PART 3

195 91 33
                                    

"Jangan pernah menilai seseorang dari luarnya saja, karena belum tentu apa yang terlihat dari luar mencerminkan isi hati yang ada di dalam."
...................


Karena ia tidak tahu arah, terpaksa Kyra mengikuti cowok tadi diam-diam, lama-kelamaan Kyra pun merasa ada yang janggal, sejak tadi ia hanya terus jalan berputar-putar melewati kelas-kelas dan koridor sekolah tanpa henti.

Kyra mulai merasa lelah, mengikuti arah kemana cowok itu akan pergi. Saat tiba di perempatan lorong yang agak gelap, karena tempat tersebut memang berada ditengah-tengah, diapit oleh ruangan-ruangan kosong yang sepertinya jarang digunakan layaknya sebuah gudang.

Kyra yang hanya sendirian ditempat itu pun mulai merasa merinding, cowok tersebut hilang tanpa jejak, Kyra begitu bingung harus lewat mana. Lalu, tiba-tiba saja sebuah telapak tangan menepuk pelan pundaknya, membuat ia terpelonjat kaget, jantungnya mulai berdegup kencang, keringat dingin pun mulai bercucuran membasahin kening dan pelipisnya, lututnya mulai melemas dan kakinya pun mulai bergetar.

Ia pun berusaha menggigit kuat bibir bagian bawahnya, mencoba untuk melawan rasa takutnya, perlahan-lahan ia pun memutar posisi badannya. Dan alangkah leganya ia, ternyata yang dilihatnya bukan lah setan atau penampakan seram lainnya, hanya sesosok laki-laki bernetra coklat, yang memiliki perawakan wajah yang sangat tampan, dengan rambut acak-acakan, kerah baju dinaikkan dan lengan baju di liapat keatas seolah memamerkan otot-ototnya.

Ia pun menghembuskan napas lega sembari mengelus-ngelus dadanya, yang terasa hampir mau copot.
"Huh ... syukurlah jantung Kyra, enggak copot!"

"Lo ngapain masih ngikutin gue? lo suka ya sama gue, ngefas gitu !" ujar cowok tersebut, dengan rasa percaya dirinya yang tinggi.

"Dih ... PD banget, siapa juga yang suka sama kamu!" bantah Kyra.

"Ckk, ngaku aja lo! banyak kok cewek yang suka sama gue, terus ngejar-ngejar gue, kaya lo gini nih!" tunjuknya.

"Sumpah PDnya tingkat dewa cowok ini!" batin Kyra sembari memutar bola matanya malas.

Boleh diakui cowok yang tengah berada didepan kyra saat ini memang sangat tampan, tapi toh Kyra sama sekali tidak tertarik padanya, apa lagi penampilannya yang berantakan malah membuatnya jijik menatap cowok tersebut.

"Dih ... aku enggak lagi ngejar-ngejar kamu kok" tegasnya pada cowok itu.

"Terus kenapa lu masih ngikutin gue? kenapa lu gak balik, ke kelas?" tanya cowok itu kepada Kyra, membuat Kyra yang saat ini tertunduk malu.

"Aku gak tau kelasnya ada dimana, aku kira kamu mau kekelas jadi nanti pastikan lewat kantor guru gitu, jadi aku ngikutin kamu" jelas Kyra.

Spontan cowok itu pun langsung tertawa terbahak-bahak mendegar pengakuan gadis polos dihadapannya sekarang ini, ia sama sekali tidak menyangka, cewek ini mengikutinya hanya untuk sebuah alasan kecil. Kyra yang merasa di tertawakan hanya bisa tertunduk malu, sembari memain-mainkan jarinya gugup.

"Lo murid baru?" tanya cowok itu yang masih terkekeh pelan.

"Hmm .... I-iya!" angguk Kyra.

"Lo mau kemana?" tanya cowok itu lagi dengan raut wajah serius.

"Ru-ruang kepsek"

"Dari sini lurus terus, lalu belok kiri, ada mading sekolah, belok kanan entar disitu ada ruang kepsek" jelas cowok itu.

Kyra terus mengamati arahan cowok dihadapannya ini dengan sesakma, tapi ia sama sekali tidak mengerti, yah mau gimana pun ia harus tetap memperhatikannya, karena kalau tidak, ia pasti akan kesasar. Lagi pula toh cowok tersebut pasti enggan mengantarkan Kyra, merasa dirinya diperhatikan dengan begitu seksama oleh Kyra, malah membuatnya merasa
gugup.

"Lo ngeliatin guenya serius amat" menggaruk belakang telinganya yang tidak gatal.

"Biar enggak kesasar nanti!" tukas Kyra.

"Tapi lo paham?"

"Enggak" jawab Kyra polos.

"Hadeh ... susah ya ngomong sama lo" ujar sang cowok sembari menghembuskam nafas kasar. "Yaudah gue anter!" tawar cowok tersebut.

Mata kayra langsung berbinar-binar senang, mendengar cowok itu mau mengantarkannya. Ia sama sekali tidak menyangka, bahwa cowok itu mau membantunya untuk kedua kalinya.

"Beneran mau nganterin?" tanya Kyra memastikan.

"Hmm ... iya, buruan ikut gue!" deham cowok tersebut.

Ia pun melangkah mendahuluin Kyra. Langkah kakinya itu begitu cepat, hingga membuat jarak beberapa meter dengan Kyra. Sedang cowok itu hanya bisa tersenyum tipis melihat tingkah lucu Kyra yang mencoba mensejajarkan langkah dengannya.

"Lucu." gumam sang cowok pelan.

Setelah melewati kelas-kelas dan koridor sekolah, kini tibalah mereka di depan sebuah pintu kaca yang bertuliskan ruang kepala sekolah.

"Ini yang lo cari" menunjuk kearah pintu kaca tersebut.

"Hum ... makasih banyak udah mau nolongin" katanya gugup, lalu dibalas anggukan kecil oleh sang cowok. Kyra pun masuk kedalam ruangan tersebut, meninggalkan cowok tadi yang masih memandanginya dari balik pintu.

"Cantik, eh apaan sih "batin cowok itu mengacak pelan rambutnya, sambil berlalu pergi meninggalkan pintu ruangan kepsek (kepala sekolah) tersebut.

Hai Reader's ketemu lagi dengan gue mimin gue butuh votenya hehehehe😂
Mana dong votenye, vote yang banyak ye biar mimin tambah semangat ngelanjutin ceritanya ampe abis.
Jangan lupa juga komen, kalo ada bahasa yang susah dipahami, tulisan kata-kata mimin yang terbelit-belit dan apalagi tidak sesuai dengan aturanke penulisan hehe, jangan sungkan, gpp kok, biar nanti mimin perbaiki 😇
Udah dulu yah celometan aye
Selamat membaca part selanjutnya, woke gais 😉

WISH STONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang