"Waktu tidak pernah menunggu, dia akan selalu terus berputar bersamaan dengan kehidupan."
.........Setiba di sekolah barunya, gerbang bercat hitam itu telah tertutup rapat, tidak ada sosok satpam yang terlihat di pos penjaga, serta para murid lain yang masih berkeliaran diarea sekolah, terkecuali dirinya.
Kyra begitu gelisah, hari ini adalah pertamanya masuk ke sekolah ini dan apakah ia harus terlambat masuk, karena ulah adiknya?
"Duh .... mampus aku, gerbangnya ditutupkan, haduh, gimana ini? mana hari ini adalah hari pertamaku!" gumamnya panik "apa aku manjat pager aja yah? tapi yah mana mungkin, pagernya tinggi banget gila!" lanjutnya semakin panik."Ngapain Lu?" tanya seorang cowok berseragam putih abu-abu dengan santainya. Sejenak Kyra pun menghentikan langkah kakinya yang sedari tadi mondar-mandir tidak jelas. Ia mencoba menangkap sepintas raut wajah orang yang bertanya padanya tadi. Tak lama, lalu mencoba untuk tidak memperdulikannya.
Kyra masih asik celingak-celinguk kebingungan, mencari sosok sang penjaga sekolah. Tetapi hasilnya nihil, dia tetap tidak menemukan sosok satpam sekolahnya.
"Ckk ... sariawan lu ya? Dari tadi gue nanya gak dijawab!" decak cowok tersebut kesal. "Lu telat? kenapa gak bolos sekalian?" celetuk cowok itu. Mendengar perkataan cowok disebelahnya itu, Kyra langsung mengedarkan tatapan elang miliknya, sehingga membuat cowok disampingnya itu bergidik ngeri.
"Dih ... serem amat lo jadi cewek, kalo lo mau masuk sini ikut gue!" pintanya memaksa.
Kyra tetap bersikap acuh, ia sama sekali tidak menggubris perkataan cowok disampingnya itu, ia masih asik celingak-celinguk mencurigakan, bak pencuri yang hendak mengintai mangsanya."Hhmph!"cowok itu pun menghembuskan napas kasar, rasanya percuma saja ia berbicara dengan cewek disebelahnya ini, mau bagaimana pun toh, Kyra tetap bersikap acuh padanya.
Tanpa izin dari Kyra, cowok itu pun langsung menarik pergelagan tangan Kyra dengan paksa, menyeret tubuh mungil Kyra mengikuti arahnya berjalan. Kyra tidak bisa melawan, cengkraman cowok tersebut begitu kuat.
"Eh ... mau ngapain? lepasin gak?!" pintanya dengan paksa.
"Hmm?" deham cowok itu enteng.
"Lepasin gak atau aku teriak!"ancam Kyra.
"Teriak aja, paling nanti ketauan sama satpam sekolah, disangka mau bolos. Hukuman ringannya mah paling cuman disuruh bersiin WC!" ujar cowok itu santai.
"Kayak berpengalaman aja nih orang!" batin Kyra. Ia hanya diam membungkam usai mendengar ucapan cowok itu, terpaksa ia pun menurut.
Langkah kaki mereka kini terhenti, pada sebuah gerbang kecil yang terlihat tua dan berkarat itu. Gerbang yang berada di area belakang sekolah.
Cowok itu pun melepaskan cengkraman tangannya pada Kyra, dan mengeluarkan sebuah kunci kecil dari dalam saku celanya, sebuah kunci yang dipakai untuk membuka gembok pada gerbang tersebut.
"Lo mau masuk gak? atau mau diem di situ terus sampe satpam sekolah nemuin lo?" celetuk cowok itu usai ia membuka gerbang.
"Biasa kalo bolos sering lewat sini?" tanya Kyra tanpa basa-basi.
"Iya, kenapa?" jawab cowok itu masih dalam ekspresi datar.
"Cerdik juga, bolos jalur elit" guman Kyra pelan, namun masih bisa terdengar oleh cowok tersebut.
"Manjat butuh tenaga. Lagi pula nih sekolah kan punya cctv di setiap sudut, cuman karena keberuntungan gue, cctv disini selalu rusak kalo di pasang jadi ya gak pernah di pasang lagi" ujar cowok itu membuat Kyra yang sadar pun tersenyum kikuk.
"Yakin bisa rusak sendiri?" tanyanya lagi heran.
"Enggak!" ujar cowok itu yang tanpa aba-aba langsung menyelonong masuk terlebih dahulu. "Buruan masuk, mau gue tutup!" ujarnya berada tepat di balik besi tua tersebut.
"Bukannya minta maaf, abis bikin tangan orang sampe merah gini, malah santai aja nih anak, kayak gak ada rasa bersalah dikit!" rengek Kyra sambil berjalan masuk.
"Hmm ... yaudah gue minta maaf" Ketus cowok tersebut, sehabis mengunci gerbang itu kembali.
Sebelum pergi cowok itu sempat menyuruh Kyra agar membungkam mulutnya.
"Oh iya gue lupa, Lo jangan bilang ke siapa-siapa kalo gue yang pegang kunci gerbang ini!"
"Memang dapet kunci itu darimana, nyuri dari kantor?" tanya Kyra asal.
"Iya, tapi lebih tepatnya dari dalem dompetnya kepala sekolah!" ujar cowok tersebut datar. Membuat Kyra membelalakkan matanya kaget.
"HEH ... DIA SERIUS KAH? BENER-BENER GILAK NIH ORANG!" bantin Kyra histeris.
KAMU SEDANG MEMBACA
WISH STONE
Teen FictionTidak semua hal yang terjadi sesuai dengan kehendakmu, begitu pula dengan takdir. Bagaimana rasanya, ketika orang yang sangat kamu sayangi justru menyakitimu bahkan memperlakukanmu dengan begitu hina. Membencimu, menyiksamu, bahkan tak segan ingin m...