"Terkadang, melakukan kesalahan tidak semudah meminta maaf, namun kau akan terlihat lebih dewasa, jika mau mengakui kesalahan yang telah diperbuat".
.............
Bodohnya Kyra, ia sudah berminggu-minggu sekolah disini, dan baru tahu kalo dibelakang sekolahnya ini, terdapat sebuah warung kecil yang memang cukup ramai, dipenuhi oleh para kaum adam.Seperti yang dikatakan cewek tadi, Fino dan teman-temannya memang benar ada di warung bi Inem, warung belakang sekolahnya, yang memang sering sekali dikunjungi oleh mereka berlima dan anak-anak The Angels.
Terlihat Fino sedang bercanda dan tertawa dengan teman-temannya, sebelum mereka semua menjadi terdiam, ketika Kyra datang dan mendekat kearah mereka.
"Kamu yang namanya Fino kan?" ucap Kyra berbasa-basi.
Orang yang dipanggil namanya itu pun langsung menoleh, menatap wajah cewek bertubuh mungil, beparas cantik tersebut.
"Ciee Fino, pagi-pagi udah di samperin aja lu, sama cewek cakep!" ujar Bayu.
"Ada apa neng Kyra kesini? Mau nyari A'a Putra yang ganteng ini yah?" celetuk Putra.
"BANGUN OYY! BANGUN! JANGAN NGIGAU MULU LU PUT, UDAH PAGI NIH BANGUN!" pekik Guntur.
"KUPING GUE BUDEK TOLOL! LAGIAN YANG BILANG INI SIANG SIAPA HAH ?" dengus Putra kesal, karena Guntur meneriakin telinganya dengan sangat keras.
"Gue kadang mikir, kayanya di rumahnya Putra gak ada kaca kan yah? mangkanya gak sadar sama muka sendiri" ledek Agung, membuat seisi warung itu pun gaduh dengan suara gelak tawa.
"Syirik aja lu Gung, ada kali gede malahan" ujar Putra sebal.
Semua pasang sorot mata siswa laki-laki yang ada di warung itu pun, memandangi Kyra dengan tatapan yang sulit diartikan, sontak hal itu membuat Fino geram. Ia langsung mendekati Kyra, dan menarik pergelangan tangannya, menjauh dari teman-temannya.
Mereka berjalan agak menjauh dari warung, dan tidak memperdulikan teman-teman Fino yang bersiul atau pun menggoda keduanya.
"Lu ngapain ke sini?" tanya Fino, dengan suara berat khasnya.
"It-itu aku mau kasih surat ini!" ucap Kyra menyondorkan surat titipan dari Pak Baron kepadanya. Fino pun melirik surat itu sekilas, sebelum ia menerimanya.
"Makasih!" ucapnya singkat.
Fino pun memasukkan surat itu ke kantong bajunya, dan memandangi Kyra yang masih berdiri mematung di hadapannya.
"Lu ngapain masih disini? suratnya udah gue terima, jadi lo bisa langsung balik ke kelas."
"Bu-bukan itu!"
"Terus? Ngapain masih disini?" tanyanya, sembari mengangkat salah satu alirannya ke atas.
"Hum it-itu a-anu!" ucap Kyra gugup. "Aku mau minta maaf sama kamu. Maaf, atas perkataanku kemarin, maaf juga aku udah ketus sama kamu waktu itu!" lanjut Kyra, sembari menatap kedua bola mata cowok itu, tulus.
"Itu doang?" ucap cowok itu yang hendak membalikkan badanya, meninggalkan Kyra. Namun, dengan sigap Kyra berjalan kedepan dan menghadang Fino.
"Kamu belum jawab pertanyaan aku!" pinta Kyra penuh penekanan.
"Lo gak salah kok, omongan Lo juga ada benernya, seharusnya gue pikir-pikir dulu sebelum bertindak gak gegabah kayak kemaren, Gue seharusnya bisa kontrol emosi Gue gak kepancing sama hal sepele kayak begituan!" ujar Fino "Makasih atas nasehatnya!" sembari membalikkan badannya.
"Enggak, Aku gak setuju dengan itu, kamu memang harus membela dirimu. Jika aku jadi kamu, aku juga gak mau harga diriku diinjak-injak oleh orang lain, tidak mau di hina seperti itu!" ujar Kyra tertunduk, mata dan hidungnya memerah, menandakan bahwa ia sebentar lagi akan menangis. "Maaffin perkataanku kemaren, aku gak tau apa akar dari permasalahannya, dan langsung menjudge kamu itu salah, kamu buruk. Aku mohon maaffin aku, Fino!"
Refleks Fino membalikkan badannya menghadap Kyra. Ia sedikit terkejut dengan pengakuan Kyra itu membuatnya sedikit bahagia.
"Gue bisa aja sih maafin lo, namun yah ... gak semudah itu kali!" seru Fino, Kyra mendongakkan kepalanya, menatap intens wajah tampan lelaki di hapannya itu.
"M-maksudnya?" tanya Kyra, bingung.
"Gue akan maafin lo, asal lo janji mau mengabulkan 3 permintaan dari gue!"
"Emang dasar gak tau terimakasih, untung-untung aku udah mau minta maaf sama kamu, kalo tau kaya gini tadi males aja aku ke sini!"
"Lo tadi kan kesini buat nganterin surat?" ucap Fino, membuat Kyra bungkam seketika. Tujuan utama Kyra datang ke tempat ini untuk meminta maaf, bukan untuk mengantarkan surat titipan Pak Baron. Surat hanyalah alasan untuk bisa bertemu dengannya.
"Kalo lu gak mau sih ya udah!" tandas Fino.
"Eh ... bentar-bentar, belum juga bilang apa-apa!" gerutu Kyra.
"Cepetan, lu mau, atau enggak? kesempatan itu gak dateng dua kali, paham!"
"Iya deh aku setuju, tapi permintaannya jangan.yang aneh-aneh loh, paham?!" tegas Kyra, menyondorkan sebuah jabatan tangan, tanda persetujuan.
"Deal!" ucap Fino, membalas jabatan tangan Kyra. "Nih tissue, hapus air mata Lo itu, keliatan jelek!"
"Apaan sih!" Kyra langsung menerima sebungkus tissue dari genggaman tangan Fino. Sontak mereka berdua pun terntawa kompak.
KAMU SEDANG MEMBACA
WISH STONE
Teen FictionTidak semua hal yang terjadi sesuai dengan kehendakmu, begitu pula dengan takdir. Bagaimana rasanya, ketika orang yang sangat kamu sayangi justru menyakitimu bahkan memperlakukanmu dengan begitu hina. Membencimu, menyiksamu, bahkan tak segan ingin m...