"Kita menilai diri sendiri berdasarkan apa yang sedang kita lakukan. Namun, orang lain menilai kita berdasarkan apa yang telah kita lakukan."
.............Ditengah-tengah jam pelajaran, Kyra mulai merasa kebelet dan ingin segera pergi ke kamar mandi, dengan segera ia pun meminta izin kepada sang guru, yang tengah asik menerangkan materi didepan. Tak lupa sebelum pergi, Kyra pun pamit terlebih dahulu kepada Revina.
"Rev, aku ke toilet dulu yah!" pamit Kyra, kepada Revina yang masih mencatat materi-materi itu kedalam bukunya.
"Oh Iya, mau gue temenin gak?" tanya Revina.
"Gak perlu kok, aku bisa pergi sendiri. Kamu lanjutin aja nyatetnya, ntar ketinggalan" tolak Kyra sopan.
"Owh oke!" angguknya.
Revina pun segera bangun dari kursinya, ia langsung berdiri, untuk membiarkan Kyra lewat. Setelah mendapatkan izin dari sang guru, Kyra segera meninggalkan ruang kelasnya, ia mulai melangkahkan kakinya menuju ke toilet sekolah, yang memang berada tidak jauh dari ruang kelasnya.
Sudah beberapa menit Kyra berada di dalam toilet tersebut, setelah selesai dengan kesibukannya didalam toilet itu, Kyra pun keluar meninggal ruangan tersebut.
Namun, saat usai menutup pintu utama toilet tersebut, tanpa sengaja, maniak matanya telah bertabrakan dengan, sepasang sorot mata milik seseorang, yang kebetulan lewat didepannya.
Laki-laki tersebut terlihat sangat misterus, ia menutupi seluruh wajahnya dengan masker dan topi yang ia kenakan, menyisahkan sepasang bola mata indahnya yang berwarna hitam pekat, dan jaket kulit berwarna hitam yang ia kenakan.
Tidak lama mereka berdua saling menatap satu sama lain. Karena, laki-laki itu duluan lah yang langsung memutus kontak mata diantara meraka, ia mulai mempercepat langkahnya, meninggalkan Kyra yang masih memandanginya penasaran.
"Perasaan aku pernah liat mata itu? Tapi dimana?" ujar Kyra, yang lalu memutar posisi badannya, untuk kembali kekelasnya.
Namun, karena matanya yang masih terfokus memandangi laki-laki misterius tersebut, tanpa sengaja ia telah menabrak seseorang, yang membuat tubuhnya kini berada didepan dada bidang milik seseorang.
Mengetahui hal itu, Kyra langsung mengarahkan pandangannya kini kedepan menatap sosok sang pemilik tubuh tesebut. Dan lagi-lagi dirinya harus saja bertemu dengan lelaki itu, yah Alfino.
Kyra mentap Fino dengan gugup, ia sama sekali tidak sadar jika dirinya telah menabrak tubuh gagah sang most wanted itu.
"Ma-maaf!" ucap Kyra tertunduk gugup.
Alfino lalu memajukan wajahnya ke depan wajah Kyra, menyisahkan jarak beberapa sentimeter di antara mereka. Hingga membuat Kyra dapat merasakan dengan jelas hembusan nafas yang menerpa wajahnya.
"Lo ngomong sama lantai?" tanyanya, membuat Kyra mengernyitkan dahinya bingung. "Klo ngomong sama orang tuh tatap matanya, emang lantai lebih ganteng dari gue ?!"
Krya berdecak pelan mendengarnya, dasar kepedean. "A-aku udah minta maaf kan? kalo gitu aku permisi dulu !"
Kyra membalikkan badan. Namun, belum sempat melangkahkan kakinya lebih jauh, tangannya sudah ditarik oleh Fino, hingga kepalanya menabrak dada bidang laki-laki itu. Kyra spontan mendongakkan wajahnya menatap Fino dengan sinis.
"Lo mau kemana? gue belum nyuruh lo pergi!"
"Apaan sih! aku udah minta maaf kan? ya udah aku mau kekelas !" jawab Kyra yang tingginya hanya sebatas dagu Fino.
"Minta maaf aja gak cukup !" ucap Fino menyeringai, membuat Kyra semakin bingung.
"Mau nya apa sih?" tanya Kyra kesal, sehingga membuat laki-laki tersebut tersenyum geli melihat ekspresi wajahnya.
"Lo tadi ngeliat gue pas dilorong ?"
Pertanyaan itu membuat Kyra membelalakan matanya kaget. Bagaimana bisa Fino mengetahui, bahwa dirinya memang menyaksikan perkelahian tersebut, bahkan Kyra saja tak sempat melihat dengan jelas wajah Fino kala itu.
"I-iya, terus kenapa? gue cuma jijik lihat perkelahian yang gak jelas dan gak ada gunanya kaya gitu, pasti cuman hal sepele doang, terus berhujung baku hantam, emang otak kalian gak bisa dipakek apa, harus otot ikut campur" ujar Kyra panjang lebar, sehingga membuat Fino tersenyum miring kearahnya.
"Hmh? Jadi gitu!" tanpa aba-aba, Fino langsung saja meninggalkan Kyra yang masih berdiri mematung disana, memandangi punggunya yang kian menjauh.
"Dih ... dia kenapa? dasar aneh !" Kyra memutar bola matanya malas, ia lalu melangkahkan kakinya, meninggalkan tempatnya sekarang berdiri.
Hai Reader's !
Bertemu lagi dengan mimin author
Gimana kalian suka dengan ceritanya?
Kalo kalian suka, jangan lupa spam vote karena tiap vote dali kalian berharga buatku ✨
Dan jangan lupa komen next yah 😉
Klo ada yang typo komen yah atau dm biar nanti mimin perbaiki
See you...gais 👋
Selamat baca part selanjutnyanya 😊

KAMU SEDANG MEMBACA
WISH STONE
Teen FictionTidak semua hal yang terjadi sesuai dengan kehendakmu, begitu pula dengan takdir. Bagaimana rasanya, ketika orang yang sangat kamu sayangi justru menyakitimu bahkan memperlakukanmu dengan begitu hina. Membencimu, menyiksamu, bahkan tak segan ingin m...