PART 12

88 45 7
                                    

"Entah mengapa, aku merasakan ada sesuatu yang aneh dengan dirimu, sehingga membuatku ingin selalu menjagamu."
..............


Dengan langkah yang gontai, Kyra mencoba berjalan perlahan-lahan menyusuri koridor. Melihat tubuhnya yang ringkih itu membuat para anggota PMR tersebut tidak tega untuk membiarkannya berjalan sendiri, awalnya mereka sempat ingin menawarkan diri untuk mengantar Kyra hingga kedepan gerbang, namun Kyra malah menolaknya, ia lebih memilih untuk mandiri.

Tinggal beberapa langkah lagi, untuk Kyra sampai ke gerbang sekolahnya. Baru saja ia hendak berjalan melewati tangga. Seseorang yang baru saja turun dari tangga itu pun malah menabrak dirinya. Membuat tubuh Kyra yang loyo langsung ambruk begitu saja, kedua lutut dan sikunua membentur lantai dengan cukup keras, pusing di kepalanya pun mulai terasa sangat menyakitkan.

Begitu pun dengan orang yang menabraknya tadi, ia ikut terjatuh tepat di samping Kyra, tak luput handphone yang sejak tadi ia mainkan itu pun ikut terlempar, hingga hancur tak berbentuk.

"Aww!" ringis Kyra, menahan rasa sakit.

"Sorry-sorry gue gak sengaja!" ujar orang itu yang baru saja bangkit. "Elo? lo ngapain disini? mau belajar bolos?" tuduh cowok itu, yang tak lain adalah cowok yang bertemu dengannya kemarin didepan gerbang, saat Kyra terlambat masuk untuk pertama kalinya.

Kyra mencoba untuk bangkit kembali, namun apa daya, karena dengan kondisi tubuhnya itu sangat tidak memungkinkan untuk ia berdiri. Mengetahui gelagat cewek dihadapannya ini, cowok itu pun langsung membantunya untuk berdiri kembali

"Gausah, aku bisa sendiri!" tolak Kyra.

"Dasar cewek keras kepala" cibir cowok tersebut.

Kyra memutar bola matanya malas, saat ini ia sedang sangat tidak bersemangat untuk berdebat dengan cowok disebelahnya itu. Kyra yang keras kepala itu pun lagi-lagi memaksakan dirinya untuk berjalan. Namun baru tiga langkah ia berjalan, tubuhnya pun mulai menunjukkan tanda-tanda bahwa ia akan ambruk lagi kelantai.

Kyra pasrah, ia tidak tahu bagaimana cara menopang tubuhnya yang lemas itu. Namun belum sempat hal na'as itu terjadi, dengan sigap cowok itu pun menangkap tubuh Kyra, dan membawanya untuk duduk di bangku yang ada di koridor itu.

"Lo sakit?" tanya cowok itu dibalas dengan anggukan kecil oleh Kyra. "Kalo lo sakit, seharusnya lo gak usah memaksakan diri buat jalan dulu! Bentar, lo tunggu di sini!" lanjut cowok tersebut, sembari meninggalkan Kyra yang sedang memijit pelan kepalanya.

Selang beberapa menit cowok itu pun datang menghampiri Kyra dengan membawa sebuah kursi roda yang entah ia dapat darimana.
"I-ini kursi roda dapet darimana?" tanya Kyra.

"Dari gudang, lumayan sih masih bagus, tadi cuman agak berdebu sedikit, tapi udah gue bersihin!"ujar cowok itu. "Sini gue bantu lo naik kekursi roda!" lanjutnya

Karena penyakitnya itu, kali ini Kyra sama sekali tidak menolak, ia juga mengizinkan cowok itu untuk membantunya naik ke atas kursi roda. Dengan cekatan, cowok itu langsung memegang bahu serta menahan tangan Kyra, agar gadis itu tidak teejatuh.

"Makasih!" ucap Kyra saat bokongnya telah mendarat diatas kursi roda tersebut.

"Lo pulang sama siapa? Udah ngabarin orang rumah?" tanya cowok itu yang langsung dibalas anggukan kecil oleh Kyra pertanda mengiyakan.

"Aku udah telepon sopir tadi, paling bentar lagi nyampe!" tukas Kyra.

"Gue anter sampe depan!" pinta cowok tersebut.

Dengan perlahan cowok itu pun langsung mendorong kursi roda tersebut membawanya menajuh, dengan tubuh mungil Kyra diatasnya.
"Kalo tangan gue gak sakit, lo pasti udah gue gendong, gak perlu pake kursi roda gini!"goda cowok itu.

"Egh ... jangan! Em ... ma—maksud aku gini aja gapapa lebih mudah, gak berat, ha-ha iyakan!" ucap Kyra tertawa renyah.

Cowok itu mencoba menahan tawa, ia merasa puas karena telah menggoda gadis dihadapannya ini, sehingga membuat gadis itu jadi salah tingkah dan pipinya mulai berubah warna menajadi merah padam.

WISH STONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang