"Terkadang kita terlalu sibuk mencari keburukan orang lain, tanpa sadar, bahwa keburukan itu ada pada diri kita sendiri."
............Hembusan angin malam, serta kerlap-kerlip lampu yang menghiasi setiap sudut jalanan Kota Bandung, membuatnya terlihat begitu indah. Jajaran pohon-pohon besar dan rindang menambah ke asrian kota ini
Keramaian menyelimuti hampir disetiap sudut Kota, banyak diantaranya para muda-mudi dan beberapa keluarga yang asik menikmati malam minggu di alun-alun kota tersebut.
Tidak ada satu patah, kata pun yang terucap dia antara keduanya. Kyra terpaksa setuju untuk diantarkan pulang oleh Fino. Karena Revina lah yang memintanya, dengan beralaskan kakinya yang sakit.
"Mau gue anter kemana?" tanya Fino, saat menyadari motornya kini telah berada jauh dari markas utama The Angels.
"Pulang!" jawab Kyra singkat.
"Iya gue tau lo mau pulang, tapi gue gak tau rumah lo, dasar aneh !"
"Eh ... barusan kamu bilang aku aneh?!" ucap Kyra meyakinkan indra pendengarannya ini, bahwa tidak sedang bermasalah.
"E-enggak kok, mungkin lo salah denger kali!" ucap Fino mengelak.
"Owh ... mungkin!"
Dibalik helm full face nya, laki-laki itu hanya bisa tersenyum geli melihat tingkah cewek polos yang sedang bersamanya ini, dia memang sangat menggemaskan baginya.
Tak lama, setelah Kyra menunjukkan arah, akhirnya ia pun sampai di depan sebuah gerbang bercat putih, yang tak lain adalah gerbang depan rumahnya.
"Makasih yah!" ucap Kyra setelah turun dari motor besar lelaki tampan tersebut.
"Iya, sama-sama!"
"Aku titip salam buat Revina, bilangin terimakasih ke dia!"
"Iya, ntar gue sampein!" ujar Fino.
"Kamu mau mampir dulu gak?" ujar Kyra berbasa-basi.
"Lain kali aja, makasih, soalnya aku juga harus balik kemarkas!" balas Fino singkat.
"O—oke, kalo gitu aku ... masuk dulu ya, um kamu pulang hati-hati ya, bye!" ucap Kyra kikuk, sesaat kemudian Kyra langsung memutar badannya, mebelakangi Fino.
Perlahan ia membuka gerbang rumahnya yang tidak terkunci itu dan mulai memasukinya, sedang Fino masih dia dibelakanh memastikan gadis itu masuk kedalam rumah dengan aman. Setelah dipastikannya Kyra aman dirumah, ia pun mulai menyalakan motornya, menjauhi rumah bernuansa minimalis tersebut.
Tak disangka, sedari tadi ada seseorang tengah mengamati gerak-gerik Kyra. Dari balik tirainya, ia menatap Kyra dengan tatapan penuh dendam, sembari mengucapkan satu patah kata yang terdengar begitu mengamcam.
"LIAT AJA NANTI, KYRA!"tutur orang itu.
Kyra membuka kenop pintu perlahan, tak lupa ia juga mengucapkan salam untuk penghuni yang ada di dalamnya.
"Assalammu'alaikum!"
"Waalaikumsalam!" sahut seseorang dari dalam rumah, yang lain adalah suara mamanya. Telihat jelas dari raut wajah wanita itu, bahwa ia begitu khawatir dengan kondisi Kyra. "Kyra, darimana saja sih kamu!" lanjut mamanya yang langsung mengahapri putri sulungnya itu.
"T-tadi Kyra kerja kelompok bareng dirumah temen Ma!" ucapnya berbohong, karena tidak ingin membuat mamanya lebih khawatir lagi.
"Iya sudah, lain kali kabarin Mama dulu yah kalo kamu mau kerja kelompok dirumah temen, jangan bikin Mama khawatir gini deh!"
"I-iya Ma, maafin Kyra yah! yang sudah bikin Mama hero Kyra ini khawatir!" ucapnya sedikit bercanda.
"Dasar kamu! Yah sudah, sana gih mandi, anaknya Mama hero bau" kata mamanya berlagak kebauan dengan mengipas-ngipas hidunya menggunakan tepak tangan.
"Siap hero bos!" seru Kyra, memberikan hormat, sembari pergi menuju ke kamarnya.
"Kamu udah makan belum sayang? Mama ambilin yah?" pekik mamanya.
"Kyra udah makan ma, tenang aja kok!" jawab Kyra setengah berteriak, saat ia sudah berada di lantai dua rumahnya itu.
Hai Reader's !
Bertemu lagi dengan mimin author
Gimana kalian suka dengan ceritanya?
Kalo kalian suka, jangan lupa spam vote karena tiap vote dali kalian berharga buatku ✨
Dan jangan lupa komen next yah 😉
Klo ada yang typo komen yah atau dm biar nanti mimin perbaiki
See you...gais 👋
Selamat baca part selanjutnyanya 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
WISH STONE
Teen FictionTidak semua hal yang terjadi sesuai dengan kehendakmu, begitu pula dengan takdir. Bagaimana rasanya, ketika orang yang sangat kamu sayangi justru menyakitimu bahkan memperlakukanmu dengan begitu hina. Membencimu, menyiksamu, bahkan tak segan ingin m...