan membawa mie kuah ditangannga.
"Gara-gara lu anyingg gue jadi kelaperan kek gini!"
"Sudah dulu ributnya, nih makan, ntar keburu dingin!" Ucap Agung, sambil menyondorkan mie kuah yang telah dipesan.
"Yeahh, ditraktir Fino coyy, bisa makan kenyang nih!" Timpal Putra.
Hai Reader's !
Bertemu lagi dengan mimin author
Gimana kalian suka dengan ceritanya?
Kalo kalian suka, jangan lupa spam vote dan komen next yah 😉
Votenya gratis kok jadi,jangan pelit-pelit yah
Klo ada yang typo komen yah atau dm biar nanti mimin perbaiki
See you...gais
Selamat baca part selanjutnyanya 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
WISH STONE
Подростковая литератураTidak semua hal yang terjadi sesuai dengan kehendakmu, begitu pula dengan takdir. Bagaimana rasanya, ketika orang yang sangat kamu sayangi justru menyakitimu bahkan memperlakukanmu dengan begitu hina. Membencimu, menyiksamu, bahkan tak segan ingin m...