"Ada saatnya kejahatan itu akan kalah, dan kebaikanlah yang akan menang."
............Kini tibalah dia di sekolahnya, sekolah yang sudah dua hari ini tidak pernah ia datangi. Sekolah barunya ini tidak begitu besar, berbeda dengan sekolahnya dulu, yang berada di Jakarta yang bisa menampung 1.500 siswa.
"Mang, Kyra masuk dulu yah" Pamitnya kepada Mang Jaka.
"Non Kyra" Panggil Mang Jaka dari dalam mobil
Mendengar namanya dipanggil, Kyra mebalikan badannya dan melangkah kembali mendekati mobilnya."Ada apa Mang?"
"Nanti non pulangnya gimana? Sama siapa?" Tanya Mang Jaka bertubi-tubi.
"Yah Mang Jaka, kayak gak tau saya aja, saya bisa pulang sendiri tau" Cengirnya.
"Nanti kalo nyonya tanya gimana non?"
"Bilang aja aku ada jam tambahan di sekolah nanti mama pasti maklumin kok."
"Ya udah atuh non, non Kyra belajar yang rajin yah!"
"Siap atuh mang! hehe!"
Kyra pun melangkahkan kakinya memasuki sekolahnya, dia sangat senang bisa bersekolah lagi seperti biasa. Ia pun berjalan menyusuri koridor sekolahnya dengan tenang tidak terburu-buru seperti biasanya.
Dan tak lama, tibalah kini ia didepan kelasnya, ia pun mulai membuka pintu ruang kelasnya yang tidak tertutup dengan sempurna.
Diam dan sunyi, begitulah kondisi kelas ini saat Kyra membuka pintunya, entah kenapa kelas yang tadi begitu ramai, kini telah sunyi seyap bak ditelan bumi. Semua orang menatap Kyra dengan tatapan yang tidak bisa dimengerti olehnya.Bodo amat itu lah yang difikirannya sekarang, Kyra mulai melangkahkan kakinya, menuju ketempat duduk, dan ia melihat dengan jelas teman sebangkunya, si cowok cuek itu, telah datang lebih dulu darinya.
Tapi tiba-tiba saja, kaki Kyra menyenggol sebuah tali, yang otomatis membuat dirinya terjatuh, bertepatan dengan itu pula, sebuah ember jatuh dengan bebasnya dari atas kepalanya, yang membuat perwarna cair didalamnya ikut tumpah, membasahi seluruh tubuhnya hingga basah kuyup.
"HAHAHAHA !"
Gemaan tawa puas terlontar pertama kali dari mulut ketiga siswi perempuan, yang melabraknya disaat jam pulang sekolah. Iya ketiga siswi strees yang selalu menyalahkan Kyra atas kesalahan yang sama sekali tidak dia mengerti.
"Mampus kan lo" Ucap seorang siswi yang menggunakan bando dan jam tangan berwarna pink, Divania Laurent Triantica. Itu namanya, ketua cheerleaders di sekolahya, dan juga merupakan anak pengusaha terkenal.
"Utuk-utuk kacian belum mandi yah mbaknya" Ledek Liona Arrablle, yang menggunakan gelang kain berwarna-warni ditangannya.
"Eh kasian banget deh, emang enak kita kerjain" Timpal Jesicca Alexandra, yang menggunakan jepit rambut berwarna biru.
"Diva kasian banget tuh anak, tolongin gak yah?" Ledek Liona.
"Biarin aja Na, biar mampus dia" Timpal Jesicca yang menggunakan jepit rambut berwarna biru.
"Yaudah Ayo cabut" Ucap Diva ketua mereka mengomando.
Mereka bertiga pun pergi keluar kelas begitu saja, tanpa ada rasa bersalah sedikit pun. Begitu pula semua murid dikelas ini, mereka hanya memadangi Kyra dengan tatapan iba, tanpa mau bertindak untuk menolongnya.
Hai Reader's !
Apa kabarnya nih?sehat?
Segini dulu yah part nya semoga kalian suka
Jangan lupa tinggalkan jejak dengan cara vote dan komen, biar mimin tambah semangat ngelanjutin part selanjutnya
Votenya gratis kok jadi,jangan pelit-pelit yah
Klo ada yang typo komen yah biar nanti aku perbaiki
See you...gais
Selamat baca part selanjutnyanya 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
WISH STONE
Teen FictionTidak semua hal yang terjadi sesuai dengan kehendakmu, begitu pula dengan takdir. Bagaimana rasanya, ketika orang yang sangat kamu sayangi justru menyakitimu bahkan memperlakukanmu dengan begitu hina. Membencimu, menyiksamu, bahkan tak segan ingin m...