"Kamu tidak akan pernah bisa menjadi sepeti diriku begitu pula sebaliknya, karena kamu adalah kamu, dan aku adalah aku, kita berbeda."
..............Setelah selesai memasukkan barang-barangnya kedalam tas, Revina pun kini mengarahkan padangannya, menatap ke arah Kyra, yang masih sibuk mengemasi barang-barangnya.
"Ky, lo pulang naik apa?" tanyanya.
"Naik angkot, kenapa?" Jawab Kyra, dengan tangan yang masih sibuk keluar masuk tas.
"Hum ... temenin gue yuk?"
"Kemana? " tanya Kyra, sembari mengentikan kegiatannya yang sedang memasukkan barang-barangnya kedalam tas, menatap wajah Revina yang mulai menampakkan ekspresi wajah memohon.
"Ke Toko Sparepart Motor hehe, mau yah?!" cengirnya.
Kyra pun menatap Revina dengan mimik wajah yang penuh tanda tanya. Ia sangat bingung dengan cewek yang berada disebelahnya ini. Biasanya setiap cewek pasti akan lebih memilih untuk pergi ke mal ataupun ke toko buku.
Tapi, beda halnya dengan Revina, ia lebih memilih untuk pergi ke toko sparepat motor, yang dimana biasanya banyak dikunjungi oleh kaum adam.
"Ngapain?" tanya Kyra, mengerutkan keningnya.
"Ya beli alat-alat lah Kyra ... lu kira beli gajah!"
Kyra pun berfikir sejenak, sebelum ia mengiyakan ajakan Revina itu.
"Iya deh iya, aku temenin!" jawabnya.
Senyum Revina pun kian mengembang, ia sangat merasa senang, saat mendengar teman barunya itu kini mau ikut menemaninya pergi.
Berberapa detik kemudian, Kyra telah usai memasukkan semua barang-barangnya kedalam tas.
"Udah yuk!" seru Kyra kepada Revina."Oh iya, bentar !" Revina pun langsung mematikan handphonenya dan memasukkannya kembali kedalam tas.
"Yuk!" serunya.
Revina dan Kyra pun berjalan beriringan menyusuri koridor sekolah yang terasa semakin sepi, hanya tersisa beberapa orang siswa yang sedang melaksakan piket sebelum pulang.
Tak butuh waktu lama, untuk mereka berdua sampai di parkiran sekolah. Terlihat sebuah mobil sport mewah, bermerk Porsche Cyaman berwarna putih tengah berdiri gagah disana.
Revina lalu mengeluarkan sebuah kunci mobil dari sakunya, memencet tombol yang ada pada remote kunci itu. Hingga terdengar, suara alarm kecil dari mobil tersebut.
Kyra pun masuk kedalam mobil, disusul oleh Revina yang masuk dari pintu sebelah kanan. Setelah usai memasang sabuk pengaman masing-masing, Revina mulai menyalakan mesin mobil tersebut, dan langsung tancap gas, menjauh dari lingkungan sekolahnya.
"Eh Ky, ngomong-ngomong lu asli orang Bandung?" tanya Revina membuka percakapan diantara mereka.
"Enggak kok, cuman mama yang asli Bandung, klo papa sama anak-anaknya asli orang Jakarta"
"Oh yah?" tanya Revina menatap Kyra tidak percaya.
"Iya!" jawab Kyra yang lalu berbalik menatap Revina.
"Ngomong-ngomong apa alesan lu pindah ke Bandung?" tanyanya, dengan mata yang masih terfokus menatap jalan.
"Ikut nyokap!"
"Owh gitu, btw bokap lu kemana?"
"Pa-papa udah gak ada lagi, dia udah meninggal 1 tahun yang lalu" ucap Kyra dengan tersenyum tipis kearah Revina.
"Owh ... soryy Ky, gue gak bermaksud buat lu sedih"
"Iya, gapapa kok. Hmm ... jadi semenjak bokap udah gak ada, nyokap mutusin balik ke Bandung, karena dia mau ngelanjutin bisnis keluarganya disini"
Revina pun mencoba menegarkan Kyra, ia menghelus halus, punggung Kyra dengan telapak tangannya.
"Aku yakin lo pasti kuat kok!" ucapnya dengan seulas senyuman yang mengembang di wajahnya.
"Makasih Rev, Eh ... iya, ngomong-ngomong kamu sendiri pindahan dari mana?" tanya Kyra yang baru ingat, kalau Revina pun termasuk murid baru disekolah.
"Gue? Gue gak pindah, hum ... Lebih tepatnya sih balik !"
"Balik?" ucap Kyra dengan nada bertanya, ia tidak paham apa yang dimaksudkan oleh Revina.
"Hmm ... jadi gini, gue udah 1 tahun tinggal di Amerika, ikut ortu yang kerja disana, setelah kontrak kerjanya habis, gue balik lagi deh ke Bandung!"
"Owhh ... jadi gitu!" Angguk Kyra
"Iya!" balasnya singkat.
Karena terlalu asik mengobrol, mereka berdua tak sadar, telah sampai pada tempat tujuan mereka.
Setelah menemukan tempat parkir yang cocok, Kyra dan Revina pun langsung turun dari dalam mobil. Berjalan beriringan, menuju ke dalam toko sparepart motor tersebut.
Seperti yang terlihat dari luar bangunan toko ini, ternyata isi didalam sangatlah luas, hanya sekedar untuk berisikan alat-alat sparepat dan mesin-mesin kendaraan.
Saking luasnya, Revina pun terlihat sangat kebingungan, ia mulai mencari kesana-kesini barang yang akan dia beli. Menyadari hal itu, Kyra pun langsung membuka suaranya, bertanya langsung kepada Revina.
"Rev, emangnya kamu mau beli apa?"
"Gue mau nyari shockbreaker sama kampas rem, soalnya udah lama banget keduanya itu belum gue ganti"
"Owh gitu, aku bantuin cari yah!"
"Hum ... boleh, gue cari disini lu cari kesana yah Ky, biar cepet ketemu, entar klo udah ketemu salah satunya, langsung balik kesini lagi yah Ky!" Titah Revina.
"Oke !" balas Kyra dengan mendekatkan ibu jari dan telunjuknya, sehingga membentuk huruf O.
Tanpa aba-aba, Kyra langsung berjalan menjauh dari Revina. Setelah beberapa menit mencari, tak lama Kyra pun menemukan barang yang akan dibeli oleh Revina.
Tapi, saat tangannya hendak mengambil barang tersebut. Tiba-tiba saja, seseorang disampingnya juga ikut mengambilnya. Otomatis membuat telapak tangannya menyelimuti telapak tangan milik Kyra.
Sontak, hal itu membuat Kyra menoleh kearah sosok sang pemilik telapak tangan tersebut. Dan lagi-lagi, tak lain orang itu adalah Alfino.
Kyra pun langsung menarik tangannya menjauh, sembari menundukkan kepalanya gugup. Fino melihat dengan jelas ekspersi wajah Kyra yang gugup saat itu, membuat ia langsung memberikan barang itu kepada Kyra.
"Nih!" ucapnya kenyondorkan barang tersebut kepada Kyra. Membuat Kyra mendongakkan kepalanya, menatap lekat netra coklat cowok itu.
"Makasih!" ucap kyra yang langsung mengambil barang itu dari genggaman tangan Alfino.
"Lu butuh itu buat apa?" tanya Alfino penasaran.
"Bu-buat ... i-itu!" jawabnya, kebingungan.
"Ky ... gue udah ketemu shockbreakernya!" ucap Revina yang tiba-tiba datang, sembari membawa shockbreaker ditangannya. "Eh Fino? Lu ngapain disini? tumben sendiri? yang lain mana?" tanyanya, yang menyadari keberadaan Alfino disebelah Kyra.
"Tau tuh. Pada asik ngincerin janda sebelah, gue malah di pesenin suruh beli ini !" Ucapnya, membuat Revina terkekeh geli. "Lo sendiri lagi nyari apa?"
"Itu, gue lagi nyari shockbreaker sama kampas rem buat motor gue, yang lama udah rusak soalnya!" cicitnya, dibalas anggukan kecil oleh Fino.
"Eh Ky ... udah ketemu belum kampas remnya?" tanyanya kini kepada Kyra.
"Udah nih!" menyondorkan kampas rem itu kepada Revina.
KAMU SEDANG MEMBACA
WISH STONE
Fiksi RemajaTidak semua hal yang terjadi sesuai dengan kehendakmu, begitu pula dengan takdir. Bagaimana rasanya, ketika orang yang sangat kamu sayangi justru menyakitimu bahkan memperlakukanmu dengan begitu hina. Membencimu, menyiksamu, bahkan tak segan ingin m...