PART 15

82 40 3
                                    

"Tanpa kafein saja aku sudah tidak bisa tidur karenamu."

..........


Sinar rembulan menyelinap masuk melalui kaca jendela kamar Kyra. Ia menarik perlahan tali kerekan tirai yang ada di sisi jendela, sehingga tirainya pun tersibak menjauhi jendela.

Sedari tadi Kyra masih duduk mematung didepan jendelanya, mengarahkan pandangannya pada langit diatas sana. Suasana di luar sana terlihat begitu tenang dan indah, dipenuhi oleh bintang-bintang berkilauan. Udara malam saat itu terasa begitu sejuk, tidak seperti biasanya yang dingin hingga menusuk-nusuk tulang.

Malam ini Kyra tidak makan bersama kedua orang tersayangnya dimeja makan. Mama menyuruhnya untuk tetap berada di kamar  supaya ia tidak kelelahan dan jatuh sakit lagi.

Makan malam, sudah di berikan Bi Sri sejak tadi, tapi Kyra masih saja tidak menyentuh makanan itu sama sekali karena masih terpaku memandangi keindahan langit malam ini.


💮❄❄❄💮

"Woy Fin ngapain lo sendirian disitu?" pekik Guntur lantang.

"Ati-ati lu, ntar kesambet mbak kunti" timpal Bayu

"Lagi galau kali dia" ucap Putra, dihadiahi kekeham teman-temannya.

"Ciah ... itu mah elo kali Put, ngapain si Fino galau orang mukanya cakep gitu, takjir melintir lagi" ucap Agung.

"Yeh busettt ... anak kecebong, emang orang kayak Fino gak bisa galau gitu?" tanya Putra.

"Ya bisa lah, tapi galau nya orang cakep sama orang mukanya PAS-PASAN kaya lu beda" ejek Guntur.

"Njirr bedosa kali lu Somat!" celetuk Putra yang refleks melemparkan botol minuman dingin, namun langsung ditangkis oleh Guntur sehingga tidak sempat mengenainya.

"Bangsat, gak usah bawa-bawa nama bapak gue juga, kenapa sih l!" timpal Bayu kesal.

"Sorry Bay keceplosan, abisnya bapak lu mah ngehitz banget" cengir Putra.

"Gegara apa itu ngehitznya lupa gue Put" tanya Angung dengan wajah sok polosnya.

"Itu loh Gung, gegara nyolong pakaian dalemnya Bu Warti janda sebelah?" ucap Putra menjelaskan dilengkapi oleh gema tawa mereka bertiga.

"Pas di kembaliin ke yang punya, eh...yang punya langsung ngejar pake sapu. Bikin heboh orang sekampung" cicit Guntur.

"HAHAHAHAH !" Tawa mereka bertiga kompak.

"Bangsat lu pada, gak gitu kali!" bantah Bayu.

"Gak gitu gimana? Orang jelas-jelas pakaian dalemnya Mbak Warti ada di jemuran bapak lo, kita semua aja ada disana kan, pas kejadian bapak lo dikejar-kejar Mbak Warti sampe nyebur di selokan!" cicit Agung.

"Njirr ... kan udah gue omongin itu mah gak sengaja kebawa ama angin, mangkanya pakaiannya dalemnya ada dijemuran bapak gue!" bela Bayu.

"Ngeles a'e lu remukkan tepung KFC" timpal Guntur.

"Anjirr, a'u ah males gue ngomong sama lu pada, mending gue ngikut si Fino tuh natap bintang"

"Ciee, yang jeles duitnya pas-pasan" goda Guntur di ikuti gelak tawa Putra dan Angung.

Bayu pun tidak memperdulikan ocehan Guntur, ia pun pergi meninggalkan dua orang tidak waras itu, menuju ketenpat Fino berada

"Ngopi Fin!" tukas Bayu sembari menepuk bahu Fino.

"Gue lagi gak ngopi Bay, takut ntar gak bisa tidur"

"HAH? BWHAHAHA! Seorang Alfino Caustin Aldivaro, takut gak bisa tidur, serius? hah!" kata Bayu yang masih terkekeh pelan, sambil menyeruput kopi miliknya.

Fino yang merasa kesal pun menyenggol lengan Bayu, membuat kopi panas yang sedang diminum olehnya tumpah.

"Panas bangsat, lo kira mulut gue ini semen tiga roda yang kokohnya tidak tertandingi, jadi tumpah kan tuh kopi!" ringisnya sambil mengipas-ngipas bibirnya yang hampir memerah.

"Ya maap Bay, gue sengaja!" kekeh Fino.

Tak lama Guntur, Agung dan Putra pun datang, menghampiri mereka berdua yang tengah asik duduk dipawah pohon yang rindang.

"Ebuset ... bibir lo kenapa Bay?" Tanya Putra.

"Tau tuh si Fino gue lagi minum kopi main dorong aja"

"Hahahaha, mangkanya Bay, jangan bikin pak ketua sebel jadi kapok sendiri kan lo!" timpal Guntur menertawakan.

"Jadi takut deh deket-deket sama si Fino, kalo sebel aja udah kaya cewek PMS, galaknya minta ampun, apalagi klo dia marah, bisa kelar nih idup" ucap Bayu dengan nada pura-pura ketakutan. Sedangkan, sang empu yang dibicarakan, hanya diam sembari tertawa kecil melihat tingkah retjeh teman-temannya.


Hai Reader's...!
Segini dulu yah part nya semoga kalian suka
Jangan lupa tinggalkan jejak dengan cara vote dan komen, biar mimin tambah semangat ngelanjutin part selanjutnya
Votenya gratis kok jadi,jangan pelit-pelit yah
Klo ada yang typo komen yah biar nanti aku perbaiki
See you...gais
Selamat baca part selanjutnyanya 😊

WISH STONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang