-happy reading 🍑
-sorry for typo(s)
🍑
Ketika para tamu di rumah satu persatu pamit pulang, disitulah perasaan hampa akan muncul. Seperti sekarang ini, ketika satu persatu keluarga para Abangnya pergi pulang dan hanya tersisa ia, si kembar dan Yaya Yuyu di rumah. Adrian menghela napas panjang, seraya mendudukkan dirinya di kursi sofa ruang tamu.
"Pah, kita main ya."
Adrian menoleh saat si kecil Agam menghampirinya dan memeluk lengannya agar diizinkan untuk pergi bermain. Adrian mencubit gemas pipi si kecil.
"Main kemana sih, main sama siapa?" Tanyanya.
"Main ke depan aja, sama temen-temen."
"Nggak ah, di rumah aja. Nanti sore ada Abang kembar dateng, nanti kalian keasikan main sampe sore."
Bibir Agam langsung otomatis mengerucut sedih, menenggelamkan wajahnya pada lengan Papa.
"Please Papa, main sebentar. Asaa yang mau kok," ujarnya, memakai nama si bungsu berharap Papa mengizinkannya pergi bermain keluar bersama teman-teman.
Beberapa menit lalu, Sean mengirim foto mereka sedang bermain di kebun rambutan di perkampungan belakang, Agam tentu saja ingin bergabung, termasuk Aidan juga. Aileen dan Asaa mah tidak terlalu minat, tapi kalo di ajak ya hayuk.
"Mana ada Asaa minta izin main, biasanya aja langsung kabur."
Agam menyembulkan wajahnya, kemudian terkekeh, "Iya juga. Bukan Asaa deh yang mau, tapi Ai, Ai pengen banget main keluar sampe salto mulu itu Pah," ujarnya lagi, membawa nama adiknya yang lain kali ini.
Adrian memijat pelipisnya, si kecil Agam kira Papanya itu anak kecil ya?
"Yaudah sana, inget ya sebelum jam 3 harus pulang. Jangan main terlalu jauh apalagi main aneh-aneh, ngerti?"
"Yap, ngerti bossku. Terimakasih Papa, love you," katanya, mencium pipi Papa sebelum berlari ke halaman belakang untuk memberi tahu kembarannya.
"Boleh kata Papa!!" Katanya semangat.
Tiga kembar yang sedang mengobrol bersama Yaya sembari memerhatikan Yuyu menyirami tanaman langsung menoleh kala Agam berteriak heboh.
"Boleh kemana?" Tanya Agung penasaran.
"Main Yaya, kata Papa kita boleh main," jelasnya.
Agung mengangguk faham, kemudian langsung mengambil sesuatu di saku celananya, mengeluarkan dompetnya membuat si kembar langsung saling pandang menahan senyum.
"Nih buat jajan, mainnya jangan jauh-jauh ya," ujar Agung, sembari memberikan masing-masing lima puluh ribu pada si kembar.
"Thank you, Yaya!!" Girang si kembar, yang mengundang perhatian Yoona.
"Kenapa itu seneng banget kayanya?"
Si kembar kali ini menatap Yuyu, masih dengan senyum senangnya.
"Dikasih uang sama Yaya hehe," ujar Aileen mewakili.
Yoona meletakkan selang yang semula ia gunakan untuk menyiram tanaman, kemudian menghampiri suami juga cucunya di teras belakang. Yoona mengusap gemas kepala si sulung, "Mau main ya?" Tanyanya, yang dijawab anggukan oleh semua cucunya, "yaudah, hati-hati ya. Jangan kelamaan dan kejauhan mainnya, Adeknya baru sembuh," ujarnya memberi peringatan.

KAMU SEDANG MEMBACA
[9] Rafan's Daily || 𝙽𝚌𝚝⁰⁰
Humor- apakah semakin bertambah umur, akhlak Rafan akan semakin bertambah baik atau malah semakin menipis saja? saksikan kesengsaraan bapak Rafansyah Ali Adrian Nakhala hanya di channel kesayangan anda °°°° [ 8 Juni 2021 ]