PART 26

52 26 1
                                    

"Yang kusuka darimu adalah sikapmu, yang tidak akan berubah. Walau kini, semuanya telah berubah"
...................

"Ky gue kesana dulu yah!" Pamitnya kepada Kyra.

"Oh...iya!"Angguk Kyra.

Revina pun meninggalkan Kyra yang tengah asik mengobrol dan bercanda bersama teman-temannya. Didepan api unggun, sembari menikmati jangung bakar dan BBQ mereka.

Ia pun berjalan mendekati seorang laki-laki yang tengah asik duduk sendiri dibawah pohon yang rindang.

"Hai, Fin !" Sapanya, membuat orang yang dipanggil itu pun menoleh. "Gue boleh duduk bareng lo?"

"Hmm, I-iya silahkan!" Ucap Fino mengizinkan

Revina pun duduk disamping Fino, sambil ikut menatap bintang dan bulan bersamanya.

"Gue mau terimakasih sama lo, lo udah ingizinin gue gabung lagi, dan lo pun enggak nyabut pangkat gue, walaupun udah setahu  gue pergi gak ada kabr dari lo" Ucap Revina dengan mata yang masih terfokus menatap ke depan, begitu pula Revino, ia hanya bergumam mengiyakannya.

"Lo ternyata gak berubah yah, masih aja suka ngeliatin bulan gini !" ucap Revina membuat cowok sebelahnya itu menoleh padanya. "Gue kira, setelah 1 tahun kita gak ketemu lo bakalan berubah, tapi nyatany" Ucap Revina tersenyum tipis kearahnya. "Enggak" Lanjutnya.

Maniak mata mereka pun saling betubrurkan, membuat gadis yang didepannya itu, menatap dengan lekat, wajah sang pemilik netra coklat di hadapannya ini.

"Yang udah lalu, gak perlu di bahas lagi. Lo juga gak perlu khawatir, gue tetep Fino yang sama, dan lo juga adalah Nana yang sama!" Ucap Fino tersenyum kecil kearahnya.

"Thanks ya Fin!" Ucap Revina, bahagia.

"WOYY NAA !" Pekik Guntur, merusak suasana.

"Apa? " Ucap Revina memutar bola matanya malas.

"LO BAWA ANAK ORANG KE SINI, EMANG UDAH IZIN EMAKNYA? NIH, KYRA DARI TADI DITELEPON MULU TAU SAMA NYOKAPNYA, SANA GIH ! ANTERIN PULANG" Pekik Guntur, membuat semua orang ikut memanas-manasi dirinya, sedang Kyra menahan mereka semua agar tidak menyalahkan Revina atas kejadian itu.

"Aduh mati! Gue lupa !" Ucap Revina dalam hati, sembari menepuk jidatnya. Melihat ekspresi wajah Revina membuat Fino pun paham apa yang sedang terjadi.

"Lo langsung bawa dia dari sekolah?" Tanya Fino, melihat seragam sekolah, yang masih menempel lekat ditubuh Kyra.

"I-iya, hehe!" Ucap Revina menggaruk belakang telinganya yang tidak gatal.

"Lo ngapain bawa dia kesini?" Tanya Fino heran.

"Tadi.....gak sengaja gue ketemu dia didepan gerbang, dengan kondisi yang hampir aja diculik, tapi utung aja ada gue, yang kebetulan lewat sana, mangkanya biar aman, gue bawa dia dulu kesini" Cicitnya.

"Di culik?" Tanya Fino kaget.

"I-iya" Angguk Revina meyakinkan.

"Terus lo gapapa kan? Penculiknya udah ketangkep?" Ucapnya dengan ekspersi wajah yang sedikiy cemas.

"Gue gapapa kok. Klo soal penculiknya, mereka belum ketangkep, Fin. Kondisi gue saat itu udah gak sanggup lagi, buat ngelawan 2 orang pria, bersenjata tajam sekaligus.

"Yaudah, yang penting lo sama Kyra aman, biar masalah itu gue yang urus!"

"Thanks ya Fin!" Ucap Revina, menepuk bahu Fino pelan.

Revina pun bergegas untuk mengantarkan Kyra pulang. Namun, saat ia mulai bangkit dari posisinya, sebuah telapak tangan, menarik lembut pergelangan tangannya. Sontak, membuat jantung gadis itu, kini berdetak dengan sangat kencang.

"Biar gue yang anter dia pulang, gue takut lo kenapa-kenapa lagi" Ucapnya penuh penekanan.

"I-iya udah, ma-makasih !" Ucap Revina gugup, melihat sikap Alfino yang berbeda.

WISH STONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang